Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sindy Sofyaturrahmah

Pandangan Syiah Terhadap Para Sahabat

Agama | Thursday, 21 Oct 2021, 14:18 WIB

Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Amran bin Hasyim mengatakan bahwa :

"Sebaik-baik masa adalah adalah masaku, lalu yang datang setelah itu, lalu setelah itu". Amran berkata: "Aku tidak ingat berapa kali Rasul mengatakan demikian, dua atau tiga kali?" "Lalu datang setelah itu kaum yang bersaksi tapi tidak menyaksikan, selalu berkhianat dan tidak dapat dipercaya, bernadzar tapi tidak pernah memenuhinya, hingga muncul karakter (al-saman) dalam diri mereka"

Dalam Hadits tersebut terlihat bahwa Para Sahabat menduduki peringkat pertama dari nominasi umat terbaik.

Kemudian terdapat hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Syaikhani, serta pengarang Sunan kecuali Nasai dari Abu Hurairah dan Abi Said al-Khudri RA., Rasulullah bersabda:

"Janganlah sekali-kali kalian mencela sahabatku, karena demi jiwaku yang berada di Tangan-Nya, jika salah satu dari kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud tidak akan mampu menandingi satu mud mereka atau setengahnya".

Adapaun keutamaan Para Sahabat bisa kita lihat dari ungkapan al-Hafidz Abu Hatim al-Razi, yaitu bahwa "Keutamaan para Sahabat Rasul karena mereka adalah orang-orang yang telah menyaksikan wahyu, mengetahui tafsir dan ta'wailnya, mereka telah dipilih oleh Allah untuk bersama Nabi, menolongnya, menegakkan agamanya, serta memenangkan hak beliau, sehingga Rasul rela menjadikan mereka sahabat beliau, akhirnya mereka menjadi tokoh serta panutan kita. Merekalah yang kemudian menjaga apa yang disampaikan oleh Allah, yang disyariatkan, diputuskan, dianjurkan, diperintahkan serta dilarang-Nya, merekapun menghayati, mengerjakan dengan baik, sehinga mereka memahami agama, perintah dan larangan Allah serta maksud-Nya dengan cara bergaul serta melihat langsung Rasulullah, mendengarkan penafsiran langsung dari beliau, serta apa yang beliau intisarikan. Karena itu Allah memuliakan mereka dengan meletakan mereka dalam posisi panutan, seraya menafikan dari mereka."

Dan masih banyak lagi hadits maupun ungkapan-ungkapan yang menyatakan kemulian para Sahabat yang telah menjaga Sunnah Rasul yang mana itu dijadikan pusat dan sumber kedua dalam Syariat Islam. Namun terdapat sekelompok orang yang mempunyai pendapat berbeda mengenai para sahabat ini yaitu kelompok Syiah dan 12 imamnya. Kebanyakan dari mereka memiliki pandangan yang negatif bahkan mencela para sahabat. Beberapa kepercayaan mereka tentang sahabat adalah sebagai berikut:

1. Syi’ah meyakini bahwa barang siapa yang melaknat Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, ‘Aisyah, Hafsah radhiyallahu ‘anhum setiap selesai shalat maka dia sungguh telah mendekatkan diri kepada Allah dengan pendekatan diri yang paling utama. (Kitab Furuu’il Kaafi 3/224)

2. Syi’ah meyakini bahwa seluruh manusia murtad setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali empat orang : Salman Al Farisi, Abu Dzar Al Ghifari, Miqdad bin Aswad, dan ‘Ammar bin Yasir (Al Anwar An Ni’maaniyah 1:81)

3. Syi’ah meyakini bahwa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu menghabiskan banyak waktu hidupnya untuk menyembah berhala, dan iman beliau seperti imannya orang Yahudi dan Nasrani. Abu Bakar shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sementara berhala tergantung di lehernya dan Abu Bakar sujud kepadanya. (Baharul Anwar 25/172)

4. Sesungguhnya Abu Bakar dan ‘Umar keduanya telah kafir.. dan orang yang mencintai keduanya maka dia juga kafir. (Haqqul Yaqin 522)

5. Syi’ah mengatakan bahwa ‘Utsaman bin Affan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk orang yang secara lahir menampakkan Islam namun menyembunyikan sifat munafik. (Kitab Al Anwar An Ni’maaniyah 1:81)

6. Syi’ah meyakini bahwa barang siapa berlepas diri dan meolak tiga khalifah –yakni Abu Bakar, ‘Umar, dan ‘Utsman- dalam setiap malam, apabila dia mati di malam tersebut maka dia masuk surga (Lihat Kitab Ushuulul Kaafi)

M. Kholid Muslih mengatakan dalam penelitiannya bahwa "Sikap negatif tersebut tidak lain merupakan infiltrasi pemikiran luar ke dalam Islam untuk merusaknya dari dalam, karena upaya untuk menghancurkan Islam dari luar pada akhirnya berakhir dengan kegagalan. Para Sahabat merupakan kunci utama agama ini; di mana di tangan merekalah agama ini tegak, dan melalui mereka agama ini sampai ke seluruh penjuru dunia, maka menghancurkan konsep 'adalah para Sahabat yang baik tersebut secara otomatis akan meruntuhkan bangunan Islam yang benar, untuk kemudian dibangun di atas puing-puing tersebut ajaran yang menyimpang dari hasil kompilasi dari berbagai khurafat dan asatir yang menyusup ke dalam Islam.Walaupun masalah ini bukan termasuk masalah aqidah dalam pemikiran Islam, namun implikasi yang ditimbulkan dari ini lebih besar dari apa yang dibayangkan. Jika diyakini bahwa ‘adalah para Sahabat jatuh atau mereka keluar dari Islam, itu artinya sunnah secara utuh telah runtuh, ini karena periwayat hadis-hadis tersebut adalah para Sahabat, maka runtuh pula pondasi hukum-hukum Islam yang dibangun di atas sunnah itu."

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image