Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Djoko Soegiyanto, S.Pi, S.Pd, M.Pd.I

Pendidikan Tanggung Jawab Siapa?

Guru Menulis | 2022-06-21 13:22:50

Kalau kita berbicara dunia pendidikan tentunya sangatlah luas. Karena pendidikan itu sendiri sudah dimulai sejak dini sampai kita tidak produktif lagi. Sehingga ada pepatah mengatakan bahwa belajar di waktu muda laksana menulis diatas batu, belajar di kala usia kita sudah memasuki masa tua seperti menulis diatas air. Pesan yang bisa kita ambil adalah pendidikan merupakan hal fundamental yang harus ditempuh oleh seseorang sehingga dirinya memiliki ilmu pengetahuan, kecakapan hidup, mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi serta memiliki akhlak yang baik dan terpuji.

Pendidikan menjadi penting karena tujuan pendidikan itu sendiri menargetkan agar masyarakat mencapaikan kecerdasan yang seimbang antara kecerdasan spiritual, sosial maupun kognitifnya. Kalimat “Mencerdaskan kehidupan bangsa” yang tertuang dalam UUD 1945 alinea ke-4 yang merupakan tujuan utama nasional, menggambarkan cita-cita bangsa Indonesia untuk mendidik dan menggambarkan pendidikan ke seluruh penjuru Indonesia agar tercapai kehidupan berbangsa yang cerdas.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 menyebutkan mengenai arti dari pendidikan nasional yang berbunyi, “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman.”

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional terdapat dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi: “Pendidikan nasional bekerja mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Namun sekarang banyak fenomena masyarakat yang perlu kita waspadai dan mencari solusi bersama antara lain adanya ketergantungan siswa dengan gadgetnya, masih adanya tawuran pelajar, menurunnya nilai adab siswa baik kepada guru dan orangtua, merokok dan memakai narkoba serta derasnya arus budaya asing yang di dalamnya memuat nilai positip, namun tidak sedikit juga memberikan dampak negatif bagi anak didik kita.

Disinilah pentingnya peran orangtua, guru, manajemen sekolah, masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk melakukan kolaborasi, sinergi dan kerjasama yang baik untuk memberikan alternatif solusi terbaik bagi setiap permasalahan yang dialami oleh seluruh peserta didik di jenjang pendiidikannya masing-masing. Kemudian peran guru bimbingan konseling dalam mendeteksi dan memetakan setiap akar permasalahan yang dialami oleh setiap peserta didik kemudian memberikan treatment dan penanganan yang tepat sehingga peserta didik tersebut cepat menyadari bahwa yang selama ini mereka lakukan adalah salah dan mengarahkan agar melakukan perbaikan dan improvement baik dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungan dimana dia tinggal dan menuntut ilmu.

Penanganan setiap permasalahan siswa dilakukan sesuai dengan jenjang pendidikannya dan permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Sehingga masing-masing guru bimbingan konseling, guru wali kelas, orangtua serta manajemen sekolah bisa memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh perserta didik tersebut. Tugas kita sebagai seorang guru (baca: pendidik) untuk terus memastikan agar peserta didik kita memiliki pengetahuan yang baik serta adab dan akhlak yang terpuji.

Sehingga sebagai seorang guru (baca: pendidik) hendaknya dalam diri kita masing-masing sudah menyadari apabila kita sudah mengambil keputuasan untuk menjadi seorang guru (baca: pendidik) maka kita wajib mencintai pekerjaan kita. Karena menjadi seorang guru (baca: pendidik) merupakan sesuatu yang berat karena kita adalah pewaris para nabi, namun apabila niat dan usaha kita yang maksimal dibarengi dengan keikhlasan insya Allah akan memberikan kenikmatan luar biasa karena ada potensi pahala jariyah mengucur deras di akhirat dari doa-doa peserta didik yang pernah kita bimbing dan arahkan. Dengan syarat kita harus ikhlas dan ridho terhadap apa yang telah kita lakukan, jangan banyak mengeluh, terus melakukan yang terbaik.

Bekali diri dengan pengetahuan dan peningkatan kompetensi diri sehingga kita akan menjadi seorang guru (baca: pendidik) yang profesional dibidangnya, mampu menjadi agen perubahan anak bangsa sehingga mereka kelak akan siap melanjutkan roda pembangunan dengan bekal ilmu pengetahuan, ruhiyah yang baik, mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi serta memiliki adab yang terpuji baik dengan guru dan orangtua.

Pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama karena dalam Al Qur'an surah An Nisa ayat 9 yang artinya disebutkan "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar".

Teruslah menjadi seorang guru (baca: pendidik) karena dengan menjadi guru (baca: pendidik) maka kita telah menjadi salah satu pewaris para nabi yang diharapkan menjadi teladan terbaik bagi semua peserta didik kita masing-masing dimana kita bekerja dan bertugas. Wallahu'alam bisshowab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image