Mengapa Membayar Menggunakan E-Money Lebih Terasa Boros daripada Cash?
Bisnis | 2022-06-22 20:55:29Di zaman sekarang generasi milenial sudah banyak menggunakan e-money sebagai pengganti uang tunai atau cash. Penggunaan e-money ini semakin meningkat sejak adanya pandemi covid-19 yang sudah hampir 2 tahun melanda seluruh dunia. Masyarakat menggunakan e-money dikarenakan, penyebaran virus melalui uang tunai atau cash terlalu beresiko. Sehingga e-money atau cashless menjadi pilihan yang tepat untuk mengurangi penyebaran virus tersebut. Banyak masyarakat merasa dengan adanya e-money ini tidak perlu membawa dompet yang sangat tebal lagi. Tetapi, mengapa penggunaan e-money ini justru terasa lebih boros daripada cash?
Awal Mula Munculnya E-Money Di Indonesia
E-money pertama kali dirilis di Indonesia pada tahun 2009 atau sekitar 13 tahun lalu. Hal tersebut diiringi dengan terbitnya Peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 terkait Uang Elektronik (Electronic Money) oleh Bank Indonesia. Bank pertama yang menyediakan layanan e-money yaitu, Bank BCA melalui layanan Flazz BCA.
Penggunaan e-money ini semakin meningkat dikarenakan, sekarang Indonesia sudah memasuki era digital 4.0. Sehingga semua transaksi melalui online marketplace, pembayaran tol, pembayaran transportasi (MRT, KRL, dan ojek online) sudah didominasi menggunakan e-money.
Perkembangan e-money di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah. Produk e-money di Indonesia sekarang yang sering digunakan yaitu, Go-Pay, OVO, DANA, Shopee-Pay, LinkAja, dan BCA mobile. Tak dapat dipungkiri jika kegiatan ekonomi memang sangat berkesinambungan dengan bidang elektronik.
Mengapa Membayar Menggunakan E-Money Lebih Terasa Boros daripada Cash?
Cash atau uang tunai adalah uang kertas bank dan uang logam, yang merupakan alat pembayaran yang sah. Dalam psikologi, penggunaan cash atau uang tunai ini cenderung lebih berat untuk mengeluarkannya, karena emotional attachment (rasa takut kehilangan) terhadap uang tunai atau cash ini lebih tinggi daripada terhadap e-money. Cash atau uang tunai memiliki wujud fisik yang membuat pengguna perlu berpikir dua kali untuk mengeluarkannya.
E-money atau uang elektronik adalah alat pembayaran yang berbentuk elektronik di mana nilai uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu, biasanya transaksinya membutuhkan jaringan internet. Dalam psikologi, penggunaan e-money ini membuat pengguna cenderung tidak merasa terbebani, karena e-money tidak memiliki wujud fisik uangnya.
Hal tersebut menjadi salah satu faktor mengapa penggunaan e-money lebih terasa boros daripada cash atau uang tunai.
Bagaimana Cara Menggunakan E-Money yang Baik dan Benar agar Tidak Terasa Boros?
Dalam hal ini, ada 5 cara untuk menggunakan e-money dengan baik dan benar agar tidak terasa boros, sebagai berikut:
1. Pilih e-money sesuai kebutuhan
2. Gunakan kartu debit untuk melakukan transaksi besar
3. Pilih e-money dari lembaga resmi terpercaya
4. Perhatikan biaya tambahan
5. Rawat kartu e-money
Lalu bagaimana dengan Anda? Apakah Anda termasuk salah satu yang sudah aktif menggunakan e-money untuk berbagai kebutuhan? Ada begitu banyak kelebihan dan kemudahan yang bisa Anda dapatkan dengan menggunakan uang elektronik tersebut. Tetapi, juga harus mengingat akan pentingnya mengurangi penggunaan e-money agar merasa lebih hemat.
Itulah alasan mengapa membayar menggunakan e-money lebih terasa boros daripada cash.
(Zulfa Kamila)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.