Jangan Salah Sebut, Berikut Daftar Singkatan Nama Camilan Populer Khas Sunda yang Sama Tak Serupa
Kuliner | 2021-10-30 22:51:18Berbicara tentang jajanan nusantara, memang tak akan ada habisnya. Setiap daerah di nusantara mempunyai daya tarik dan kekhasannya masing-masing, begitu pula dalam menyebutkan suatu nama jajanan. Di daerah Sunda sendiri, salah satu ciri khasnya seringkali memberikan singkatan dalam menyebut suatu nama jajanan. Dengan menyingkat nama tersebut, justru malah memberi keunikan tersendiri sehingga jajanan tersebut menjadi mudah untuk diingat.
Ada banyak jajanan atau camilan khas Sunda yang namanya ditemukan berupa singkatan. Beberapa singkatan di antaranya merupakan camilan yang dibuat dari bahan yang sama. Agar tidak keliru, yuk kenali nama-nama singkatan camilan berikut dan temukan perbedaannya.
⢠Antara Comro, Misro, dan Sukro
Comro, misro, dan sukro, merupakan camilan isian yang namanya sama-sama berakhiran 'ro'. Ketiga singkatan tersebut sama-sama diambil dari jenis isian camilan tersebut.
1. Comro akronim oncom dijero, merupakan camilan yang terbuat dari singkong parut yang dicampur kelapa parut, dengan isian olahan oncom (oncom di dalam).
2. Misro akronim amis dijero, mirip seperti comro, yang membedakan hanya isiannya saja. Jika comro merupakan camilan olahan singkong versi asin (gurih), maka misro merupakan camilan olahan singkong versi manisnya, dengan isian gula merah (gula di dalam).
3. Sukro akronim suuk dijero, siapa sangka ternyata nama camilan populer yang satu ini berupa kependekan. Sukro merupakan camilan ringan gurih berbentuk bulat-bulat kecil terbuat dari tepung terigu dengan isian potongan kacang tanah (kacang tanah di dalam).
⢠Antara Comro, Comring, dan Comet
Ketiga camilan ini sama-sama berawalan 'com', ketiga camilan ini sebenarnya masih satu camilan yang sama, hanya bentuk dan teksturnya saja yang berbeda. Comring dan comet merupakan bentuk turunan atau inovasi lain dari comro.
4. Comring akronim comro garing, merupakan comro mini dengan rasa yang lebih gurih dan renyah.
5. Comet akronim oncom sa'emet atau comro lemet, merupakan comro dengan ukuran yang lebih kecil (mini).
⢠Antara Batagor, Basreng, dan Baslok
Camilan berikutnya merupakan ketiga camilan yang sama-sama berawalan 'ba' akronim dari kata 'baso' (Sunda), atau 'bakso' (Indonesia).
6. Batagor akronim baso tahu goreng, merupakan kudapan berupa bakso tahu yang digoreng, disajikan dengan siraman saus kacang kental, ditambah potongan tahu, ketimun, pangsit, dan perasan jeruk nipis.
7. Basreng akronim baso goreng, jenis bakso non mangkok, adalah camilan bakso ikan yang diiris tipis, kemudian digoreng dan diberi bumbu aneka rasa.
8. Baslok akronim baso dicolok, jenis bakso non mangkok, jajanan khas kaki lima. Munculnya nama 'baslok' ini diambil dari cara menyajikan bakso tersebut, yakni dengan cara dicolok menggunakan lidi atau tusuk gigi.
⢠Antara Cireng, Cimol, Cilok, Cilor, Cipet, Cibay, Cilung, dan Cipuk
Ya, semua camilan tersebut adalah camilan yang terbuat dari bahan yang sama, yaitu tepung aci (tepung kanji). Awalan 'ci' dari nama camilan tersebut sama-sama akronim dari kata 'aci'.
9. Cireng akronim aci digoreng, merupakan camilan berbahan adonan tepung kanji yang digoreng. Saat ini cireng dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru nusantara, dengan berbagai macam inovasi, bentuk, dan isian. Masyarakat Sunda sendiri biasa menyantap cireng dengan sambal rujak atau saus kacang.
10. Cimol akronim aci sa-cemol, merupakan inovasi lain dari olahan tepung kanji. Cimol berbentuk bulat-bulat kecil seperti gundu terbuat dari adonan campuran antara tepung aci, tepung terigu, dan tepung beras. Cimol digoreng dan disajikan dengan aneka pilihan bumbu tabur.
11. Cilok akronim aci dicolok, bentuknya bulat seperti bakso, hanya saja bahan yang digunakan berbeda. Cilok mempunyai tekstur yang lebih kenyal. Seperti namanya, cilok disajikan dengan cara dicolok, dan biasa dihidangkan dengan tambahan saus kacang, saus cabai, dan kecap. Sekarang cilok dapat ditemukan dengan aneka variasi, seperti cilok panggang, cilok bakar, cilok goreng, cilok mini, dan lainnya.
