Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ikliylaa

Mengamalkan Pancasila dalam Ibadah Puasa dengan Perspektif Kesehatan

Edukasi | 2022-06-24 16:57:22

Negara Indonesia memiliki prinsip tersendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi ciri tersendiri bagi bangsa Indonesia yakni pancasila sebagai dasar negara. Dalam menjaga eksistensi bangsa Indonesia, negara sangat memerlukan pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Di dalam setiap sila pancasila terdapat nilai luhur bangsa yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Dasar negara dan ideologi nasional bangsa indonesia adalah pancasila, yang berarti hal ini membawa konsekuensi logis bahwa nilai pancasila dijadikan sebagai landasan pokok, dan landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang sebagai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Pancasila sebagai Weltanschauung yang berarti, nilai yang terkandung di dalam setiap sila-sila Pancasila merupakan sesuatu yang sudah ada, dan kemudian berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia lalu disepakati untuk menjadi dasar Negara. Weltanschauung dapat didefinisikan sebagai pandangan dunia yang terdapat ajaran mengenai makna dan tujuan hidup manusia dalam suatu bangsa dan negara. Nilai-nilai dari Pancasila memiliki etika kehidupan bersama, sehingga secara praksis kehidupan masyarakat di Indonesia mengacu kepada nilai-nilai yang terkandung dalam sila pancasila. Setiap masyarakat bangsa Indonesia mampu mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila pertama dari Pancasila, dimana menjiwai ke empat sila yang lain. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki keterkaitan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta, yang kemudian keempat sila lainnya merupakan pedoman untuk hubungan antar manusia yang satu dengan yang lain. Dalam berinteraksi dengan sesama manusia setiap warga negara pasti sadar bahwa ada yang mengawasi mereka yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dalam implementasi nilai-nilai keempat sila Pancasila yang lain tidak akan terlepas dari sila utama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna bahwa negara yang didirikan merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Masa Esa. Contoh dalam kehidupan kita seperti, Melaksanakan ibadah kepada Allah salah satunya yaitu ibadah puasa.

Menurut ilmu kedokteran terbukti bahwa, makan dan minum yang berlebihan dapat memberatkan kinerja jantung, membahayakan lambung, sesak dada, menghancurkan hati, penyebab dari mengerasnya pembuluh darah, kencing manis, dan naiknya tekanan darah. Karena hal tersebut, ada dokter yang mengatakan bahwa banyak orang yang menggali kuburnya dengan gigi-giginya sendiri. Sehubungan dengan pendapat tersebut, Allah SWT sudah mengingatkan dalam QS. Al-A’raf ayat 31 yang artinya, “Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan”. Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya, “Perut itu gudangnya penyakit”. Berdasarkan hal tersebut, penyakit-penyakit itu dapat dicegah dan diobati dengan tidak makan ataupun minum secara berlebihan, sehingga dapat dilakukan dengan membatasi nafsu makan (diet), dan yang lebih baik tentunya adalah dengan ibadah puasa.

Sedangkan menurut Alvenia M. Fulton, seorang pakar nutrisi yang juga direktris dari salah satu lembaga makanan sehat di Amerika, melalui berbagai penelitian yang sudah dilakukannya, bahwa dapat disimpulkan dalam satu kalimat, “Fasting is the ladies best beautifier, it brings grace, charm and poise, it normalizes female function and reshapes the body contour”. Yang berarti “Puasa adalah cara terbaik bagi wanita untuk memperindah dan mempercantik tubuhnya, alasannya karena puasa menghasilkan kelembutan, keluwesan dan pesona, juga menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan, serta membentuk kembali lekuk-lekuk tubuh”. Perlu diperhatikan bahwa menurut ilmu kedokteran mutakhir menetapkan terutama bagi lansia atau mereka yang telah berusia lanjut, wajib untuk melakukan puasa seminggu sekali, atau seminggu setiap bulan, dan yang paling baik adalah sebulan setiap tahun.

Oleh Ikliyla Fitri (Mahasiswi Prodi Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung)

Dosen pembimbing: Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H. (Dosen Universitas Islam Sultan Agung)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image