Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Apa Itu Penyesuaian Emosional dan Mengapa Itu Penting

Eduaksi | 2022-06-11 20:09:33
image: Lifehack

Manusia adalah makhluk sosial, dan sebagian besar dari kita membutuhkan hubungan satu sama lain untuk benar-benar bahagia. Tetapi semua hubungan—hubungan keluarga, seperti antara orang tua dan anak-anak dan antara saudara kandung, ikatan yang Anda bagi dengan teman-teman Anda, kenalan dengan rekan kerja Anda, dan hubungan romantis—membutuhkan upaya dari semua pihak yang terlibat untuk menjadi bahagia, memenuhi, dan mencapai potensi penuh mereka.

Menurut Gottman dan Silver, penulis The Seven Principles for Making Marriage Work, untuk membangun hubungan yang bahagia dan memuaskan, sangat penting untuk memahami ilmu membangun hubungan melalui penyesuaian emosional.

Jadi, bagaimana penyesuaian emosional berperan dalam kebersamaan romantis kita? Baca di bawah ini untuk mengetahuinya.

Penyesuaian Emosional: Apa Artinya?

Penyesuaian emosional berarti memahami emosi yang mendasari pihak lain dalam hubungan Anda. Ini berarti mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan dan katakan tidak selalu secara akurat mencerminkan emosi mereka dan bersabar serta memahami mereka.

Pikirkan seperti ini—Anda mungkin mengalami hari yang buruk di tempat kerja, terjebak macet, dan menumpahkan kopi ke baju favorit Anda. Saat Anda pulang ke rumah, Anda mungkin tidak menyapa pasangan Anda dengan ceria seperti biasanya. Anda mungkin kasar dan tidak sehangat itu.

Anda tahu bahwa apa yang terjadi bukanlah kesalahan dia, namun keadaan emosional Anda akan mencerminkan sikap Anda secara tidak sadar sampai tingkat tertentu, kecil atau besar.

Jika pasangan Anda menerima perilaku Anda yang tidak biasa dengan tenang, tidak mempermasalahkannya, dan secara aktif mencoba membuat Anda merasa lebih baik, itu berarti dia memahami bahwa tindakan Anda disebabkan oleh emosi yang mendasari Anda. Itu menunjukkan bahwa dia selaras dengan Anda secara emosional.

Cara Menggunakan Penyesuaian Emosional untuk Membangun Hubungan yang Lebih Baik

Hubungan apa pun yang dibangun tanpa fondasi yang kuat pada akhirnya akan hancur. Cara terbaik untuk melakukannya dengan benar adalah dengan jujur tentang harapan Anda sejak awal.

Untuk membangun penyesuaian emosional, sangat penting untuk menerapkan serangkaian strategi perilaku yang akan membantu Anda memahami orang lain dengan lebih baik dan membantu Anda merangkul keadaan emosi yang mendasarinya.

1. Berhati-hatilah dan Hindari Gagal dalam Pikiran

Jadilah disengaja dan mencari tahu kebenaran tentang hubungan Anda. Pikirkan semua aspek— perasaan dan pikiran Anda, perasaan orang lain, dan konteks eksternal. Terlepas dari jenis hubungan yang Anda mulai, apakah konvensional atau tidak konvensional, beberapa hal hampir universal.

Lebih baik menghadapi kebenaran secara langsung sekarang dan mengatasinya daripada membiarkannya menyabot hubungan Anda dalam jangka panjang. Masalah yang belum terselesaikan memiliki cara untuk kembali menghantui kita. Jangan biarkan masalah yang dapat dihindari melukai apa yang bisa menjadi hubungan yang langgeng dan memuaskan.

Juga, ingatlah bahwa salah satu bahaya terbesar dalam hubungan dekat adalah menganggap orang lain sama dengan Anda dalam perasaan dan pikirannya. Cukup sering, diri emosional kita tidak mau menerima bahwa orang yang sangat dekat dengan kita sebenarnya berbeda dari kita—terkadang sangat berbeda.

Ingatlah bahwa sebagai manusia, kita semua unik. Tidak peduli berapa banyak kesamaan yang mereka miliki, bahkan sahabat terbaik, kekasih terhebat, dan pasangan paling percaya akan memiliki beberapa hal yang tidak akan mereka setujui.

