Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Riva Sahri Ramdani, SE., S.Pd.

MENGINSPIRASI UNTUK BERKARYA, BUKAN BERINGIN

Eduaksi | 2022-06-22 19:45:24
foto: masterplan pesantren at-tajdid muhammadiyah tasikmalaya

“Berimajinasilah, karena Superman lahir dari imajinasi yang direalisasi”. Kalimat itu didapat dari status whatsApp 085xxxxxx021. Tafsirannya adalah menggambarkan kebebasan seseorang untuk berkeinginan, lalu melahirkan keluasan imajinasi, kemudian didorong oleh kekuatan gerakan nyata hati dan fisik, akhirnya lahir suatu karya yang super dan mendunia.

Kisah Superman yang sampai sekarang masih digemari anak-anak hingga dewasa ini tidak lepas dari sejarah penciptaannya. Man of Steel ini diciptakan oleh dua orang remaja asal Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, pada tahun 1932. Namanya yaitu Joe Shuster dan Jerry Siegel. Mereka adalah seniman dan penulis yang bukan hanya berani untuk beringin (ber-ingin atau memiliki keinginan), akan tetapi mereka berani untuk berkarya. Berkat kegigihannya, pada tahun 1938, kolaborasi ini membuahkan hasil yang sangat baik, saat ide mereka diterima oleh perusahaan ternama, Detective Comics, Inc.

Selanjutnya adalah kisah penciptaan Doraemon yang tidak jauh beda dengan Superman. Pada tahun 1969, Fujiko F Fujio, sang creator robot kucing ini, dengan tekun dan ulet merancang cerita sebuah robot masa depan yang memiliki kantong ajaib, didatangkan dari abad ke-22 untuk membantu seorang anak pemalas yang bernama Nobita. Saking banyak penggemarnya, komik Doraemon ini sampai dicetak dengan versi berbagai bahasa, sehingga menjadikannya sebagai komik terlaris di dunia.

Dari dua sejarah karya cerita fiksi tersebut, bukan Superman dan Doraemonnya yang hebat, namun penciptanyalah (pengarangnya) yang luar biasa. Berawal dari coretan dan goresan gambar sederhana, menjelma menjadi karya berjuta eksemplar komik dan seri film. Bertahan sampai saat ini dengan berjuta penggemar, seakan dilestarikan dan diabadikan agar menjadi sebuah legenda yang usia karyanya melebihi usia penciptanya. Sebuah pesan tersirat dari mereka untuk kita manusia masa kini, bahwa jadi manusia itu jangan hanya berani beringin, akan tetapi harus berani berkarya dan bertanggung jawab merealisasikan keinginan imajinatifnya dalam bentuk karya yang berwujud.

#1

Terinspirasi dari karya dan perkataan Imam Al-Ghazali, "Kalau kau bukan anak raja, dan kau bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis”.

Namanya Pak Ramdan, seorang guru honorer yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX di salah satu SMP Muhammadiyah di Kabupaten Tasikmalaya. Sebagai guru yang masih cukup muda, ia berambisi ingin membuat sebuah karya yang hebat. Karya yang diharapkan akan menginspirasi siswa untuk berbuat hal yang sama dengan bentuk yang berbeda.

Tiba-tiba muncul dalam benaknya sebuah ide untuk memusikalisasikan puisi yang pernah ia buat. Lalu dipanggillah beberapa siswa yang mumpuni dalam bidang seni musik untuk mengawali realisasi keinginannya itu. Setelah semua anggota terpilih dan terpilah, maka mereka bekerja sesuai tugas yang langsung dikoordinir oleh Pak Ramdan. Akhirnya, hanya dalam waktu kurang dari satu bulan, lagu dengan judul “Spirit of Tajdid” menggema di lingkungan sekolah. Semua warga sekolah menyambut baik karya hasil kolaborasi guru dan siswa ini.

