Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Haetami

Tokoh Inspiratif: Mengenal Imam Utama Masjid Al Ikhlas Sawangan

Info Terkini | Tuesday, 05 Jul 2022, 03:50 WIB
foto narasumber sebelah kiri menggunakan pakaian putih (sumber foto; dokumen pribadi)

Nama lengkapnya Muhammad Ujang Hidayat atau biasa dipanggil Ustadz Ujang, terlahir dari keluarga sederhana dari suku Sunda yang berlokasi di Kabupaten Bogor tepatnya berada di bawah kaki gunung Salak. Sedari masih kecil beliau sudah memperlihatkan ketertarikan-nya tentang pengetahuan agama Islam. Diantaranya keluar masuk dari satu pondok pesantren ke pesantren lainnya. Karena ketertarikan-nya dengan ilmu, beliau juga berhasil melahap banyak judul buku.

Pendidikan formal beliau tamatkan sampai jenjang Sekolah Dasar dan tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya karena ada faktor lain yang membuatnya terpaksa harus berhenti di Sekolah Dasar.

Saat ini beliau menjadi imam utama Masjid Al Ikhlas lebih tepatnya berlokasi di perumahan Kedaung, Sawangan. Perjalanannya ia capai tidak begitu mudah banyak sekali tantangan yang harus beliau hadapi. Masa muda yang seharusnya ia nikmati seperti seharusnya namun, beliau memilih untuk banyak belajar ilmu agama dan bekerja keras untuk menghidupi keluarga.

Beliau yang pada awalnya merantau ke kota untuk mencari sebuah pekerjaan guna menjadi tulang punggung keluarga karena Ayahnya usai meninggal dan juga beliau terlahir sebagai anak pertama mau tidak mau harus keluar tanah kelahiran untuk menafkahi adik dan keluarganya.

Di tengah kerasnya tanah perantauan beliau tetap bertahan untuk tidak mengikuti arus, “Di mana pun bumi dipijak di situ ilmu diamalkan,” begitu tekadnya. Mungkin, prinsip itu yang dapat membuatnya membawa seperti sekarang.

Beberapa waktu yang lalu tepatnya Jumat, (1/07/2022), saya berkesempatan bersilaturahmi dengan beliau yang biasa akrab disapa Ustadz Ujang ini.

Ia diangkat menjadi imam utama sejak beberapa puluh tahun lalu. “Menjadi seorang ustadz dan imam masjid sekaligus pengajar bukanlah hal yang mudah, melainkan banyak tanggung jawab yang harus di pikul dan harus istiqamah,” ungkapnya.

“Menjadi seorang ustadz juga bukan profesi mudah dijalankan layaknya profesi lain seperti pegawai, polisi, petani dan lainnya,” lanjutnya.

Tidak hanya menjadi imam, beliau juga aktif mengajar Tahsin Al-Quran mulai dari anak tingkatan Sekolah Dasar sampai menengah, “Jadwal mengaji anak-anak di sini dimulai dari waktu petang sampai waktu maghrib” jelasnya.

Menurutnya menjadi seorang ustadz sekaligus pengajar bukanlah suatu perkara yang mudah, ada banyak tanggung jawab yang harus dipikul karena profesi ini tidaklah mudah diharuskan dengan ilmu dan pemahaman yang baik.

Walaupun tidak sempat menyelesaikan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi bukan berarti beliau putus belajar. Baginya, menuntut ilmu itu wajib. Berbagai bidang disiplin ilmu ia coba mempelajarinya, hal itu nampak terlihat ketika saya bersilaturahmi ke rumah beliau dan banyak sekali buku yang berderetan di rak-nya.

Di tengah kesibukan lain, beliau juga berkecimpung di dunia seni lukis seperti menggambar dengan tema pemandangan maupun kaligrafi. Goresan kanvas banyak menghiasi dinding ruang tamunya.

Selain itu, beliau juga banyak menerima job kaligrafi yang dibuat untuk menghiasi ornamen masjid, “lukisan kaligrafi ini saya buat di masjid Nur Ilahi tepatnya di sebuah perumahan berlokasi di pondok petir satu tahun lalu dibantu adik saya yang dari kampung” tuturnya, sambil memperlihatkan gambar dari ponsel dengan hasil yang indah.

hasil karya lukis kaligrafi narasumber

Banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari beliau salah satunya semangat belajar yang tinggi. “Jadilah orang yang bermanfaat, niscaya kamu akan bermartabat,” pesannya ketika mengakhiri perbincangan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image