Hal ini tidak buruk karena membuat kita menjadi individu sejati dengan kepribadian yang khas. Hal-hal yang benar-benar Anda sukai dari pasangan Anda jauh lebih penting daripada beberapa hal yang tidak Anda sukai. Hargai pilihannya, lanjutkan upaya Anda, dan ingat gambaran besarnya (yaitu hubungan Anda).

2. Hapus Hambatan Komunikasi, Gunakan Tell Culture dan Bangun Kepercayaan

Anda perlu menghilangkan hambatan komunikasi agar komunikasi yang terbuka dan jujur dapat berhasil. Segala sesuatu yang menghalangi semua pihak terkait untuk saling terbuka dianggap sebagai penghalang komunikasi.

Tidak ada waktu yang lebih baik untuk membangun pemahaman yang kuat selain di awal hubungan Anda. Bersikap terbuka memastikan bahwa Anda memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang Anda berdua harapkan dari hubungan, baik itu hal-hal kecil seperti preferensi hobi dan pilihan gaya hidup hingga hal-hal yang lebih besar seperti hidup bersama, tujuan karier, pernikahan, dan memiliki anak.

Itu selalu bermanfaat untuk mengetahui hal-hal ini lebih awal sehingga Anda dan pasangan dapat mengukur kelangsungan jangka panjang hubungan Anda.

Dua orang yang sebaliknya sangat cocok mungkin tidak setuju pada poin-poin utama yang dapat menghancurkan hubungan mereka di masa depan. Cari tahu preferensi komunikasi pribadi Anda dan kemudian kompromi pada sesuatu yang bekerja dengan baik untuk Anda berdua.

Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menggunakan Tell Culture. Tell Culture adalah strategi komunikasi di mana Anda terbuka dan jujur tentang perasaan dan pemikiran Anda tentang apa yang terjadi dengan Anda, menurunkan hambatan Anda, dan menjadi rentan dan otentik.

Ini berlaku sama baiknya untuk semua hubungan penting dalam hidup Anda, terutama hubungan dengan pasangan romantis Anda, serta keluarga dan teman. Beri tahu mereka hal-hal tentang diri Anda yang menurut Anda ingin mereka ketahui sehingga ikatan kepercayaan di antara Anda berkembang dan tumbuh lebih kuat.

Namun, agar Tell Culture berfungsi, penting bagi Anda untuk tidak mengharapkan kepatuhan langsung terhadap permintaan Anda. Ingat, itu adalah permohonan emosional, bukan perintah.

Strategi-strategi ini akan membantu Anda membangun kepercayaan, yang menurut penelitian adalah kunci untuk memiliki hubungan yang bahagia dan langgeng. Karena tahap berkencan adalah awal dari hubungan Anda, membangun hubungan saling percaya dengan pasangan Anda akan terbukti sangat bermanfaat untuk masa depan.

Jika Anda menginginkan hubungan yang langgeng, lakukan hal-hal untuk membangun kepercayaan dan mengukur tingkat kepercayaan orang lain. Tunjukkan kerentanan dan keterbukaan, bagikan rahasia, dan bermurah hati dalam tawaran Anda untuk berkompromi.

Jika orang lain terbukti dapat dipercaya, tingkatkan komitmen. Jika tidak, evaluasi kembali komitmen Anda karena hubungan tersebut kemungkinan tidak akan bertahan lama.

3. Batasan, Privasi, dan Resolusi Konflik

Aspek kunci dari menunjukkan kepercayaan adalah mengizinkan satu sama lain untuk menetapkan batasan dan mengizinkan privasi. Perkembangan teknologi memudahkan kita untuk terus berkomunikasi.

Hanya karena kita bisa tetap berhubungan tidak berarti sehat untuk melakukannya. Anda masih membiasakan diri satu sama lain dan menjalani kehidupan yang sebagian besar terpisah, dan penting untuk saling memberi ruang yang Anda butuhkan untuk memastikan hubungan yang berkelanjutan dan bahagia.

