Mengasah Kebahasaan Penduduk Melalui KKN
Sastra | 2021-10-26 22:27:03Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara, bahasa nasional, dan bahasa persatuan yang sudah ditetapkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi sebagai bahasa pengantar di dalam sebuah dunia pendidikan. Oleh karena itu segala hal yang berbau keilmuan harus memakai Bahasa Indonesia dan tentunya harus memakai kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Namun, sayangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang kaidah kebahasaan masih sangat minim. Hal tersebut harus segera ditindak lanjuti agar dampaknya tidak semakin fatal.
Pada saat ini minat membaca masih sangat kurang, bahkan hanya 1 dari 1000 orang di Indonesia yang memiliki minat membaca tinggi. Hal tersebut sangat miris dan memprihatinkan padahal Indonesia saat ini sudah termasuk ke dalam barisan negara maju. Kerendahan minat membaca inilah yang membuat pengetahuan masyarakat Indonesia seputar kaidah Kebahasaan pun ikut rendah. Jika terus didiamkan, masyarakat Indonesia akan semakin acuh tak acuh dengan eksistensi Bahasa Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia tidak akan bisa memakai Bahasa Indonesia yang baik dan benar di masa depan.
Kerendahan pengetahuan tentang kebahasaan harus ditangani dengan cara kembali belajar mengenai kaidah kebahasaan dan langsung mengasah ilmu kebahasaan yang sudah dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Menanggapi fenomena tersebut beberapa mahasiswa di Indonesia memutuskan untuk membuat program mengasah kebahasaan masyarakat pada saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil yang pengetahuan kebahasaannya masih terbilang minim.
Sasaran utama pada kegiatan ini adalah generasi muda yaitu anak-anak di Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Semua tema dalam kegiatan KKN ini difokuskan pada kebahasaan. Mulai dari menaikkan minat literasi anak-anak hingga mengasah ilmu seputar kebahasaan. Namun masing-masing tingkat di setiap sekolah pengajarannya sama, namun ditingkat paling atas yaitu di SMA akan diberikan tambahan ilmu untuk membuat para siswa semakin paham tentang kebahasaan dan diharapkan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat Sekolah Dasar, tim KKN dari kampus-kampus akan memberikan buku bacaan yang menarik minat siswa Sekolah Dasar. Buku bacaan tersebut berisi ilmu pengetahuan yang menarik dengan pembahasan yang ringan dan ditulis dengan kaidah kebahasaan standar PUEBI. Sehingga pengetahuan yang akan didapatkan oleh siswa akan semakin banyak. Pada siswa tingkat Sekolah Dasar biasanya masih sangat gemar meniru, jadi memberikan bacaan yang menarik dapatmemacu anak-anak termotivasi untuk terus membaca walaupun kegiatan KKN hanya diadakan 1 tahun sekali.
Selain membaca, pihak dari mahasiswa pun akan mengajarkan tentang pemakaian tanda baca dengan baik dan benar sesuai standar PUEBI, supaya nantinya para siswa Sekolah Dasar terbiasa menulis menggunakan tanda baca yang baik dan benar. Ini merupakan titik awal generasi muda bisa mulai mengembangkan ilmunya mengenai kebahasaan pada Bahasa Indonesia agar semakin baik kedepannya.
Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan dilaksanakan kegiatan literasi yang intensif selama satu bulan, hal tersebut memiliki tujuan yang sama seperti yang dilakukan kepada siswa Sekolah Dasar yaitu untuk menaikkan minta membaca. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama sedikit lebih sulit daripada anak Sekolah Dasar, karena pada usia awal remaja seperti ini membuat siswa lebih sulit diatur. Untuk itu para mahasiswa harus membuat kegiatan literasi yang lebih intensif namun menyenangkan, agar para siswa nantinya dapat melakukan literasi tanpa adanya paksaan.
Setelah kegiatan literasi secara intensif, pihak dari mahasiswa akan mengajarkan terkait materi penggunaan kalimat efektif dengan baik dan benar. Supaya ketika menulis sebuah karangan atau mengerjakan tugas siswa akan terbiasa menggunakan kalimat efektif, terlebih lagi untuk siswa yang sudah menginjak kelas tiga di Sekolah Menengah Pertama yang harus benar-benar paham mengenai kalimat efektif. Supaya ketika siswa pergi ke Sekolah Menengah Atas sudah paham betul mengenai kalimat efektif dan bisa diaplikasikan pada setiap pembuatan tugas sekolah.
Pada tingkat Sekolah Menengah Atas akan dilaksanakan kegiatan literasi dan disertai pembelajaran tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ketika membuat sebuah karya ilmiah. Pada siswa di tingkat Sekolah Menengah Atas seharusnya sudah menguasai kaidah kebahasaan, hal tersebut dikarenakan Sekolah Menengah Atas akan menjadi akhir tingkat sekolah bagi siswa yang tidak akan melanjutkan ke Perguruan Tunggi. Seperti yang kita ketahui dengan betul, jika wajib Sekolah adalah 12 tahun, namun meskipun sudah terbilang lama masih banyak lulusan-lulusan Sekolah Menengah Atas yang masih belum bisa menggunakan kebahasaan dengan baik di dalam kegiatan sehari-harinya.
Siswa pada tingkat Sekolah Menengah Atas ini biasanya sudah mulai membuat tugas yang terbilang rumit seperti pembuatan karya tulis ilmiah seperti artikel, teks editorial, teks eksplorasi, teks eksposisi, dan bahkan membuat makalah pada setiap mata pelajarannya. Namun, pembuatan tugas-tugas tersebut akan kurang memuaskan jika tidak disertai dengan penggunaan PUEBI dengan baik. Salah satu kesalahan yang sering terjadi pada suatu karya ilmiah pada siswa tingkat SMA adalah pembuatan daftar pustaka, para siswa biasanya hanya mencantumkan sumber dari referensi yang didapatkannya begitu saja tanpa mau mengubah sesuai strukturnya. Hal tersebut tentu sangat fatal dan tidak dapatdibiarkan.
