Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rafijep

Perkara Laper Mata, Perubahan Iklim Siap Mengancam

Gaya Hidup | Wednesday, 29 Jun 2022, 21:25 WIB
Dokumentasi Pribadi

Hari ini kita mengenal sebuah istilah “lapar mata” sebagai bentuk mengutarakan keinginan untuk memakan sesuatu. Lapar mata adalah situasi anda ingin memakan sesuatu, tetapi perut anda belum belum tentu lapar. Terlebih, hari ini terdapat aplikasi untuk memesan makanan secara online, seperti Gofood, Grab Food, Shopee Food, Traveloka Food, dan masih banyak lagi yang akan mempermudah untuk membeli makanan.

Lapar mata memang tidak muncul begitu saja, menurut Dr. Dyah Novita Anggraini lewat situs Klikdokter psikis emosi menjadi hal pemicu utama lapar mata muncul. Psikis emosi di sini memiliki arti seseorang ingin memakan sesuatu yang sifatnya sekilas dan hanya ingin memakan makanan yang sedang diinginkan bukan karena lapar. Kemunculan hasrat makan sesuatu juga turut dengan adanya perubahan hormon, keadaan stress, atau muncul sebuah foto makanan yang menarik atensi.

keadaan lapar mata ini adalah keadaan yang tidak baik dan tentu menyebabkan dampak tertentu baik secara kesehatan fisik maupun lingkungan. Masih berdasarkan Klikdokter.com, dampak secara kesehatan fisik bisa berupa kenaikan berat badan, perubahan gula darah, metabolisme yang buruk, dan gangguan pencernaan. Sementara itu, apabila melihat dampak lingkungannya lapar mata dapat memicu yang namanya food waste dan akan berdampak ke aspek lainnya lagi.

Pada bagian inilah kita bisa melihat sebuah benang merah dari kebiasaan individu manusia yang berdampak kepada lingkungan dan dampaknya memiliki skala yang besar. Food waste sendiri adalah perilaku manusia dalam mengkonsumsi makanan secara berlebih yang akhirnya akan membuang makanan tersebut. Pembuangan makanan ini akan berujung dan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sehingga akan terus menguap menjadi gas metana dan karbondioksida. Dengan ini, kita sadar dari perubahan sampah makanan menjadi gas metana dan karbondioksida akan menyebabkan pemanasan global dan berakhir dengan perubahan iklim.

Simpan dahulu benang merah dari lapar mata hingga food waste, mari beralih fokus pada perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan isu yang perlu terus dibahas oleh masyarakat karena penyebab perubahan iklim sendiri akibat aktivitas manusia Guna mendapatkan informasi lebih mengenai perubahan iklim, saya menghadiri webinar talkshow Parade Jurnalistik 2022 bertajuk “Encouraging the Society to Understand Climate Matters Through Science Journalism” yang menghadirkan narasumber dari organisasi non profit WALHI (20/5). Narasumber utama dari talkshow tersebut dihadiri oleh Direktur Eksekutif WALHI Jawa Barat Meiki Wemly Paendong.

Menurut Meiki, perubahan iklim berawal dari pemanasan global, dimana pemanasan global adalah kejadian kenaikan suhu pada bumi yang memicu perubahan iklim dan nantinya akan menyebabkan perubahan cuaca yang tidak lazim. “Pemanasan global ini sebenarnya dipicu gitu ya, dari aktivitas-aktivitas manusia” ujar Meiki. Penyebab perubahan iklim yang berasal dari pemanasan global memang bukan hanya dari food waste saja, masih ada penggunaan fosil berlebih, pembakaran hutan, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, food waste menjadi salah satu penyebab dari perubahan iklim itu sendiri. Apabila melihat benang merahnya, perilaku lapar mata menjadi awal muasal dari food waste hingga nantinya menuju kepada pemanasan global dan perubahan iklim.

Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) sampah sisa makanan Indonesia menyumbang 46,35 juta ton sampah pada 2021 dan menduduki peringkat pertama dari kumpulan jenis sampah. Kalimat penjelas dari data ini saja kita bisa melihat bahwa food waste masih sangat erat dengan perilaku masyarakat Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa food waste akan menyebabkan gas rumah kaca yang nantinya akan menyebabkan pemanasan global dan berakhir kepada perubahan iklim. Menurut World Resource Institute (WRI) emisi gas dari food waste menyumbang delapan persen dari emisi global.

Berdasarkan penjelasan mulai dari lapar mata, food waste, hingga dampaknya terhadap perubahan iklim dapat kita lihat dari sebuah perilaku sederhana mampu berpengaruh terhadap permasalahan global. Mungkin kita pernah masuk dari bagian orang yang kerap lapar mata dan berakhir dengan menyia nyiakan makanan begitu saja. Setidaknya kita harus sadar dari perilaku yang sering kita abaikan ini telah menjadi bagian dari perusak bumi. Mengambil langkah dengan makanan ketika lapar atau setidaknya kita kana karena lapar mata, kita bisa memastikan tidak ada makanan yang terbuang begitu saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image