Kutipan Galau Para Penyair Agamis
Sastra | 2022-06-19 19:30:47“Kenapa kamu begitu tergila-gila dengan Laila? Dia tidak cantik dan tidak juga menarik.” “Silahkan ambil kedua mataku, dan lihatlah dia dengan keduanya. Cinta tidak buta! Tapi ia melihat sesuatu yang mungkin orang lain tidak bisa lihat.” — Majnun
Jika lelaki tidak memiliki pasangan yang tidak shalihah, maka tidak akan bisa berjalan rumah tangganya, kecuali dengan menghilangkan sebagian dari agamanya yang lalu. — Syekh Ibnu Arabi Al-Maliki.
Teruslah tersenyum, meski hatimu kini mengalirkan darah — Ali bin Abi Thalib
Jika kesempatan untuk dekat dan bertemu dengan kekasih tidak lagi bisa aku miliki, maka dengan mengingat nama dan indahnya dia bisa mengobati sedikit kerinduan. Seperti keadaan saat aku tidak lagi bisa merasakan tetesan hujan karena terkurung oleh perasaan, maka tetesan embun dapat menjadi pengganti dari dahaga kerinduanku.
Hari ini, mereka memiliki hari raya sebagai lambang rasa suka cita dan bahagia. Tapi tidak bagiku. Pada hari ini, bagiku sama saja, hanya ada kegelisahan dan kesedihan. Saat rindu memeluk tubuh, mendekam begitu kuatnya, bertambah rasa duka sedalam-dalamnya. Karena Ternyata yang ku sebut sebagai tempat pulang, terasa hilang, pergi sejauh-jauhnya. — El-Abbas Ibn al-Ahnaf
Kejombloan sudah cukup dianggap sebagai hal yang tidak baik saat kita tau bahwa Allah tidak membiarkan orang yang masuk surga hidup sendiri. — Syekh Zakir al-Hanafi
Dengan memberikan sedikit perhatian, dan sering chattingan bukan berarti dia menyukaimu. Ingat, itu hanya sangkaan kamu saja, dan ingat firman Allah:
إن الظن لا يغني من الحق شيئا
“Sesungguhnya sangkaan itu tidak memberikan faidah apapun terhadap realitasnya.” al-Najm 28
Aku lemah dari menerima kenyataan saat harus berpisah dengannya. Yang bisa aku lakukan hanya membiarkan air mata terus mengalir saat melihat kepergiannya. Dan mulutku membisu untuk mengucapkan salam perpisahan. Akui saja, siapa saja yang betul mencintai (termasuk aku), hanya akan bisa menangis saat jarak memisahkan.
Hanya kepada Allah aku mengadu, tentang kekasih yang menghilang pergi, sebagaimana anak yatim yang mengadu kepada Allah, merengek dalam tangis, karena tidak bisa memeluk orang tua.
Sungguh! Aku mencintaimu, Kasih. Dengan sepenuh hati dan segenap jiwa yang merindu. Namun, semesta tidak memberiku waktunya untuk dapat berjumpa denganmu.
“Ajarkan anak-anak kalian, bahwa rumah adalah bentuk lain dari hati, jika rumah itu tidak diisi dengan cinta dan saling memaafkan, maka ia akan ditempati oleh kezhaliman dan permusuhan.
Dalam raga kami ada rasa kesedihan dan duka yang mendalam; karena cinta yang begitu menyakitkan bersemayam dalam jiwa. Hampir saja, jiwanya hilang, melayang karena perihnya sakit. Akan tetapi, rasa itu tiap hari terus menghabisi nyawaku secara perlahan, hingga keadaanku seperti ini, sebagaimana yang kamu lihat. Harapannya, aku kembali ke sana, bertemu dengan orang yang telah menyalib hatiku. — Izhar Sidqi al-Mawaddah fi Syarah Burdah
Hadirnya kamu membuat harapanku untuk hidup semakin luas dari sebelumnya yang terasa begitu mencekik. Kamu juga yang membuat jelas tujuan hidupku yang sebelumnya terlihat begitu gelap dan sempit. — Al-Jurjani.