12. Cilor akronim aci telor, dibuat dari olahan adonan aci yang dipotong kotak-kotak kemudian ditambah kocokan telur, biasanya dimasak di dalam cetakan martabak telur kecil. Cilor yang sudah matang kemudian dihancurkan dan dikocok dengan campuran bumbu tabur aneka rasa.
13. Cipet akronim aci ka-cepet, nama unik ini sama sekali bukan diambil dari kata 'cipet' yang biasa digunakan anak gaul ABG (plesetan kata copet). Cipet merupakan camilan yang bisa dibilang mirip dengan batagor. Dinamakan cipet, karena aci-nya terjepit di antara tahu.
14. Cibay akronim aci lebay, satu lagi camilan unik khas Sunda. Cibay dibuat dari kulit lumpia yang diisi adonan aci yang dibumbui. Cibay digoreng dan disantap hangat dengan cocolan sambal pedas. Disebut juga aci ngambay. Dikatakan ngambay, karena aci akan keluar memanjang saat digigit.
15. Cilung akronim aci digulung, merupakan camilan modifikasi berbahan utama aci. Tidak seperti camilan olahan aci pada umumnya, cilung dibuat dari adonan aci yang encer. Adonan tersebut dituang di atas pan yang telah diolesi minyak sayur, seperti membuat kulit lumpia. Ditengah-tengah adonan tersebut kemudian diberi aneka topping seperti bumbu tabur, ceplokan telur puyuh, bon cabai, saus, bahkan mayones. Selanjutnya adonan itu pun digulung perlahan dengan menggunakan tusuk sate. Cilung akan lebih spesial, jika luarnya ditambah taburan serundeng atau abon. Camilan ini hampir menyerupai kerak telor, hanya saja dalam bentuk gulungan.
16. Cipuk akronim aci kerupuk, memang tidak sepopuler camilan aci lainnya. Namun Cipung sangat populer di tanah asalnya (Bandung). Seperti namanya cipuk adalah camilan yang terbuat dari adonan aci yang dicampur kerupuk basah.
⢠Antara Gehu, Gedas, dan Geco
Oke, selanjutnya kita beralih pada camilan olahan touge, yakni gehu, gedas, dan geco. Meski sama-sama touge, tidak ada salahnya kita pelajari perbedaannya.
17. Gehu akronim toge tahu, disebut juga tahu isi. Gehu adalah jenis gorengan berupa tahu yang diisi tumisan touge dan dibalut dengan adonan tepung terigu. Camilan yang satu ini memang sudah sangat familiar dan dapat kita temukan di setiap gerobak penjual gorengan.
18. Gedas akronim gehu pedas, jangan mengaku pecinta pedas jika belum pernah mencoba camilan yang satu ini. Gedas merupakan bentuk inovasi dari gehu. Gedas adalah gehu dengan rasa pedas. Gedas mempunyai isian yang lebih variatif, seperti gedas sosis, gedas ayam, gedas kornet, dan yang lainnya. Sering juga kita jumpai gedas dengan cabe rawit utuh di dalamnya. Bagaimana, berani coba?
19. Geco akronim toge tauco, bisa dibilang makanan yang satu ini merupakan gabungan antara kupat tahu dan touge goreng, atau juga bukan keduanya. Geco merupakan makanan berupa rebusan sayuran dengan bumbu tauco kental yang khas. Tauco yang digunakan pun adalah tauco khas Cianjur dengan bungkus kerakas (daun pisang kering). Geco disajikan bersama kentang, mie aci, telur rebus, dan ketupat. Juga dengan bumbu seperti sambal rawit, kecap manis, dan cuka lahang.
⢠Antara Gucang, dan Gudang
Camilan selanjutnya adalah camilan yang menggunakan bahan tepung terigu. Ya, sebenarnya Gucang dan Gudang masih satu jenis camilan yang sama, hanya saja kedua camilan tersebut menggunakan bahan campuran yang berbeda.
20. Gucang akronim tarigu sareng kacang, merupakan sejenis gorengan mirip bala-bala. Hanya saja Gucang tidak menggunakan sayuran, melainkan menggunakan kacang tunggak sebagai bahan campuran.
21. Gudang akronim tarigu sareng wadang, sama seperti gucang, yang membedakan gudang menggunakan wadang (nasi) sebagai bahan campuran.
Bagaimana? Sudah mencoba semua? Atau punya jajanan yang disingkat lainnya selain yang disebutkan di atas? Bagaimanapun, yuk kita sama-sama untuk melestarikan dengan mencintai kekayaan jajanan nusantara. Salam Kuliner Nusantara!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.