Ayo bawa hewan ke Puskeswan
Eduaksi | 2021-10-29 14:46:34Ayo ke Puskeswan atau Pusat Kesehatan Hewan merupakan 'tagline' kampanye Temu Puskeswan Nasional yang mengundang seluruh Puskeswan se Indonesia untuk menjalin komunikasi dan koordinasi serta kolaborasi antara pemerintah pusat â pemerintah daerah â Puskeswan dalam rangka menyamakan langkah â menyatukan tujuan untuk peternakan dan kesehatan hewan maju, mandiri dan modern.
Diprakarsai oleh Direktorat Kesehatan Hewan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Temu Puskeswan Nasional yang digelar secara âhybridâ (âdaringâ dan âluringâ red) dipusatkan di Kota Solo pada 25-26 Oktober 2021 diikuti kurang lebih 1000 peserta, juga menjadi ajang unjuk prestasi Puskeswan tingkat nasional dalam upaya penguatan Puskeswan sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan hewan dan saling memotivasi untuk memberikan pelayanan kesehatan hewan secara lebih baik.
Temu Nasional Puskeswan dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa PDTT, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), Asosiasi Rumah Sakit Hewan Indonesia (ARSHI), Asosiasi Medik Reproduksi Veteriner Indonesia (AMERVI), Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI), dan Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Aquatik, dan Hewan Eksotik Indonesia (ASLIQEWAN) serta Kepala Puskeswan se Indonesia ini menyepakati tanggal 25 Oktober sebagai Hari Puskeswan Indonesia.
Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Nuryani Zainuddin yang hadir secara âluringâ menyebutkan bahwa penguatan kapasitas Puskeswan merupakan salah satu prioritas Kementerian Pertanian RI.
Sekitar 85% kabupaten/kota telah memiliki Puskeswan, namun di tingkat kecamatan, cakupan pelayanannya masih belum cukup. Kedepan, kita akan coba tingkatkan cakupan tersebut, katanya.
Menurutnya, penguatan kelembagaan Puskeswan perlu terus ditingkatkan dan ini membutuhkan dukungan dan peran dari Pemerintah Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Selain peran pemerintah pusat, dukungan pemerintah daerah juga menjadi penentu perkembangan layanan kesehatan hewan oleh Puskeswan, imbuhnya.
Dukungan Anggaran untuk Puskeswan Nuryani menjelaskan bahwa dalam rangka penguatan Puskeswan, untuk tahun 2022 pemerintah pusat akan memberikan dukungan melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik untuk pembangunan dan renovasi Puskeswan serta DAK non-fisik berupa operasional Puskeswan. Pemerintah daerah diharapkan bisa memanfaatkan alokasi dana tersebut.
Ini harus dikomunikasikan dan dikoordinasikan antara dinas teknis maupun Puskeswan kepada Bappeda masing-masing, karena pengusulan DAK hanya bisa dilakukan setelah ada verifikasi dan persetujuan Bappeda, terangnya.
Nuryani juga meminta agar adanya alokasi DAK Puskeswan ini dapat didukung oleh alokasi penganggaran dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga keberlanjutan pengembangan Puskeswan ini menjadi lebih signifikan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemajuan peternakan dan kesehatan hewan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI Nasrullah yang hadir secara âdaringâ mengatakan, Pusat Kesehatan Hewan atau Puskeswan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan hewan yang berada di tingkat kecamatan dan mempunyai fungsi diantaranya untuk melaksanakan penyehatan hewan dan kesiagaan darurat untuk wabah penyakit hewan.
Menurutnya, saat ini tercatat 1.691 unit Puskeswan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total dukungan SDM sebanyak 971 Dokter Hewan dan 1041 Paramedik Veteriner.
Kita harapkan sumberdaya tersebut mampu memberikan pelayanan kesehatan hewan yang optimal untuk meningkatkan kualitas kesehatan hewan dan ternak sehingga mendukung kesejahteraan peternak. Jadi Ayo ke Puskeswan, ucapnya.
Nasrullah juga menekankan peran penting Puskeswan dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan di wilayah kerja masing-masing.
Peran ini selain meningkatkan produktifitas hewan juga melindungi masyarakat dari penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia, tandasnya. (Ade Setiawan)***l;j
***Ade Setiawan adalah Kepala Puskeswan Pandeglang (Peserta Temu Puskeswan Nasional di Solo, Jawa Tengah 25-26 Oktober 2021)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.