Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image lbi

Sintei atau Gorilla, Seberapa Bahaya Bagi Tubuh

Info Terkini | 2021-10-30 16:41:06

Sintei atau gorilla dinamakan juga “Spice” dan ratusan nama lain sudah banyak dijual ke konsumen yang penasaran dengan varian ganja ini. Ganja model baru ini cukup gampang dan cepat diproduksi dengan biaya produksi rendah. Karenanya harga jual sintei pun cukup terjangkau bagi banyak kalangan. Apa saja efek buruk dari tembakau gorilla ini?

Mengenal Sintei Gorilla

Ganja sintetis atau Cannabinoid ini biasanya dibuat di laboratorium. Ada banyak nama untuk jenis narkoba yang satu ini mulai dari Spice, K2, Moonlight, Dream, CHILE, Chaos, Spicy XXX, K2, Algerian blend, Aroma, Zwarte Mamba, Blaze, Bliss, Bombay Blue, Bonsai-18, Chaos, Chill, Dream, Fake pot, Namaak Wiet, Genie, Lava, Sneeze, Mr. Happy, Mr. Smiley, Phantom Wicked, Red X Dawn, Scooby Snacks, Sence, Sensation, Serenity, Silent Black, Skunk, Smoke, Space Diamond, Spike 99, Tai Fun, Wicked X,Yucatan Fire, Zen dan juga Natures Organic termasuk Gorilla yang sangat populer di Indonesia.

Cannabinoid sintetis juga telah dijual sebagai dupa atau pupuk untuk tanaman. Ganja sintetis ini ketika digunakan akan mempengaruhi otak (dan organ lain) dengan cara yang mirip dengan THC (tetrahydrocannabinol), bahan paling aktif dalam hash. Efek ganja ditiru dengan cara sintetis dan umumnya jauh lebih intens.

Ganja sintetis ini dibuat dari campuran rempah-rempah yang telah disemprot dengan bahan kimia yang mirip dengan THC. Ganja sintetis seperti Spice atau K2, sering keliru diberi label sebagai "aman", "alami" dan "legal". Yang benar adalah bahwa produk itu tidak legal secara teknis dan tentu saja tidak alami atau aman.

Penelitian kimia telah menunjukkan bahwa bahan aktif dalam obat ini adalah bahan kimia sintetis, dengan efek samping toksik yang berbahaya. Selain itu, karena susunan kimiawi dari sintei yang dijual tidak diketahui, pengguna tidak tahu bahan kimia apa yang mereka masukkan ke dalam tubuh mereka dan apa efeknya. Dan karena bumbu dan rempah-rempah dari intei ini bisa saja disemprotkan secara tidak merata, kekuatan efeknya bisa sangat bervariasi.

Efek Buruk Ganja Sintetis

Seperti telah disebutkan, berbagai senyawa kimia yang terdapat dalam ganja sintei ini bekerja serupa dengan THC dari tanaman ganja asli. Keduanya akan membuat ikatan ke sistem reseptor CB1 dalam otak yang kemudian memberikan sensasi euforia yaitu perasaan bahagia yang teramat sangat. Namun ganja sintei ini mampu menghasilkan daya rusak lebih mengerikan dibanding ganja asli meski dengan takaran yang cukup sedikit.

Efek buruk yang ditimbulkan mulai dari muntah, sakit di dada, sakit kepala, detak jantung meningkat, pandangan menghitam, pusing, kerja ginjal terganggu, ngilu-ngilu pada persendian, kebingungan, pupil membesar, kejang, kedutan pada anggota, pandangan menghitam, konsentrasi kalium darah drop, ditambah kadar glukosa naik cepat.

Konsumsi ganja sintetis pun bisa mengakibatkan perubahan perilaku misalnya menjadi mudah marah, gampang ngamuk, berhalusinasi, sampai gejala sakit kejiwaan. Di sejumlah kasus malah dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, stroke, napas sesak, gagal jantung akut, serangan jantung, hingga berakhir dengan kematian. Apalagi pengguna tak dapat memastikan bahan kimia apa saja yang terdapat di dalamnya. Terlebih takaran dari tiap-tiap campuran pun tak diketahui pasti yang membuat efek yang dihasilkan juga akan berlainan.

Setelah mengetahui akibat buruk dari Sintei bagi tubuh dan mental tentu tak aka nada lagi keingina untuk mencobanya. Jangan sampai masa depan yang cerah dipertaruhkan cuma karena ingin mencoba bahan berbahaya ini.

Konsultasi gratis di sini rehabilitasi narkoba bogor, Ashefa griya pusaka cabang sukabumi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image