Masih Berharap Reshuffle Dongkrak Kinerja Kabinet?
Curhat | 2022-06-21 11:49:13Ini curhat seorang penduduk negeri antah berantah yang biasa dipanggil Paman Besut merespon reshuffle kabinet yang terjadi beberapa kali di negerinya:
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena saat kampanye sang presiden bilang akan membuat kabinet yang ramping, nyatanya gemuk banyak isinya menampung para pendukung kampanye saat pemilu.
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena presiden bilang tak boleh ada menteri yang merangkap jabatan di luar tugas menteri, ternyata banyak yang tetap merangkap jabatan di partai dan tak berhenti atau diberhentikan.
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena sangat jelas terlihat sejak awal pembentukan kabinet isinya bukan orang-orang yang ahli dalam bidangnya, tetapi mereka yang diberi imbalan atas kerja mendukung pencalonan presiden.
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena penggantian menteri bukan bertujuan mendorong perubahan kinerja ke arah yang lebih baik tapi memasukkan orang-orang yang mendukung kampanye dan belum memperoleh jabatan.
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena menteri pengganti bukan profesional tetapi tokoh partai negeri paman besut.
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena resuffle kabinet bukan untuk mencapai target kinerja, lebih terlihat untuk begi-bagi kue.
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena niat tak berhutang yang dijanjikan saat kampanye tak direalisaskan, kini hutang negeri makin banyak.
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena ada yang tak dijanjikan saat kampanye sekarang ditargetkan tergesa-gesa.
Paman Besut sudah tak mau berharap, karena dulu bilang mau menyelesaikan banjir di ibukota, kini malah mau memindahkan ibukota.
Paman Besut sudah tak mau berharap,kalo kamu?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.