Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Sutanto Terbitkan Buku Gurit 54

Guru Menulis | Wednesday, 15 Jun 2022, 08:38 WIB

Bantul DIY- Setelah berhasil menerbitkan beberapa buku melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati, Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul DIY, Drs. Sutanto menjadi kecanduan untuk terus berkarya menyalurkan hobinya menulis. Bertepatan dengan ulangtahun ia berhasil menulis buku solo yang ke-54 yang berjudul Gurit 54.

Hal tersebut dikatakan Sutanto, Rabu (15/6/2022) di kediamannya Celep RT.07 Srigading Sanden Bantul. Buku tersebut merupakan kumpulan 100 geguritan (puisi berbahasa Jawa) sebagi upaya turut melestarikan budaya Jawa khususnya sastra tulis. Judul “Gurit Lima Papat” dipilih untuk pengingat usianya yang telah memasuki usia 54 tahun di tahun 2022 ini.

Sebelas buku yang telah ditulis mulai dari : buku ke-1, Anggrek Vanda untuk Bunda (kumpulan 10 cerita anak), buku ke-2, Nada-nada Cinta (kumpulan 52 puisi), buku ke-3, Pahlawan Ketapel (kumpulan 15 cerita anak), buku ke-4, Rangkaian Kata Sarat Makna (kumpulan 333 pantun), buku ke-5, Burung Berhati Emas (kumpulan fabel), buku ke-6, Untaian Kata Penuh Makna (kumpulan 222 pantun), buku ke-7, Pak RT Menjadi OTG (True Story), buku ke-8, Gurit 53 (Kumpulan Geguritan), buku ke-9, Menebar Rasa (kumpulan 111 puisi), buku ke-10, Rinonce Sekar Melati (Kumpulan 100 geguritan), buku ke-11, Menebar Manfaat (kumpulan puisi akrostik 100 pahlawan), memacu penulis untuk terus berkarya.

Di buku yang ke-12 ini penulis berkreasi dengan membuat pola yang seragam, bait pertama terdiri 5 baris dan bait kedua 4 baris. Untuk bahasa yang digunakan, penulis memilih jawa ngoko maupun krama dengan harapan bisa diterima kalangan muda maupun tua.

Penulis berupaya menangkap fenomena yang terjadi di masyarakat tentang berbagai hal tidak dibatasi tema tertentu, sehingga isi geguritan cukup bervariasi. Namun penulis memiliki misi untuk mengingatkan berbagai hal terkini lewat tulisan kepada pembaca. Terkait hubungan manusia dengan Tuhan (Aja Nigina, Azan Wus Ngumandhang, Ajak-ajak, Bakal Kuciwa, Bebaya, Bagya Mulya), Covid-19 (Gagrak Anyar), masalah sosial masyarakat (Amrih Becike, Bebungah, Ajar Sabar, Bregas, Brebeg, Cidra), Cinta pada seorang kakak (Adoh papanmu, Asung pamuji, Atur panuwun, Crita lawas), bakti kepada orangtua (Anggonku bekti, Bekti), nasionalisme (Abang putih), hubungan kekeluargaan (Blaka suta, Gemati, Edi peni), asmara (Cumondhoke ati, Durung wancine, Esemmu,. Esthining manah), dll.

Menanggapai terbitnya buku Gurit-54 tersebut, Pegiat Gurit dan Fasilitator Mahasiswa Mancari Ilmu. Dr. KRT. Akhir Lusono, S.Sn, M.M, menyebut Sutanto sebagai eksistensi yang nggegirisi. Dirinya sering iri dengan Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul yang istiqomah tetap terus menulis.

“Usia mungkin masih 2 atau 3 tahun di bawah beliau tetapi produktivitasnya hemmm sungguh saya ciut nyali. Bukan karena minder tetapi karena kasunyatan. Selamat Mas Sutanto, kegigihan dan prestasi panjenengan sungguh sangat menginspirasi. Generasi muda harus bisa nyecep kaweruh dari panjenengan. Saya tunggu tulisan yang lain. Tantanglah saya juga untuk produktif menulis,” imbuh Akhir Lusono.

Sementara itu, Motivator Nasional dari Magelang Fuzna Marzuqoh, SH menyebut Gurit 54 bukan karya sastra biasa. Ini adalah cara menghidupkan budaya. Sastra adalah bahasa jiwa. Dengan sastra, dunia akan bergerak dinamis penuh rasa. Sastra pun dapat menjadi jembatan penghubung diantara insan yang berbeda tempat, berbeda saat dan berbeda derajat. Itulah yang membuat saya mencintai sastra.

“Kali ini saya kembali bertemu dengan sebuah karya sastra indah, berisi untaian kata berbahasa Jawa yang Adi luhung, Pak Sutanto lagi-lagi menguntai kata untuk dinikmati para pembaca,” pungkas Fuzna.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image