Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rini Suryani Tarigan

Perjalanan hidup seorang pelukis istana

Eduaksi | Tuesday, 05 Jul 2022, 08:35 WIB

Siapa yang tidak kenal dengan Xaverius Basoeki Abdullah atau sering disebut Basoeki Abdullah yang lahir pada 27 Januari 1915 di Sriwedari Laweyan Surakarta. Ia adalah cucu dari seorang tokoh pergerakan kebangkitan nasional Indonesia pada awal tahun 1900an yaitu doktor Wahidin. Basoeki abdullah adalah sosok orang yang inspiratif dan pintar dalam melukis, dengan kepintarannya ia mengharumkan nama Indonesia sehingga presiden Soekarno pun mengangkat ia sebagai pelukis istana. Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, saya mengunjungi museum Basoeki Abdullah tepatnya di Jl. Keuangan Raya No.19, RT.7/RW.5, Cilandak Bar., Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, daerah khusus ibukota Jakarta 12430. Disana saya bertemu dengan ibu Tutty Sukmawati selaku edukator museum Basoeki Abdullah, yang akan menjelaskan mengenai perjalanan hidup sosok Basoeki Abdullah. Ibu Tutty Sukmawati mengatakan” pada usia 4 tahun Basoeki Abdullah sudah mulai menyukai dan mencoba melukis wajah sosok tokoh yang terkenal diantaranya, Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore dan Krishnamurti, lukisan yang dibuat oleh Basoeki Abdullah tersebut sangat bagus, yang ternyata bakat tersebut mirip dengan ayahnya yang bernama Abdullah suriosubroto yang merupakan seorang pelukis dan penari. Lalu dengan kepintaran dalam melukis ia pun mendapatkan beasiswa untuk belajar akademik seni rupa di Den Haag Belanda dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan sertifikat rayal internasional of art (RIA). Tidak hanya itu saja, Basoeki Abdullah pun mengikuti studi banding di sejumlah sekolah seni rupa di Paris dan Roma. Kemudian pada zaman pemerintahan Jepang di Indonesia, Basoeki Abdullah mengikuti dan bergabung dalam gerakan poetra (pusat tenaga rakyat) yang di bentuk pada 19 Maret 1943. Di dalam gerakan tersebut ia mendapatkan tugas untuk mengajar seni lukis. Murid-murid tersebut adalah Kusnandi yaitu pelukis dan kritikus seni rupa dan Zalni yaitu pelukis impresionalisme. Selain organisasi poetra, Basoeki Abdullah juga aktif dalam keimin bunka sidhosjo (sebuah pusat kebudayaan milik pemerintah Jepang). Selanjutnya pada 6 September 1948 di Belanda Asmterdam, pada waktu itu terdapat penobatan ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis dan Basoeki Abdullah ikut dalam sayembara tersebut dan akhirnya ia berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa dan berhasil keluar sebagai pemenang. Dari awal itu, semua dunia mulai mengenal Basoeki Abdullah, sekaligus mengharumkan nama negara Indonesia. Selama di negeri Belanda ia mencari kesempatan untuk memperdalam seni lukis. Sampai ia pun terkenal menjadi sosok pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik yang menampilkan keindahan tubuhnya dan juga potret tokoh tokoh terkemuka di berbagai negara. Tak hanya itu, Basoeki Abdullah juga dapat melukis dan potret pemandangan alam, fauna, flora, tema tema perjuangan, pembangunan dan sebagainya. Dalam berbagai citra keindahan yang romantik diungkapkan dengan teknis realis yang kuat. Karena karya yang dibuat oleh Basoeki Abdullah ini membuat semua pihak terkesima, ia pun mendapatkan panggilan untuk melukis raja, kepala negara dan mengadakan pameran lukisannya di beberapa negara. Setelah itu, Basoeki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Karya yang pernah di pamerkan yaitu di negara Bangkok, Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, Portugal dan negara negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya lukisan Basoeki Abdullah. Kemudian Basoeki Abdullah pun mendapatkan penghargaan dan menjadi pelukis istana kerajaan Thailand. Berkat perannya dalam mengharumkan nama negara republik Indonesia di kancah internasional, maka Basoeki Abdullah disebut-sebut sebagai duta seni lukis Indonesia. Pada tahun 1974 basuki Abdullah dipilih dan diangkat oleh Soekarno menjadi pelukis istana negara republik Indonesia, karena Soekarno mengagumi karya karya Basoeki Abdullah, maka dari itulah Basoeki Abdullah diangkat menjadi pelukis istana. Dan lukisan-lukisannya menghiasi istana negara, selain menjadi koleksi dari berbagai penjuru dunia.” Dari cerita Basoeki Abdullah ini menunjukan kepada dunia, bahwa hanya dengan melukis ia bisa terkenal di seluruh dunia. Tak hanya itu, ia bisa memperjuangkan dan mengharumkan nama negara Indonesia. Seperti yang di katakan oleh basoeki Abdullah “Berjuang untuk negara tidak pakai senjata, tapi senjata saya kebudayaan, budaya seni”

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image