Cinta palsu akan padam oleh sebuah jarak yang singkat. Tapi tidak dengan cinta yang sejati, justru jarak yang akan membesarkan percikan rasanya. Sebab percikan api yang kecil akan padam dengan sedikit tiupan angin, dan api unggun yang besar akan semakin besar dengan adanya angin yang bertiup. — Khalil Gibran.
Aku bebani hati dengan rasa yang tidak mungkin ia tanggung. Hingga kini hati berputus asa dari belas kasih -agar aku melepaskan rasa itu- karena ia tau betapa kerasnya kepalaku. Setiap hari untaian maaf untuk hati kusampaikan bahwa aku belum bisa berhenti mencintainya, hingga nanti orang yang yang mencaci akan pulang, dan cinta sang kekasih sudah berada di pelukanku. — Ibnu Al-Faridh
Diantara pengaruh cinta adalah al-Syauq; kerinduan saat tidak bisa bertemu dengan kekasih. Juga al-Isytiyaq; takutnya perpisahan setelah adanya pertemuan. — Syekh Yusri Jabr
Kasih, beritahu aku cara agar aku terus bersamamu di dunia ini. Karena hidup di dunia hanyanya sebentar dan akan berakhir. (Penyair ingin agar hidup yang sebentar namun habis bersama sang kekasih). — Al-Mutanabbi
“Tiap luka masih ada harapan untuk sembuhnya, kecuali luka hati yang timbul karena lirikan matanya.” — Al-Mutanabbi
Hancurnya seorang pemuda karena cinta adalah ketenangan untuk hatinya. Karena saat ia hancur, panasnya kerinduan dan sakitnya penantian telah tidak lagi ia rasakan. Sudah berapa banyak pemuda yang berada di pagi hari sedangkan ia masih terbelenggu dengan rasa yang ada di hati, dan berapa banyak pemuda yang sudah lenyap menghilang tenggelam dalam lautan cintanya pada sang kekasih. O, orang yang terus mencaciku karena cinta ini. Tinggalkan aku sendiri. Aku telah menjadikan hati orang yang ku cintai sebagai tempatku bersemayam hingga aku mati.
Untuk luka masa lalu, tak masalah, aku sudah memaafkan. Tapi untuk mencintai, maaf, kesempatan tidak akan datang kembali. — Majnun Al-Indunisi
“Duhai hatiku, hiduplah dalam sepi, tinggalkan mencintai orang yang tak setia.” — Majnun
Aku akan pergi untuk sementara. Tenang saja, saat aku mencintaimu hatiku sudah tertawan, tak ada lagi yang mampu menyentuhnya selainmu. Seandainya aku mampu, akan ku pejamkan mataku selama ku pergi, aku tidak akan melihat apapun sampai kita bertemu lagi. — Al-Mutanabbi
Jika dia menghilang dari pandanganku, maka jiwaku kini menjadi rumahnya. Seseorang yang sudah bersemayam dalam jiwa, bagaimana mungkin hati melupakannya. — Al-Mutanabbi
Cinta yang paling indah adalah saat cinta seseorang yang berada dalam keraguan, apakah sang kekasih mencintainya ataukah tidak, sedangkan ia selalu berharap dan khawatir akan kehilangan. — Al-Mutanabbi
Hiduplah dalam sepi. Karena cinta akan berhenti menyiksa saat ia terbebas dari jiwa. Awalnya cinta akan memberikan sakit yang pada akhirnya akan melenyapkan sang pecinta tenggelam dalam rasa. — Ibnu Al-Faridh
Perempuan lebih banyak mengadu dan mengeluh dari pada lelaki, padahal hati perempuan lebih tenang dari pada lelaki. Beginilah Hidup Mengajariku, — Syekh Mustafa Al-Siba'i
Jika memang pertemuan tidak lagi bisa kamu berikan, kembalikan mimpi yang selama ini ku harapkan. Tapi, jika kamu sudah berjanji untuk bertemu, tak apa jika perlu waktu, asal kamu tidak menipu. — Ibnu Al-Faridh
Tapi, nyatanya rasa dekat yang aku rasakan tidak akan berguna, jika kekasih yang selama ini dicinta ternyata tidak memiliki rasa yang sama. — Ibnu Dumainah
Jika memang perilakumu terus membuatku sakit, tapi setidaknya aku bahagia -karena itu bukti- bahwa aku masih terbesit di hatimu -meski hanya untuk disakiti- — Ibnu Al-Dumainah
Sakiti aku sesukamu asal kamu tidak pernah pergi menjauh dari ku. Kamu akan melihat bahwa aku akan tetap kukuh mencintaimu, dengan cara yang kamu sukai dan senangi. — Ibnu Al-Faridh
Kekasihku bilang cinta padaku. Akupun tersenyum dan meminta ia untuk mengulanginya. Bukannya aku sulit untuk memahaminya. Tapi aku sangat suka dengan apa yang diucapkan olehnya.
