Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fathimatuzzahroh Fatma

Rupa-Rupa Metode Pembelajaran Blended Learning

Eduaksi | 2021-11-12 13:53:24

Oleh: Fathimatuzzahroh

Guru SMP SULUH Jakarta,

Mahasiswi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka Jakarta

Rupa-Rupa Metode Pembelajaran Blended Learning

Dewasa ini istilah Blended Learning bukanlah istilah yang asing lagi untuk dunia pendidikan. Sebab Blended Learning mulai populer di satuan pendidikan yang mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Blended Learning bukanlah suatu metode pembelajaran, melainkan Blended Learning ialah strategi pembelajaran, yang mana lingkup strategi pembelajaran lebih luas. Disebut strategi pembelajaran sebab di dalamnya terdapat pendekatan, metode, teknik, dan lainnya, untuk menunjang kecapaian belajar. Arti Blended Learning sendiri dapat dikatakan sebagai strategi pembelajaran yang menggabungkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan tatap muka. Blended Learning ini memberikan kesempatan untuk setiap siswa dapat kembali belajar dari sekolah dengan tetap memperhatikan kesehatan, mengingat Indonesia masih dalam masa pandemi. Tidak hanya itu, Blended Learning juga memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai alat pendukung pembelajaran. Dengan adanya platform pembelajaran, jaringan internet, speaker, mikrofon, dan sebagainya, dapat memudahkan kegiatan belajar mengajar.

Di muka sudah disebut bahwa Blended Learning merupakan strategi pembelajaran yang mengombinasi sistem pembelajaran. Nyatanya, Blended Learning tidak hanya mengombinasi sistem pembelajaran, melainkan juga menggabungkan metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dalam teori pembelajaran Bates (2015), terdapat metode ceramah, diskusi, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis kasus, pembelajaran berbasis proyek, dan magang. Tentunya setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai contoh metode pembelajaran ceramah baik dilakukan untuk memberikan pemahaman lebih terhadap suatu pengetahuan. Dengan metode ini, siswa dapat belajar dengan mendengarkan guru dengan saksama. Namun di sisi lain, metode tersebut tidak mempersilakan siswa untuk bertanya lebih lanjut mengenai pengetahuan yang disampaikan. Maka dari itu, metode ceramah dapat digabungkan dengan metode diskusi untuk memberikan respons terhadap penyampaian materi yang dilakukan oleh guru.

Setiap metode pembelajaran sebaiknya digunakan dengan bijak dan tepat. Pemilihan metode dapat dilihat dari kecapaian materi dan kebutuhan siswa untuk memperoleh materi. Sehingga metode yang ada dapat digabungkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran dalam Blended Learning cenderung menggunakan metode ceramah dan diskusi agar siswa mendapatkan suatu pemahaman dari materi yang ingin dipelajari. Kecenderungan menggunakan metode berbasis masalah dan kasus biasanya dapat diterapkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi. Sebab siswa sudah dapat menemukan suatu persoalan yang dapat dikaitkan dengan pembelajaran yang sedang dipelajari. Sementara itu, metode kasus lebih kepada analisis dan penilaian kasus persoalan yang lebih nyata. Metode kasus ini, lebih tepat digunakan untuk pelajaran sosial dan berbagai pelajaran di jurusan hukum.

Bates (2015) juga menyebut bahwa adanya teori pembelajaran magang. Magang dapat dimaknai dengan pembelajaran berdasarkan pengalaman. Disebut dengan pengalaman sebab magang merupakan metode pembelajaran yang dilakukan secara nyata dan langsung oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan dari apa yang diperbuat siswa selama pembelajaran. Magang cenderung dilaksanakan pada jenjang SMK dan Perguruan Tinggi. Magang menjadikan siswa ahli dan terampil dengan pengetahuannya. Namun, sebelum siswa melakukan magang, siswa dituntut mengetahui bahkan menguasai teori. Maka dari itu, siswa diharuskan belajar terlebih dahulu teori yang akan dipraktikkan. Teori-teori tersebut dapat dipelajari melalui strategi pembelajaran Blended Learning. Di dalam Blended Learning terdapat istilah sinkronus dan asinkronus. Istilah sinkronus dapat dikatakan sebagai pembelajaran secara langsung, baik tatap muka maupun tatap maya. Jadi guru secara langsung menyampaikan materi dengan metode yang telah dipilih dan dapat langsung menerima respons dari siswa di waktu yang bersamaan. Sedangkan istilah asinkronus dapat diartikan sebagai pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran yang bersifat asinkronus dapat berbentuk video pembelajaran, self guide, penugasan ataupun materi yang diberikan melalui google classroom dan lainnya. Dengan begitu, teori-teori yang dapat dikuasai siswa sebelum magang dapat tercapai dengan adanya Blended Learning. Namun yang perlu diketahui bahwa tidak hanya teori sebelum magang saja yang dapat menggunakan sinkronus dan asinkronus, melainkan teori-teori lainnya pada metode-metode yang ada juga dapat menggunakan sinkronus dan asinkronus.

Dengan banyaknya metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Blended Learning menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih variatif, yang kemudian dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal sesuai standar yang telah ditentukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image