Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Iqbal Mursyid

Blundernya Promosi Miras Holywings yang Sebut Muhammad dan Maria

Info Terkini | Friday, 01 Jul 2022, 18:08 WIB
sumber gambar: Instagram @mimi.julid2

Viralnya konten promosi Holywings di Instagram yang memberikan minuman beralkohol gratis untuk seseorang yang bernama Muhammad dan Maria, menimbulkan berbagai respon di masyarakat. Bagaimana tidak, nama Muhammad dan Maria sangat dekat dengan ajaran agama di Indonesia disandingkan dengan minuman beralkohol.

Alasan viralnya konten promosi tersebut dikarenakan penggunaan nama Muhammad dan Maria untuk kepentingan promosi minuman beralkohol. Muhammad dan Maria pada potingan tersebut direpresentasikan sebagai seorang pemabuk.

Tentunya, Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar tidak terima dengan promosi yang dilakukan Holywings tersebut. Banyak pihak yang mengecam tindakan promosi yang dilakukan Holywings. Beberapa pihak melapor kepada pihak kepolisian dengan tuduhan penistaan agama bahkan mereka melakukan demo menuntut supaya bar tersebut ditutup. Tidak hanya itu, organisasi kepemudaan Islam dan Kristen, Aliansi Pemuda Nusantara menggugat Holywings untuk mengganti rugi senilai Rp35,5 triliun atas penggunaan nama Muhammad dan Maria.

"Yang mana uang tersebut akan kami pergunakan untuk membangun rumah ibadah seluruh umat beragama di Indonesia," kata Ketua Umum Aliansi Pemuda Nusantara, Pangeran Negara di Jakarta, Jumat (1/7/2022).

Berbicara mengenai pemasaran digital, tentu saja pandangan kita akan mengarah kepada viralnya sebuah konten. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat mencapainya, bisa dengan cara yang positif atau dengan cara yang negatif. Viralnya postingan oleh suatu merek tentunya harus didukung dengan citra yang positif juga. Apabila dilakukan dengan cara yang positif akan memberikan citra yang positif dan apabila dilakukan dengan cara yang negatif tentunya juga memberikan citra yang negatif pula terhadap merek.

Promosi yang dilakukan oleh Holywings tersebut memang viral, akan tetapi dengan viralnya konten promosi tersebut berdampak positif terhadap strategi pemasaran Holywings? Tentu saja tidak. Alih-alih mendapatkan pelanggan, Holywings malah blunder dan merugikan mereknya. Secara penjenamaan, Holywings dianggap sebagai tempat seseorang untuk berpesta dan mencari hiburan. Target pemasaran mereka adalah masyarakat menengah ke atas yang butuh hiburan di malam hari. Dari dua hal tersebut, Holywings tidak perlu dicitrakan sebagai bisnis yang terkait dengan isu sensitif seperti isu agama. Holywings tentunya paham akan bisnisnya yang sangat bertentangan dengan ajaran agama malah menjadikan agama sebagai ajang promosi.

Tentunya cira yang baik sangat diperlukan setiap merek. Dicap sebagai penista agama, tentunya tidak menguntungkan bagi Holywings. Viral dengan citra negatif untuk sebuah bisnis hiburan tidak akan berdampak positif, apalagi di Indonesia dengan prinsip keagamaan yang sangat kuat. Tidak hanya buruk terhadap nama mereknya sendiri tetapi juga buruk terhadap pihak yang ingin bekerja sama dengan merek tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image