Ada Perbedaan Ada Toleransi
Eduaksi | 2021-10-26 12:37:29Kita manusia terlahir sebagai makhluk sosial. Mengapa bisa begitu ? karena kita tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan bantuan orang lain. Sejak kita lahir, kita sudah dibantu oleh dokter yang melahirkan kita. Pastinya dalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak lepas dari bantuan orang lain. Maka darisinilah kita disebut makhluk sosial.
Dalam kehidupan sosial kita pastinya menemukan banyak perbedaan. Apa sih yang membedakan kita sebagai makhluk sosial ? kita berbeda dari segi fisik seperti rambut,mata,hidung,mulut,tinggi badan,dll. Lalu kita berbeda dari segi materi ada yang kaya,menengah,dan miskin tentunya. Namun kadang kita sebagai manusia merasa tidak puas akan perbedaan itu. Berbagai macam orang menganggap suatu perbedaan itu merupakan suatu ketidakcocokan.
Hal ini jelas salah karena pada Kisah Para Rasul 10: 34 berkata: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orangâ dan Kisah Para Rasul 10: 35 berkata : âSetiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.â Tuhan tidak pernah membeda-bedakan setiap manusia yang lahir ke dunia ini. Ia menganggap semua makhluk sama sebagai ciptaannya.
Justru ia menciptakan suatu perbedaan agar kita sebagai manusia saling melengkapi dan saling menolong satu sama lain. Berbeda bukan berarti kita tidak cocok. Negara kita Indonesia ini sangat beragam dari suku bangsa,adat,budaya,mata pencaharian, dan sebagainya. Jika kita sebagai orang Indonesia tidak bisa menerima suatu perbedaan dengan baik maka sulitlah kita untuk hidup. Mau kita hidup di negara mana pun kita akan mengalami kesulitan jika kita tidak bisa menerima sebuah perbedaan.
Saya mengambil suatu kisah dari seorang atlet badminton kita yaitu Greysia Poli dan Apriyani rahayu. Mereka memenangkan medali emas olimpiade yang baru saja berakhir pada bulan lalu. Apakah kalian melihat adanya suatu perbedaan diantara mereka ? Dilihat dari latar belakang mereka jelas mereka berbeda dari segi agama yang dianut. Greysia Poli menganut Agama Kristen dan Apriyani Rahayu menganut Agama Islam. Lalu pelatih mereka Coach Eng Hian menganut Agama Budha.
Sungguh luar biasa bukan. Ketika bermain di lapangan mereka sangat kompak, justru saling percaya dengan satu sama lain. Kuncinya adalah menerima perbedaan itu terlebih dahulu, karena jika mereka tidak bisa menerima perbedaan itu tentu saja komunikasi diantara keduanya tidak berjalan dengan baik. Dari kisah perbedaan inilah kita juga dapat belajar bahwa dimana terlahirnya suatu toleransi. Toleransi adalah sikap kita yang dapat menghargai sebuah perbedaan di lingkungan masyarakat.
Kita hidup harus ada yang namanya sebuah toleransi. Jika tidak ada toleransi maka akan muncul konflik terus menerus. âTugas maha besar generasi kita adalah mewariskan toleransi bukan kekerasan.â kutipan Ridwan Kamil. Kutipan tersebut membuat kita sadar bahwa kita orang-orang harus menjalankan yang namanya toleransi agar tidak ada kekerasan. Negara Indonesia juga memiliki sebuah landasan, yang dimana kita Negara yang berlandaskan Pancasila.
Pada ayat ketiga Pancasila berbunyi âPersatuan Indonesiaâ bahwa kita sebagai orang Indonesia harus menjaga persatuan bangsa dan negara kita dengan cara tadi yaitu âToleransiâ. Pada ayat keempat Pancasila berbunyi âKerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan.â Bangsa kita ini penuh dengan yang namanya musyawarah dan berdemokrasi.
Jadi dalam kehidupan kita ini kita harus menerima sebuah perbedaan dengan melakukan sebuah toleransi. Jika ada perbedaan namun tidak ada toleransi hidup kita ini akan penuh dengan konflik dan penuh masalah. Pastinya kalian tidak mau kan hidup kalian penuh dengan masalah terus-menerus ?. Maka dari itu sikap toleransi juga penting kita junjung dan tidak bisa kita abaikan. Toleransi dapat kita lakukan dilingkungan beragam,politik,budaya, dan sebagainya.
Lalu dalam perbedaan bukan berarti kita tidak dapat mencapai suatu tujuan atau harapan kita. Justru dalam perbedaan kita bisa melakukan hal bersama dan saling melengkapi agar tujuan kita dapat tercapai. Jadi jangan takut untuk menerima sebuah perbedaan diantara orang lain dan tetap terapkan yang namanya toleransi agar komunikasi dapat berjalan dengan baik nantinya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.