Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yusup Suheri

Baik Belum Tentu Benar

Agama | Thursday, 11 Nov 2021, 14:49 WIB

“BAIK BELUM TENTU BENAR”

(pentingnya menyampaikan makna moderasi beragama yang sesungguhnya pada peserta didik)

“Yusup Suheri Guru di SMKN 1 Cianjur”

Cerita ini mungkin dianggap hal yang konyol atau sepele oleh sebagian orang, tapi ini benar terjadi dan apakah ini merupakan aplikasi dari moderasi, ketika peserta didik memberikan contekan pada temannya yang berbeda agama.

Kita paham apa itu moderasi beragama, tapi apakah pemahaman kita tentang moderasi beragama ini telah sampai pada peserta didik sehingga peserta didik dapat memahami makna dari moderasi beragama yang sesungguhnya.

Dalam agama Islam, umat Muslim diajarkan berbuat baik kepada sesama manusia, termasuk mereka yang non-Muslim. Tidak ada larangan bagi umat Muslim berbuat kebaikan kepada non-Muslim, bertetangga, bergaul, bahkan bersahabat selama mereka tidak mengajak kepada hal yang berbau maksiat atau melarang umat Muslim beribadah.

Allah berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8-9 yang artinya yaitu:

Ayat 8 : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Ayat 9 : Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

Sudah jelas dalam ajaran agama Islam untuk berbuat baik adalah perbuatan yang diharuskan dengan tidak memandang agama, suku bangsa, dan ras, dengan memahami berbuat baik seperti apa yang diperbolehkan oleh agama.

Perbuatan mencontek jawaban dengan berbagai cara merupakan perbuatan yang dilarang agama dengan dua pertimbangan berikut:

Pertama, merupakan perbuatan khianat. Dalam kitab Washoya (vol.39) dijelaskan :

يابني لاتخن نفسك ولا تكن أحدا من الناس. إن من خيانتك لنفسك ان يسئلك الأستاذ ليمتحنك فتنظر في الكتاب اختلاسا ثم تجيبه، كأنك عالم بما سئلت عنه. ومن خيانتك لنفسك ان تجلس مجلس الامتحان فإذا عجزت عن الجواب اختلست مسودة أخيك لتكتب منها. أوسئلته همسا ليجيبك.

Hai anakku, “Janganlah kamu berkhiyanat kepada dirimu sendiri dan orang lain.” Termasuk khiyanat kepada diri sendiri di antaranya ketika kamu diuji oleh gurumu, kemudian kamu melihat buku tanpa izin (mencontek) agar kamu terlihat mengetahui tentang jawaban dari pertanyan gurumu. Termasuk khianat juga adalah di saat ujian berlangsung kemudian di saat kamu tidak mampu menjawab maka mencontek jawaban kawanmu dan menulisnya atau kamu bertanya kepada kawanmu guna menjawab pertanyaan tersebut.”

Kedua, merupakan pembohongan. Mencontek dapat juga dikategorikan sebagai pembohongan, sebab pada kenyataanya seorang siswa tidak dapat menjawab pertanyaan kemudian dia mencontek jawaban guna menjawabnya. Sebagaiamana definisi berbohong:

( الرابع ) ( الكذب ) هو من قبائح الذنوب وفواحش العيوب ( وهو ) عند الجمهور ( الإخبار عن الشيء على غير ما هو عليه ) في الواقع

“Keempat, kadzib (berbohong) termasuk dosa yang kotor dan aib yang parah adalah memberikan kabar ( perbuatan ) yang tidak sesuai kenyataan.”

Toleransi itu menghargai perbedaan bukan berarti menyatakan baik itu akan selalu benar, karena dalam ajaran agama manapun, perlakuan mencontek atau memberi contekan dilarang oleh agama, karena dampak kedepannya akan menciptakan seorang pemimpin yang tidak baik.

Guru memiliki peran yang sangat penting untuk menyampaikan pemahaman tentang makna moderasi beragama yang sesungguhnya, jangan sampai makna dari moderasi beragama disalah artikan oleh peserta didik.

Semua ajaran agama melarang berbuat tidak baik, makna moderasi beragama perlu dijelaskan pada peserta didik. Peran guru dikelas sangatlah penting untuk menyampaikan makna moderasi beragama, karena guru merupakan salah satu agen perubahan. Dengan menanamkan makna moderasi beragama pada peserta didik dilingkungan sekolah sebagai masyarakat kecil yang nantinya peserta didik akan terjun langsung di lingkungan masyarakat yang lebih luas diharapkan akan mencetak generasi muda, generasi milenial yang selalu menjaga toleransi dan keutuhan negara Indonesia dengan tujuan supaya Indonesi Tumbuh, Indonesia Tangguh.

Referensi : https://bincangsyariah.com/kalam/hukum-mencontek-dan-memberikan-contekan/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image