Kepemimpinan di Zaman Kekhilafahan
Agama | 2021-10-28 11:34:22Sebagai umat muslim kita pasti pernah mendengar kata Khilafah, baik dari kutipan dari Al-Qurâan maupun Hadist nabi Muhammad SAW, terutama pada kisah sahabat nabi seperti Abu Bakar, âUmar bin Khattab, âUtsman bin âAffan dan Ali bin Abi Thalib. Berbicara tentang Khilafah asti terdapat konsep kepemimpinan, maka kita harus paham dulu apa yang dimaksud dengan kepemimpinan. Pada saat ini, tentu kita semua tahu apa itu kepemimpinan, kata pemimpin tak pernah lepas dari kehidupan sehari- hari kita, terlebih lagi dalam suatu kelompok atau organisasi tentu memiliki pemimpin, yang bertugas untuk mengatur jalannya kelompok atau organisasi tersebut. Sebagai contoh, seperti kita yang memiliki pemimpin negara yang di sebut presiden, dan presiden lah yang mengatur jalannya negara kita.
Pengertian kepemimpinan dan Khilafah
Kepemimpinan bisa kita artikan sebagai kemampuan untuk memimpin orang lain dalam suatu kelompok atau organisasi, untuk suatu tujuan dan tentu juga untuk keberlangsungannya kelompok atau organisasi tersebut. Sedangkan pemimpin adalah orang yang ditunjuk atau dipilih untuk memegang amanah sebagai ketua dari suatu kelompok dan bertanggung jawab atas jalannya kelompok tersebut. Secara garis besar bisa kita katakan arti dari kepemimpinan dan khilafah memiliki makna yang sama. Tetapi ada beberapa konsep dari khilafah yang membedakan makna dari kepemimpinan dan khilafah, baik dari otoritasnya, fungsi- fungsinya, pengaplikasiannya maupun ruang lingkupnya.
âWahai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah(penguasa) dimuka bumiâ (Shad:26)
Sebagai contoh, dalam ayat diatas nabi Daud AS ditunjuk oleh Allah untuk menjalankan syariatnya dan memimpin umat pada saat itu. Kata khalifah pada ayat diatas bermakna pemimpin. Kata pemimpin dalam Al-Qurâan tidak hanya digambarkan dengan kata khilafah, terkadang, kata pemimpin didalam Al-Qurâan bisa berbunyi amr, sulthon, malik, imam dan lain- lain. Walaupun memiliki arti yang sama, masing- masing kata tersebut memiliki makna yang berbeda satu sama lain, termasuk juga kata khilafah. Pada Hakikatnya Manusia Diciptakan Allah swt, selain untuk beribadah yakni sebagai khalifah dimuka bumi untuk memimpin dan menjaga atau melindungi bumi,Sebagai mana dalam firman allah swt dalam QS al-baqarah:30.
âIngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumiââ.
Nabi Adam dan keturunannya telah Allah pilih sebagai pengelola bumi. Penggunaan istilah khalifah di sini berlaku untuk setiap anak cucu Adam.
Khilafah secara bahasa yaitu penggantian, sedangkan khalifah yaitu pengganti. Secara istilah khilafah merupakan kepemimpinan yang mengurusi agama dan kenegaraan sebagai pengganti dari Rasulullah SAW. Seperti yang kita ketahui beberapa sahabat Rasulullah SAW seperti Abu Bakar, âUmar bin Khattab, âUtsman bin âaffan dan Ali bin Abi Talib yang menjabat sebagai pengganti Rasulullah SAW ketika beliau wafat. Kata pengganti diatas bukan berarti menggantikan nabi Muhammad SAW menjadi rasul, tetapi menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin seluruh umat dan alam semesta sesuai dengan ajaran- ajaran Islam. Untuk lebih dalam mengetahui khilafah, kita patut mengambil pelajaran dari kisah para sahabat ketika menjabat sebagai khalifah, agar kita mengerti bagaimana para sahabat memimpin umat, bagaimana metode kepemimpinannya dan bagaimana khalifah tersebut memimpin umat pada zamannya.
Kepemimpinan Abu Bakar
Abu Bakar adalah khalifah pertama yang menggantikan nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat Abu Bakar adalah sosok yang rendah hati, pada masa kepemimpinannya beliau membangun suatu lembaga untuk mengurus keuangan negara yang disebut Baitul Mal untuk kesejahteraan rakyatnya. Abu Bakar selalu melakukan musyawarah untuk menentukan keputusan, beliau sangat mengerti rakyatnya dan sangat terbuka terhadap opini dari umatnya.
Kepemimpinan âUmar bin Khattab
Khalifah kedua setelah Abu Bakar adalah âUmar bin Khattab. âUmar bin Khattab memiliki sifat sederhana dan bertanggung jawab. Pada masa kepemimpinannya, setiap malam Umar selalu memastikan rakyatnya tidur nyenyak dimalam hari. Pada suatu malam ia melihat anak- anak yang merengek kelaparan kepada ibunya, sementara mereka tidak memiliki apapun untuk dimakan. Ketika itu pun Umar langsung membawakan mereka gandum untuk dimakan.
Kepemimpinan âUtsman bin âAffan
Setelah kepemimpinan âUmar bin Khattab, terpilih lah âUtsman binâAffan sebagai pengganti beliau. âUtsman bin âAffan pada masa kepemimpinannya adalah sosok khalifah yang sangat memperhatikan kemaslahatan rakyatnya, beliau membangun sarana- sarana kepentingan umum seperti pemukiman, masjid, jalan serta kota yang berkembang pesat. Kota yang dibangun âUtsman bin âAffan pada saat itu menjadi sentra perekonomian.
Kepemimpinan Ali bin Abi Talib
Ali bib Abi Talib adalah khalifah ke- empat setelah âUtsman bin Affan. Selain Ali adalah sosok yang adil dan rendah hati pada masa kepemimpinannya. Pada suatu kejadian baju besi Ali dicuri oleh seorang Nasrani, beliau pun mengajaknya untuk menemui seorang hakim dari kaumnya, kemudian hakim itu memutuskan kalau baju itu milik seorang Nasrani tersebut karena beliau tidak memiliki bukti kepemilikan baju tersebut. Karena perilakunya tersebut seorang Nasrani tadi mengucap syahadat. Sebagai contoh pemimpin yang rendah hati, beliau pernah memasuki pasar sendirian dan menuntun jalan orang yang tersesat dan selalu membantu rakyatnya yang membutuhkan bantuan.
Kesimpulan
Khilafah disebut sebagai kepemimpinan dalam mengatur negara dan dalam urusan agama. Khilafah harus dipegang umat Islam sebagai kniscayaan, sebagai penggnti Nabi dalam mengurus umat sebagai imam (pemimpin) bagi umat Islam setelah Nabi.
Konsep khilafah sesungguhnya telah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 30.yang menyatakan, manusia secara umum itulah yang dipercaya Allah untuk menjelaskan amanah penjagaan bumi. Namun demikian, pendekatan pemahaman khilafah dalam politik kenegaraan bukan berarti penyempitan makna, melainkan lebih merupakan salah satu metodologi operasional terhadap tugas dalam mengembangkan amanah itu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.