Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Peristiwa Nabi Ibrahim As Menjadi Spirit dalam Berqurban

Agama | Saturday, 09 Jul 2022, 08:00 WIB
Tgk Marbawi Yusuf, SH. (Dokumentasi Pribadi)

Aceh Besar - Khutbah Jumat 8 Juli 2022 di Masjid Baburridha Lam Ile Indrapuri diisi oleh Tgk Marbawi Yusuf alumni STIS NU Aceh. Dalam khutbahnya Tgk Marbawi mengupas motivasi Qurban di Bulan Dzulhijjah yang merupakan satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah SWT.

Ibadah Qurban, sebut Marbawi, sudah dilakukan anak Nabi Adam As yakni Habil dan Qabil. Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman: "Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mem­persembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). (QS. Al Maidah: 27).

Ibadah Qurban, lanjut Marbawi, kemudian diikuti Nabi Ibrahim As ketika diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra tercintanya Nabi Ismail As. "Lalu, digantinya oleh Allah SWT dengan seekor domba yang didatangkan dari surga," ungkap Marbawi yang juga Ketua Rabithah Thaliban Aceh.

Menurut Khatib, Syari’at qurban ini kemudian dilestarikan di dalam syari’at Nabi Ibrahim As., sebagaimana dapat kita lihat di dalam Surah as-Shaffat ayat 102.

Ayat di atas mengajarkan kepada kita bahwa berqurban merupakan ujian dari Allah atas kesabaran kita. Apakah kita bersabar ketika Allah menuntut kita untuk mengorbankan sebagian harta yang kita cintai, sebagaimana Ibrahim dapat bersabar saat Allah menuntut ia mengorbankan harta kecintaannya, yaitu putranya sendiri.

Beruntunglah kita yang hanya diperintahkan untuk berqurban dengan hewan, dan bukan dengan menyembelih darah daging sendiri. Malulah kita terhadap Nabiyullah Ibrahim yang rela menyembelih puteranya, jika kita mampu namun enggan untuk menyembelih sekadar seekor hewan qurban yang tiada berharga sedikitpun dibanding nyawa Ismail. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image