Perempuan cantik adalah yang berhasil membuat perhiasan yang dia gunakan terlihat cantik karena dia yang memakai, bukan dia yang terlihat indah karena perhiasannya. — Basyar bin Burd
Sungguh, aku sangat menikmati derita yang kamu berikan, O kekasih. Dan sepanjang hari, tak akan pernah aku mau berpaling darimu. Jika temanku berkata: “ambilan jeda sementara untuk mencintainya!.” Maka hanyalah TIDAK satu-satunya jawabanku. — Thauq Al-Hamamah
Mereka mengatakan: “Kamu bertingkah seperti orang gila di depan orang yang kamu cintai!” Aku menjawab: “Keindahan dan nikmatnya hidup (tanpa beban) hanya dirasakan oleh orang-orang gila.” — Majnun
. . . Dan sebagian cinta lelaki hanyalah fatamorgana. — Ibnu Hazm Al-Andalusi
Seorang shalih pernah bertanya kepada Iblis: “tunjukkan padaku bagaimana engkau menguasai manusia?” Kata iblis: “aku dengan mudah menguasai mereka, saat mereka marah dan jatuh cinta.” — Imam Al-Ghazali. Kitab Mukasyafah Al-Qulub
Jika dia benar-benar tenggelam dalam kerinduan kepada sang kekasih, tentu dia tidak akan peduli selain kepada yang dia rindukan. Pandangan hanya terfokus kemana sang kekasih berada. — Ihya Ulumiddin
jika seorang lelaki sudah mencintai seorang perempuan, maka semua wanita akan hilang dari pandangan matanya.” — Musailamah Al-Kadzzab
Itulah cinta! Sambut dia dengan rasa rindu. Kamu harus tau bahwa cinta tidak pernah terasa mudah. Orang yang telah letih, lelah dalam menanggung cinta, ia tak akan memilihnya saat ia berakal. Hiduplah dalam sepi. Karena cinta akan berhenti menyiksa saat ia terbebas dari jiwa. Awalnya cinta akan memberikan sakit yang pada akhirnya akan melenyapkan sang pecinta tenggelam dalam rasa. — Ibnu Al-Faridh
“Jangan mudah percaya dengan ungkapan cinta seseorang sebelum kamu melihat posisi dia saat kamu berada dalam kesusahan.” — Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
Semoga Allah mengutuk orang yang mengira hati dapat pulih dengan berlalunya waktu dan terbentangnya jarak. — Majnun
Manakala cinta manusia berubah menjadi pengkhianatan. Aku balas senyuman (yang berisi pengkhianatan) dengan senyuman yang sama pula. Dan aku tiba-tiba meragukan orang-orang yang kupercaya. Karena aku mengetahui mereka sebagian dari manusia (yang mampu berkhianat). — Al-Mutanabbi
*semua dikutip dari tweet Fahrizal Fadil (@Fahrizalfadil09)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.