Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Hanifah, CHt., C.NNLP

Mengembalikan Predikat Khoiru Ummah

Olahraga | Saturday, 09 Jul 2022, 10:25 WIB

Tentu kita tidaklah heran melihat carut-marutnya masalah yang disuguhkan didepan kita setiap harinya. Dari tahun ke tahun bukannya semakin baik, justru malah sebaliknya. Cobalah menegok kebelakang, dari segi apapun itu. Lebih baik zaman dahulu atau sekarang?

Taruhlah kita ambil contoh “Pelajar” . Apakah tahun 2000 kita temui kita temukan anak SD yang berpacaran, bermesraan dengan panggilan Papa-Mama? Bahkan kondisi pemuda yang kita temui saat ini bukan sekedar yang manggilnya Papa-Mama, lebih dari itu kita akan mendapati para pemuda yang akhlaknya kepada orang tua hilang, rasa hormatnya kepada guru luntur. Mereka identik dengan seks bebas, pikirannya parno padahal usianya belum cukup untuk membicarakan masalah seperti itu.

Maka tidaklah heran ketika banyak wanita yang kehilangan kehormatannya. Laki-laki yang kehilangan rasa tanggung jawabnya. Kehidupan mereka dipenuhi dengan tindakan abnormal. Aborsi, wanita diperkosa bergiliran. Tentu kita tidak lupa kan dengan kasus Eno yang mati dengan keadaan cangkul yang tertancap tepat di kemaluannya?

Pelajar-pelajar yang baru saja dinyatakan lulus, bajunya penuh dengan corat-coret, sepeda motornya di vermak menjadi tak berbentuk lagi. Sebenarnya ilmu apa yang mereka pelajari selama sekolah? Mereka Generasi Kita Sodara!

Itu hanyalah sekelumit kasus saja, kita belum membahas masalah narkoba, kriminal, perceraian, pornografi dan masih banyak lagi yang tak mampu disebutkan satu persatu. Dan yang lebih parahnya lagi semua masalah tadi mayoritas pelakunya adalah umat Islam.

Bukankah dalam Al Qur'an Allah telah memberikan predikat terbaik bagi Umat Islam? Firman Allah pada Q.S Ali Imran : 110

“Kamu (Umat Islam) adalah Umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan dari mereka adalah orang-orang fasik” (Q.S Ali Imran : 110)

Lalu kemanakah predikat itu selama ini? Jangan-jangan Allah salah memberikan predikat khoiru ummah kepada kita? Atau justru yang diberi predikat belum paham kalau predikat kemuliaan itu diberikan kepada dirinya. Nah loh, Al Qur’annya dibaca nggak tuh?

Mustahil bila Allah SWT salah memberikan predikat, fakta menunjukkan bahwa pada masa kejayaan islam, lahir banyak ilmuwan-ilmuwan yang lahir dari abad millennial. Bukan hanya ilmuwan yang sekedar paham pada satu bidang, ia juga menjadi penjaga (penghafal) Al Qur’an. Keren kan? So berarti kita dong yang belum paham?

[Jelaskan kata demi kata Q.S Ali Imran : 110]

Tiga syarat menjadi “Khoiru Ummah” yaitu ;

1. Ta’muruna bil ma’ruf (Menyuruh kepada yang ma’ruf)

2. Tanhauna anil munkar (Mencegah kepada yang mungkar)

3. Tu’minuna billah (Beriman Kepada Allah)

Kebanyakan dari kita cuma cari enaknya saja sih dear. Mereka mengaku beriman kepada Allah, tapi kemudian amar ma’ruf-nahi mungkarnya ditinggalkan, makannya nggak heran dear, kalo kerusakan demi kerusakan terjadi, kepribadiannya sebagai seorang mukmin sama sekali tidak terlihat. Nah, kepribadian seorang mukmin akan terbentuk setelah dia mendapatkan kembali predikat khoiru ummah dear.

Ibarat teori ekonomi akan kita kenal rumus yang memberikan kepuasan bagi si pengusaha. Bila usahanya lancar maka ia akan berseri-seri raut wajahnya.

Keuntungan - Modal : Laba

Sama halnya dengan kehidupan, Allah telah memberikan kita modal berupa raga yang sempurna, penglihatan yang jelas, telinga yang mudah untuk mendengar. Pertanyaannya sudah untuk apa saja semua modal itu dear? Menuai laba kah atau justru malah rugi?

Bila usia kita saat ini 18 tahun, maka sudah berapa banyak laba yang kita peroleh? Apakah delapan belas taun ini hanya terisi dengan penambahan usia yang sia-sia? Allah ingatkan lagi pada Q.S Al Asr, bahwa semua manusia yang Allah berikan modal pada hakikatnya akan merugi (Ayat 2) Kecuali orang-orang yang :

1. Beriman dan mengerjakan amal shalih (Beramal Shalih)

2. Nasehat menasehati untuk kebenaran, dan saling nasehat menasihati dalam kesabaran (Dakwah)

So, tidak ada kata terlambat untuk terus memperbaiki diri untuk mengembalikan predikat khoiru ummah dan menjadi generasi yang berakhlak Qur’ani ya dear. Semangat!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image