Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ahmad kholidin

Paper Bag Solusi Pengganti Kantong Plastik Mewujudkan Konsep Eco Green, Relevankah?

Eduaksi | Monday, 13 Jun 2022, 01:07 WIB

Negara Indonesia merupakan salah satu dari penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Yang merupakan penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia.

Hasil analisis global plastik action pada menunjukkan bahwa Indonesia hanya bisa mengumpulkan sampah sejumlah 39% dengan kapasitas daur ulang sebesar 10% dan sisanya bocor sampai kelautan dan menumpuk di daratan.

Jika perilaku membuang sampah sembarangan berkelanjutan maka akan mengganggu habitat laut dan juga ekosistem yang ada di daratan.

Oleh karena itu pemerintah Indonesia membuat komitmen kepada PBB Yang isinya penggunaan plastik sekali pakai secara nasional dimulai 1 Januari 2030. Melalui permenLHK no. 75 Tahun 2019.

Efek Negatif Sampah Plastik

Sudah sangat banyak sekali jurnal dan esay maupun karya tulis yang lain yang menjelaskan dampak buruk sampah plastik bagi lingungan hidup. Setidaknya 3 bahaya ini bisa untuk bahan pertimbangan penggunaan plastik.

Berbahaya Bagi Kesehatan Manusia

Bahan kimia yang timbul dari penggunaan plastik untuk kemasan makanan akan menjadi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Ancaman kesehatan yang timbul dari efek penggunaan plastik dengan kandungan kimia yang berbahaya adalah penyakit yang berat. Besar terkena penyakit kanker cacat lahir gangguan gangguan dan beberapa penyakit berat yang lain.

Yang lebih miris lagi saat kita menonton iklan di beberapa stasiun televisi yang mengkampanyekan penggunaan botol yang bening untuk kemasan air mineral lebih baik daripada botol butek.

Menurut saya itu strategi marketing yang kurang fair. Yang jelas penggunaan dari air sumur yang sehat lebih baik daripada memakai air galon.

Pencemaran Air dan Tanah

Seperti yang saya Singgung di atas Indonesia hanya mampu mendaur ulang sampah sebesar 10% dan sisanya akan di daratan bahkan sampai ke lautan. Laporan dari Biological Scinces menyebutkan lebih dari 260 spesies yang ada di bawah tanah terkontaminasi sampah plastik sehingga menderita gangguan makan dan gerak hingga mengancam kematian.

Selain itu limbah yang dihasilkan dari sampah plastik juga mempunyai kandungan yang bahaya yang bisa merusak air tanah bumi. Jika air yang terkontaminasi dengan sampah plastik dikonsumsi oleh masyarakat akan menimbulkan berbagai macam ancaman kesehatan.

Polusi Udara

Anggapan membakar sampah plastik akan mengurangi limbah dan pencemaran tanah justru menimbulkan masalah lain yaitu polusi udara. Polusi udara yang dihasilkan dari sampah plastik ini menjadi Dioxin udara yang bisa menyebabkan berbagai penyakit diantaranya kanker gangguan sistem saraf hepatitis pembengkakan hati dan gejala depresi.

Pelarangan Plastik Sekali Pakai

Pada tahun 2019 Indonesia telah berkomitmen kepada PBB Untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai secara nasional dimulai Januari 2030.

Komitmen tersebut diikuti dengan penerapan dan pembuat peraturan daerah tentang penggunaan kantong plastik. Sampai 11 Januari 2021 sudah ada 39 kota dan dua provinsi yang mengeluarkan kebijakan pembatasan penggunaan plastik.

Kebijakan kebijakan tersebut sampai saat ini berjalan dengan baik dan mendapat respon yang sedikit lebih baik dari masyarakat. Walaupun ada beberapa tuntutan dari masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang kepada pemerintah untuk memberi alternatif lain pengemas barang dagangan mereka.

Penggunaan Paper Bag Alternatif Pengganti Plastik?

Salah satu langkah pemerintah untuk mencapai target pengurangan sampah sekali pakai di tahun 2030 adalah mendorong transformasi produsen untuk menggunakan kemasan yang mudah dikumpulkan didaur ulang serta mengurangi menggunakan jenis jenis plastik sekali pakai.

Dan ini lantas ditafsirkan oleh mayoritas masyarakat dan pengusaha untuk menggunakan kemasan dari bahan kertas dan kain sebagai gantinya.

Sebenarnya dari pemerintah juga masih kebingungan untuk mencari alternatif pengganti plastik untuk kemasan. Terlebih lagi jika produk yang memiliki sifat basah.

Penggunaan paper bag ini sebenarnya bertentangan dengan konsep less paper. Dalam arti lain ketika penggunaan kertas ditekan dan diminimalisirkan disisi lain penggunaan paperbag justru meningkatkan penggunaan kertas yang berbahan baku kayu.

Nampaknya kebijakan nir kertas akan tidak efektif jika kebijakan pengurangan plastik sekali pakai berpindah menjadi penggunaan masif kantong yang terbuat dari kertas. Yang ujung-ujungnya penebangan hutan.

Penggunaan plastik untuk kemasan makanan memiliki efek untuk kesehatan. Penggunaan kertas untuk pembungkus makananpun juga memiliki potensi yang sama dengan penggunaan plastik.

Jadi membungkusnya makanan untuk nasi goreng membungkus martabat yang berwarna coklat itu memiliki dampak buruk bagi kesehatan misalnya mengurangi vitalitas bagi laki laki.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image