Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Eka Luthfi Aprilia karomah

Cerita dibalik Syiah dan khawarij

Agama | 2021-10-21 17:28:14
Sejarah Syiah dan Khawarij

Mengenal lebih dalam syiah dan khawarij

Sejarah keberadaan Syiah

Pada masa khalifah Utsman terbunuh oleh golongan khawarij,kaum muslimin membaiat Ali bin Ali thalib sebagai khalifah selanjutnya. Sejak saat itu Ali dianggap sebagai khulafaul rasyidin. Nama syiah ini merupakan golongan yang menyanjung dan memuji sayyidina Ali secara berlebihan karena mereka beranggapan bahwaAli berhak menjadi khalifah pengganti nabi Muhammad saw berdasarkan wasiatnya,sedangkan khalifah yang lain seperti abu bakar,umar bin khatab,utsman bin affan dianggap sebagai perampas khilafah.

Sebagian sejarawan menganggap Syiah langsung muncul setelah wafatnya Nabi Muhamad SAW, yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara golongan Muhajirin dan Anshor di balai pertemuan Syakiffah Bani Sa’idah, pada saat itu muncul suara dari Bani Hasyim dan sebagian kecil Muhajirin yang menuntut kekhalifahan bagi Ali bin Abi Thalib. Sebagian yang lain menganggap Syiah lahir pada masa akhir kekhalifahan Ustman bin Affan atau pada masa awal kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.

Pada masa itu terjadi pemberontakan terhadap khalifah Ustman bin Affan yang berakhir dengan kematian Ustman dan ada tuntutan umat agar Ali bin Abi Thalib bersedia dibai’at sebagai khalifah.

Sejarah aliran khawarij

Khawarij merupakan penyebutan atas suatu kelompok yang menolak arbitrase yang digunakan oleh Muawiyah dalam perang Shiffin. Khawarij menamakan diri mereka dengan sebutan kaum Syurah, yang berasal dari kata yasyri (menjual).

Khawarij dikenal sebagai aliran kalam tertua dalam sejarah peradaban Islam. Kelompok ini memiliki pandangan bahwa saat Ali menerima arbitrase yang diajukan oleh Muawiyah, maka ia telah melakukan dosa besar. Oleh karena itu, Ali dianggap kafir dan darahnya halal untuk dibunuh. Tak hanya Ali, semua orang yang mereka anggap telah melanggar ajaran Islam masuk ke dalam golongan kafir, termasuk diantaranya Muawiyah bin Abi Sufyan, Amr Ibn Al- ‘As, serta Abu Musa Al- Asy’ari

Sekte Sekte Aliran Syiah

Secra umum mereka terbagi menjadi empat golongan yakni

Syiah Ghulat

Salah seorang ulama ahlu sunnah,mengatakan bahwa kelompok syiah ekstremis ini telah punah.

Syiah ismailiyah

Kelompok ini tersebar diberbagai negara seperti afganistan,india,pakistan,suriah,yaman. Kelompok ini meyakini ismail,putra Ja’far Ash shidiq,adalah imam yang menggantikan ayahnya,yang mana merupakan imam keenam dari aliran syiah secara umum. Kelompok ini meyakini kelak ismail akan datang kembali ke bumi sebagai imam mahdi.

Syiah az zaidiyah

Kelompok syiah ini merupakan pengikut zaid bin muhammad bin ali zainal abidin bin husein bin ali bin abi thalib. Golongan ini meyakini kedudukan ali bin abi thalib ra lebih mulia ketimbang abu bakar,umar,utsman. Mereka mengakui ketianya sebagai khalifah yang sah.

Syiah itsna asyariah

Golongan ini disebut juga dengan nama imamiyah atau ja’fariyah yang percaya 12 imam dai keturunan ali bin abi thalib dan fatimah az zahra putri rasulullah saw.

Disamping itu syiah juga memiliki hari besar yakni idul ghadir,idul ghadir jatuh pada hari ke 18 dzulhijah. Peristiwa ghadir menjadi momentum bersejarah yang paling berharga bagi syiah. Menurut Ulama Syiah, idul ghadir adalah hari ketika Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah pengganti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka mengklaim bahwa Jibril turun menyampaikan wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menunjuk Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sebagai khalifah.

Biasanya jamaah syiah akan turun ke jalan jalan di ibukota yang dikuasai pasukan pemberontak untuk merayakan hari istimewa itu. Mereka membawa bendera dan spanduk, sambil meneriakkan slogan-slogan yang memuji Imam Ali, sepupu Nabi Muhammad yang sekaligus menantunya, dan kemudian menjadi martir paling suci bagi Syiah.

Tak beda jauh dengan syiah khawarij pun juga memiliki beberapa golongan kelompok dan memiliki doktrin disetiap golongannya,yaitu :

Al zariqah

Merupakan pengikut Nafi’ bin Al Azraq yang muncul pada masa kepemimpinan Abdullah bin Zubair. Doktrinnya antara lain:

- Mengafirkan Utsman dan Ali

- Menghukumi pelaku dosa besar sebagai orang kafir dan menghukumi mereka kekal dalam neraka

- Mengkafirkan siapa saja yang berbeda pendapat dan tidak berhijrah ke wilayah mereka

- Setiap negara yang menyelisihi mereka adalah negara kafir

- Menghapus hukum al rajam dan al qodz

Al nadjat

Merupakan pengikut Najdah A’mir Al Hanafi. Kelompok ini merupakan pecahan dari kelompok Nafi’ yang mencoba meringankan sebagian pendapat kelompok Nafi’ yang ekstrim. Doktrinnya antara lain:

- Mengkafirkan golongan yang berselisih dengan mereka, kecali yang tidak berilmu di antara mereka, semuanya diberikan penangguhan hukum kafir hingga dakwah sampai kepada mereka.

- Negara atau wilayah yang tidak sepaham dengan mereka sebagai negara yang fasik bukan kafir.

- Membela para pelaku kesalahan dengan syarat satu pemahaman dengan mereka, tetapi mereka tetap kekal dalam neraka.

- Mukmin adalah orang-orang yang sepemahaman dengan mereka

Al ibadiah

Merupakan pengikut abdullah bin iyadh at tamimi. Kelompok ini merupakan pecahan dari kelompok nafi’ yang sangat memuliakan jabir bin zaid ahmad. Al ibadiyah adalah salah satu kelompok khawarij yang masih ada sampai sekarang. Doktrin pada golongan ini

- Mengingkari sifat Allah

- Meyakini bahwa pelaku dosa besar akan kekal di neraka,tanpa menghukumi mereka sebagai kufur akbar

- Mengkafirkan orang orang yang berpendapat bahwa saat diakhirat kelak Allah bisa dilihat dengan mata.

- Melakukan ta’wil terhadap al qur’an.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image