Saat ditanya mengapa ia sangat bersemangat dan penuh dedikasi ketika merealisasikan keinginannya, Pak Ramdan menjawab, “Saya ingin menyiapkan generasi penerus bangsa yang hebat, mampu bekerja sama, dan percaya diri. Saya tidak mau nanti anak-anak ini tumbuh sebagai generasi yang besar keinginan, namun tidak percaya diri dan tidak berani mewujudkan dan menunjukkan karyanya.”

#2

Terinspirasi dari karya dan perkataan Pak Ramdan, “Jangan hanya bisa bilang wow, saatnya kamu di-wow-kan orang lain”.

Namanya Akmal Haidar Solihin, seorang siswa yang menjabat Ketua Bidang Pengembangan Kreativitas dan Kewirausahaan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting At-Tajdid, setingkat OSIS. Dengan kecerdasan kinestetiknya, dia berambisi ingin menghias ruang terbuka sekolah dengan karya-karya siswa. Tidak dinanti-nanti lagi, dia segera menempuh alur perijinan ke pihak sekolah.

Singkat cerita, modal utama berupa perijinan sudah ada di tangan. Saatnya dia mengumpulkan teman-temannya yang sama-sama cerdas kinestetik dan juga senang berimajinasi. Setelah semua anggota terpilih dan terpilah, maka mereka bekerja sesuai tugas yang langsung dikoordinir olehnya. Akhirnya, hanya dalam waktu dua bulan, ruang terbuka sekolah pun dihiasi lukisan, kata-kata motivasi, kaligrafi, dan akuarium mini. Semua warga sekolah takjub dan menyambut baik karya hasil kolaborasi siswa ini.

Saat ditanya mengapa ia sangat bersemangat dan penuh dedikasi ketika merealisasikan keinginannya, Akmal menjawab, “Saya ingin meninggalkan karya yang bisa dikenang dan dijadikan inspirasi bagi adik-adik kelas saya. Meskipun nanti saya sudah menjadi alumni, namun catatan karya akan selalu ada dalam cerita guru dan siswa di sekolah ini”.

foto: karya santri pesantren at-tajdid muhammadiyah tasikmalaya

#3

Terinspirasi dari karya dan perkataan Akmal, “Seberapa banyak masalahmu, selesaikan satu-satu. Jangan terlalu banyak bicara.”

Namanya Pak Dani, salah satu pimpinan di lingkungan kampus pendidikan tempat Akmal bersekolah. Dengan managerial skills yang dimilikinya, dia langsung berpikir peningkatan program dan pengadaan atau penambahan fasilitas sarana prasarana sekolah agar mampu menampung bakat dan menyalurkan kecerdasan siswanya. Dia ingin banyak siswa yang berani berkarya seperti Akmal.

Langkah pertama, dengan technical skillnya, dia mengumpulkan informasi mengenai bakat apa saja yang perlu dikembangkan dan harus difasilitasi sekolah melalui program ekstrakurikuler. Selanjutnya, dia mencoba mendata keahlian guru, latar belakang pendidikan dan pengalamannya. Akhirnya, dengan mempertimbangkan asas manfaat dan sumber daya manusia yang ada, maka dia memutuskan untuk menambah program ekstrakurikuler multimedia dan mengoptimalkan program pengembangan bahasa arab dan inggris yang sudah berjalan cukup baik di sekolah ini.

Selanjutnya, Pak Dani dengan Conceptual Skillnya mencoba merancang program hebatnya. Membuat tim dari guru yang dinilai mahir dalam bidang multimedia, lalu mengatur strategi, kemudian membagi tugas. Sebagian guru ditugaskan menyusun silabus, sebagian yang lain ditugaskan mengelola peralatan dan media pendukung belajar. Konsep alur dibuat dalam secarik kertas, siap untuk disosialisasikan kepada guru lain, siswa, dan komite sekolah.

Akhirnya, dengan human skill yang dimilikinya, dia mampu berkomunikasi secara baik, memotivasi dan membangun sebuah kepercayaan dari semua pihak. Program ekstrakurikuler multimedia disambut baik oleh warga sekolah. Begitupun juga optimalisasi program pengembangan bahasa arab dan inggris bersinergi menjadi pendukung kemajuan program multimedia ini. Setiap orang mengakui kehebatan gerakan pimpinan ini.

