Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Sudaryat

Secara Wahyu, Fakta, dan Hitungan Angka, Akhlak Nabi Saw itu Al-Quran (Bag. 2)

Agama | Wednesday, 22 Jun 2022, 07:34 WIB

Harus benar-benar diyakini, akhlak Rasulullah saw selalu berpedoman kepada wahyu Allah yakni Al Qur’an. Tidaklah mengherankan ketika Siti Aisyah r.a. ditanya tentang akhlak Rasulullah saw, ia menjawab akhlak Rasulullah saw itu adalah Al Qur’an.

Pada bagian ini, kita akan membuktikan secara angka bahwa akhlak Rasulullah saw itu adalah Al Qur’an. Untuk membuktikannya, kita memulainya dengan mengetahui terlebih dahulu nomor surat, nama surat, dan jumlah ayat berdasarkan Mushaf Utsmani yang biasa kita baca pada saat ini.

Gambar 1. Susunan nomor surat dan jumlah ayat

Selain nomor surat, nama surat, dan jumlah ayat, kita pun perlu mengetahui nomor dan susunan huruf hijaiyah sebagai huruf penyusun rangkaian kata dalam Al Qur’an.

Gambar 2 Susunan nomor huruf hijaiyah dalam Al Qur'an

Mari kita mulai mencoba membuktikan bahwa akhlak Nabi Muhammad saw itu Al Qur’an. Seperti sudah kita ketahui, Al Qur’an itu terdiri dari 30 juz, 114 surat, dan 6236 ayat. Angka-angka ini kita jumlahkan dan dipampatkan (dipisah dan dijumlahkan kembali). Jelasnya seperti berikut ini.

30 juz = 3 + 0 -------------------- = 3

114 surat = 1 + 1 + 4 --------------- = 6

6236 ayat = 6 + 2 + 3 + 6 = 17 = 1+7--- = 8

Dari hitungan akhir didapatkan angka 3, 6, 8. Kemudian angka ini kita pampatkan menjadi 368. Selanjutnya, kita uraikan kata Muhammad untuk diketahui urutan angkanya berdasarkan huruf hijaiyah yang terdiri dari huruf م ح م دkemudian huruf-huruf tersebut dikonversikan ke dalam nomor surat Al Qur’an beserta jumlah ayatnya.

م huruf ke-24, koversikan ke nomor surat ke-24, surat An-Nuur (64 ayat). ح huruf ke-6, koversikan ke nomor surat ke-6, surat Al An’am (165 ayat). م huruf ke-24, koversikan ke nomor surat ke-24, surat An-Nuur (64 ayat). د huruf ke-8, koversikan ke nomor surat ke-8, surat Al Anfal (75 ayat).

Selanjutnya, angka-angka yang sudah kita dapatkan kita jumlahkan dan dipampatkan seperti berikut ini.

م = 24-----surat ke-24 (An Nuur) = 64 ayat

ح = 6 -----surat ke-6 (Al An’am) = 165 ayat

م = 24-----surat ke-24 (An Nuur) = 64 ayat

د = 8-----surat ke-8 (Al Anfal) = 75 ayat

Jumlah = 368

Apabila kita cermati, pemampatan angka dalam bilangan Al-Qur’an dan Muhammad mendapatkan angka yang sama, yakni 368. Dalam hal ini terbukti apa yang dikatakan Siti Aisyah r.a. bahwa akhlak Rasulullah saw itu adalah Al Qur’an.

Akhlak Nabi Muhammad saw = Al Qur’an ------ (368 = 368)

Gambar 3 : Pemampatan angka bilangan Al Qur'an dan nama Nabi Muhamad saw

Lebih unik lagi, angka 368 yang telah kita peroleh, jika dijumlahkan dan dipampatkan lebih lanjut menunjukkan kepada kewajiban ibadah yang harus dilaksanakan dan peristiwa yang pernah dialami Rasulullah saw.

368 = 3 + 6 + 8 = 17

Setidaknya ada tiga 17 yang melekat pada kehidupan Rasulullah saw, yakni melaksanakan 17 rakaat shalat fardhu, dan kewajiban ini melekat dan mengikat kepada setiap muslim sampai akhir zaman. 17 Ramadhan merupakan peristiwa nuzulul qur’an, dan 17 yang satu lagi adalah peristiwa Isra Mi’raj Rasulullah saw yang Allah firmankan dalam surat ke-17 (Al Isra).

Gambar 4 : Kesesuaian angka dan peristiwa yang melekat pada kehidupan Nabi Muhammad saw

Tak ada yang kebetulan dalam Al Qur’an. Semuanya merupakan design mutlak Allah swt, termasuk mendesign keunggulan pribadi Nabi Muhammad saw. Dengan demikian, sekalipun banyak umatnya yang menggunakan nama Muhammad, akhlaknya tidak mungkin sama persis seratus persen seperti Nabi Muhammad saw.

Kita sebagai manusia biasa tidak memiliki sifat ma’shum (terjaga dari berbuat kesalahan dan kekeliruan) seperti yang melekat pada pribadi Rasulullah saw. Karenanya kita hanya diperintahkan Allah untuk berusaha sekuat tenaga, sesuai dengan kemampuan kita untuk meneladani dan mengikuti ajaran yang disampaikan Rasulullah saw. (Selesai)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image