Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image thoriq

Bahasa Lawas Juga Keren kok

Sastra | Sunday, 31 Oct 2021, 20:33 WIB
ilustrasi anak muda. Sumber: freepik

“Bro malem minggu ngibing lah kita”

Mungkin bahasa ini sudah tidak asing lagi di telinga kalian. Memang, menggunakan bahasa gaul sudah menjadi kebiasaan anak muda di Indonesia. Gaya bahasa seperti ini tidak sulit ditemukan dalam lingkungan pergaulan, sekolah, maupun kerja. Kini, penggunaan bahasa menjadi tolak ukur seberapa keren kamu di tongkrongan.

“Eh bentar ya aku mau ke penatu dulu”, tidak aneh jika teman kamu bingung dan tertawa ketika kamu mengatakan ini. Kata penatu akan terdengar sangat kuno dan tidak keren di telinga kita, karena kita biasanya menggunakan kata laundry di kehidupan sehari-hari.

Menurut saya hal ini terjadi akibat masuknya budaya-budaya luar yang di contoh oleh anak muda terutama di kota-kota besar. Melalui ini bahasa lawas dan baku sedikit demi sedikit dilupakan dan digantikan oleh bahasa gaul yang isinya bercampur dengan bahasa asing.

Televisi dan internet juga menjadi salah satu faktor akan hal ini, tidak aneh jika anak-anak di luar sana menggunakan bahasa gaul di kehidupan sehari-hari, karena tayangan yang mereka lihat sehari-hari sama sekali tidak menggunakan bahasa baku apalagi lawas.

Selain itu efek dari pergaulan juga sangat berpengaruh, pastinya tidak ada yang mau ditertawakan ketika mengatakan kata lawas di depan teman mereka ketika berkumpul. Melalui ini penggunaan kata lawas dan baku semakin berkurang karena takutnya akan olokan dari lingkungan mereka.

Namun, penggunaan bahasa lawas sedikit demi sedikit sudah mulai kembali. Kini, banyak kafe-kafe dan restoran yang memakai bahasa lawas untuk nama restoran dan isi menu mereka. Selain itu, musisi dan industri film juga semakin kesini semakin sering menggunakan bahasa lawas dalam karya mereka, seperti judul film dan judul lagu atau album mereka.

Melihat perkembangan dan antusias anak muda dalam menggunakan bahasa lawas kembali ini memberikan secercah harapan bahwa bahasa lawas kini semakin diapresiasi oleh kalangan anak muda dan tidak hanya di kalangan lansia saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image