Saat ditanya mengapa ia sangat bersemangat dan penuh dedikasi ketika merealisasikan keinginannya, Pak Dani menjawab, “Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Saya adalah leader, bukan seorang boss. Semua adalah tanggung jawab saya. Saya adalah pelaku, orang lain hanya membantu, dan Allah adalah penentu.”

#4

Terinspirasi dari karya dan perkataan Pak Dani, “Satukan hati, satukan misi. Satukan cita, satukan asa. Untuk surga yang dicinta”.

Namanya Pak Nuryaman, salah satu anggota komite sekolah yang sudah lama mengabdikan diri di persyarikatan Muhammadiyah. Dengan modal semangat ta’awun (saling menolong), beliau berambisi ingin memperluas area lahan sekolah.

Dengan cekatan, beliau bangun komunikasi melalui jaringan orang tua, Muhammadiyah, dan pemerintah. Beberapa tempat dan instansi dikunjungi, segala syarat dipenuhi, semua kenalan dilobi, demi sebuah cita-cita memperluas area lahan sekolah. Tidak sia-sia, usahanya membuahkan hasil yang menakjubkan. Lebih dari satu milyar dana bisa terkumpul melalui semangat ta’awunnya. Hanya dalam dalam kurun waktu satu tahun, area lahan sekolah bertambah lebih kurang satu hektar. Semua warga sekolah berterima kasih atas jasanya, baik dengan bentuk ucapan, maupun dengan bentuk perbaikan dan peningkatan kinerja.

Saat ditanya mengapa ia sangat bersemangat dan penuh dedikasi ketika merealisasikan keinginannya, Pak Nuryaman menjawab, “Kita berjuang untuk umat, bukan untuk pribadi. Jika idemu kau anggap benar dan baik, maka lakukanlah. Segera wujudkan dalam karya nyata, bukan hanya keinginan belaka. Buat apa kau lama-lama terpaku dengan komentar orang lain yang membuat kau ragu untuk melangkah”.

#5

Pepatah arab mengatakan “al-fadhlu lil mubtadi, wa in ahsanal muqtadhi”, keutamaan bagi yang mengawali, meskipun orang-orang setelahnya lebih baik dari mereka yang mengawali.

Dalam kisah tersebut, entah siapa yang harus lebih dahulu menginspirasi atau yang terinspirasi. Irfan Amalee, pendiri Peace Generation Indonesia, mengatakan bahwa inspirasi itu dengan pengalaman, bukan dengan ceramah. Inspirasi itu dengan showing, bukan preaching. Artinya, siswa atau siapapun itu akan termotivasi untuk melakukan aksi yang serupa (dalam kebaikan) apabila ia melihat orang lain berkarya, bukan berretorika yang belum terlihat nyata bentuk hasilnya seperti apa. Biarkan anak menjadi motivator untuk dirinya. Jangan terlalu sering dijejali dengan ceramah yang membuyarkan rencana hebatnya.

Begitulah siklus kebaikan yang terjadi pada lembaga pendidikan yang sehat. Setiap unsur sekolah menginspirasi untuk berkarya, bukan beringin. Apa gunanya mendata keinginan, namun stagnan bahkan berhenti di kata “mari” dan “ayo” di meja rapat saja. Tidak ada tindak lanjut gerakan dan langkah yang mengarah kepada karya. Kalaupun ada gerakan, gerakannya tidah terarah karena tidak ada kontrol evaluasi. Seharusnya, awali dengan mendata keinginginan, lalu membagi tugas, kemudian atur strategi, dan lanjutkan dalam aksi nyata dengan arahan dan bimbingan dari penggagas agar tidak melenceng dari tujuan. Jangan lupa untuk selalu barengi pekerjaan dengan evaluasi untuk perbaikan dan peningkatan.

Bukan siswa, guru, pimpinan, atau lembaganya yang hebat, tapi Allah, Sang Penciptanya, yang Maha Hebat dan memberikan kehebatan kepada makhluknya (Qs. Al-Mulk: 19-24). Selamat menginspirasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image