Kebahasaan itu sangatlah penting dan harus terus diperhatikan karena semua aktivitas yang dilakukan di dalam kegiatan sehari-hari menggunakan kaidah kebahasaan Indonesia. Menggunakan kaidah kebahasaan yang baik dan benar tidak sulit dilakukan, namun masih banyak masyarakat Indonesia yang menyepelekan penggunaan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Menurut masyarakat Indonesia yang masih awam terhadap pengetahuan kebahasaan pasti akan menganggap Basahan Indonesia adalah bahasa yang mudah, padahal kebahasaan dalam Bahasa Indonesia bisa dibilang cukup rumit, begitu banyak hal yang harus diperhatikan.
Mempelajari kebahasaan pada bahasa Indonesia sendiri adalah bentuk cinta nyata kepada negara Indonesia dan salah satu cara melestarikan Bahasa Indonesia. Untuk itu siswa dari segala tingkatkan di Sekolah sudah seharusnya mempelajari dasar-dasar dari Bahasa Indonesia untuk menguasai seluruh kaidah kebahasaan. Mempelajari kebahasaan terbilang sulit, bahkan mahasiswa di Perguruan Tinggi pun masih mengalami kesulitan ketika menerapkan kebahasaan.
Program mengasah kebahasaan masyarakat Desa saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata diharapkan berjalan sesuai tujuan awal, tujuan dari program ini adalah meningkatkan pemakaian berbahasa Indonesia dengan baik dan benar pada masyarakat Indonesia. Kegiatan tersebut seharusnya dapat dilakukan dengan waktu kurang lebih satu bulan. Dalam satu bulan tersebut para mahasiswa memaksimalkan diri untuk membantu masyarakat desa khususnya para siswa di setiap tingkat.
Kebahasaan pada bahasa Indonesia pasti memiliki pembaharuan di setiap beberapa tahun, seperti yang tadinya standar kebahasaan bahasa Indonesia dinamakannya dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), kemudian digantikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jika masyarakat tidak mengikuti perkembangan Bahasa Indonesia, nantinya mereka akan semakin tertinggal jauh. Sehingga, masyarakat tidak mengetahui tentang pembaharuan kebahasaan.
Faktor utama yang menjadi penyebab minimnya pengetahuan kebahasaan adalah penduduk desa yang lebih sering menggunakan bahasa daerah daripada Bahasa Indonesia, penggunaan bahasa daerah di Indonesia memang merupakan kepanggaan tersendiri karena bahasa daerah pun termasuk budaya yang wajib dilestarikan. Namun, penggunaan bahasa daerah pun harus tetapi diimbangi dengan menggunakan bahasa kesatuan, Bahasa Indonesia.
Hal tersebut karena dalam dunia pendidikan siswa pastinya akan menggunakan bahasa kesatuan sebagai pengantarpembelajarannya. Selain itu Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa, tidak semua daerah menggunakan Bahasa Indonesia yang sama, saat berinteraksi dengan orang luar daerah jika tidak menggunakan bahasa pemersatu nantinya akan terjadi miskomunikasi. Untuk itu mempelajari Bahasa Indonesia adalah suatu kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh masyarakat awam di desa saat menggunakan Bahasa Indonesia yang banyak macamnya. Terdapat kesalahan menggunakan ejaan, biasanya masyarakat desa kurang memperhatikan ejaan dalam pengucapan sehari-hari, serta menganggap kesalahan pengejaan adalah hal yang lumrah. Kesalahan penulisan ejaan pun dapat dilihat dari spanduk yang ada di sebuah warung yang ditemui di pedesaan. Untuk itu para mahasiswa pun harus terus mencoba memberikan pengertian kepada seluruh masyarakat desa tentang pentingnya menggunakan ejaan dalam setiap aktivitas, termasuk dalam hal penulisan ejaan spanduk atau pamflet.
Kedua adalah kesalahan dalam menggunakan kalimat efektif, penyusunan kalimat yang dilakukan oleh masyarakat desa biasanya masih terbilang kurang. Ketiga adalah kesalahan dalam penulisan nomor dan huruf kapital, hal tersebut tidak bisa dibiarkan karena akan sangat berpengaruh terhadap pengartiannya. Yang terakhir dan sangat sering terjadi adalah penulisan tanda baca, sudah bukan rahasia umum jika kesalahan dalam penulisan tanda baca sudah sangat sering terjadi. Kesalahan penulisan tanda baca bisa dilihat dari pesan singkat pribadi ketika masyarakat sedang melakukan komunikasi satu sama lain.
Keempat kesalahan di atas memang terlihat sepele, namun jika dibiarkan dampaknya akan semakin besar untuk eksistensi Bahasa Indonesia sendiri. Bahasa Indonesia adalah salah satu alat pemersatu bangsa yang harus selalu dijaga oleh Bangsa Indonesia sendiri, jika eksistensi Bahasa Indonesia tidak dijaga dari sekarang, maka nantinya masa depan generasi penerus bangsa tidak mengerti betul bahasa tanah airnya sendiri.
Untuk itu program mengasah kebahasaan melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini sangat penting untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Selain untuk membantu masyarakat agar lebih memahami penggunaan bahasa, mahasiswa pun bisa dikatakan sedang melakukan bela negara dengan cara menjaga eksistensi Bahasa Indonesia di negara tercinta.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.