Demikian pula, ini adalah waktu yang tepat untuk menetapkan batasan. Bicaralah satu sama lain dan bagikan ide Anda tentang apa yang membuat Anda nyaman dan tidak. Ini akan menyelamatkan Anda dari perselisihan yang menyakitkan dan berpotensi permanen di masa depan dan memastikan bahwa Anda berdua memiliki gagasan yang akurat tentang harapan satu sama lain.

Mengizinkan satu sama lain untuk memiliki ruang saat dibutuhkan, di samping menghindari saling mendorong, membantu menciptakan kebahagiaan jangka panjang. Menghormati batasan dan mengizinkan privasi akan sangat membantu dalam membangun rasa saling percaya.

Jika Anda menjalin hubungan dengan harapan tidak akan pernah bertengkar, Anda akan kalah karena pertengkaran pertama mungkin akan mengakhiri hubungan. Alih-alih, pelajari strategi untuk resolusi konflik yang sehat, dan bicarakan dengan mitra hubungan Anda sebelum fakta.

Karena Anda berdua memiliki pandangan, ide, dan persepsi masing-masing, pasti akan ada beberapa hal yang membuat Anda tidak nyaman. Saat Anda memulai hubungan Anda, kedua belah pihak harus bersumpah untuk tidak membuat asumsi dan selalu terbuka saat menghadapi keraguan.

Jika Anda menemukan sesuatu yang dilakukan orang lain itu menyakitkan atau salah, beri tahu mereka dengan lembut bahwa Anda tidak menyukai apa yang mereka lakukan dan alasannya. Mulailah konflik apa pun dengan menyoroti seberapa besar Anda peduli dengan orang lain dan hubungannya.

Hindari permainan menyalahkan dan bermurah hati dalam menafsirkan tindakan orang lain. Jika Anda menemukan Anda melakukan kesalahan, minta maaf dengan cepat dan sedalam-dalamnya. Jika Anda menemukan diri Anda memikirkan masa lalu, arahkan ke perilaku yang lebih baik di masa depan.

Fokus pada menghubungkan kembali dan membangun kembali ikatan emosional yang tegang akibat konflik.

4. Ingatlah Bahwa Dua Individu Membentuk Pasangan

Ingatlah bahwa Anda berada dalam hubungan untuk memenuhi kebutuhan Anda sendiri akan persahabatan. Jadi, ingatlah tujuan Anda sendiri saat terlibat dalam hubungan apa pun.

Jangan biarkan itu menghabiskan hidup Anda hingga Anda melupakan diri sendiri. Ide, karir, tujuan, dan arah hidup Anda sama pentingnya dengan pasangan Anda.

Menghormati pilihannya adalah cara yang harus dilakukan, tetapi Anda berhak untuk mengharapkan hal yang sama darinya. Saat Anda memasuki suatu hubungan, jelaskan hal-hal ini kepada pasangan Anda sehingga Anda berdua memiliki gagasan yang akurat tentang apa yang Anda hadapi. Jangan biarkan kebutuhan dan keinginan orang lain menguasai kebutuhan dan keinginan Anda sendiri.

Mainkan sesuai aturan Tell Culture dan jujur dan terbuka tentang kebutuhan dan keinginan Anda. Dorong mereka untuk melakukan hal yang sama.

Jika tidak, Anda berisiko membangun kebencian dan frustrasi baik untuk diri sendiri maupun pasangan romantis Anda, merusak prospek hubungan yang bahagia dan langgeng.

5. Kompromi Adalah Sahabat Terbaik Anda

Ketika Anda mulai berkencan, ingatlah bahwa hidup dan keputusan Anda sekarang memainkan peran penting dalam kehidupan orang lain dan sebaliknya. Seimbangkan agar kebutuhan Anda terpenuhi sambil memenuhi kebutuhannya juga.

Carilah kompromi yang saling menguntungkan pada setiap bidang ketidaksepakatan. Triknya adalah mengingat pertempuran mana yang perlu diperjuangkan dan mana yang tidak. Memahami satu sama lain dan menghormati perasaan mendasar satu sama lain adalah kunci untuk membuat kompromi yang berhasil.

Kemampuan untuk berkompromi sangat penting untuk membentuk hubungan yang bahagia dan langgeng.

Melatih Penyesuaian Emosional

Saat Anda berkomunikasi satu sama lain, cobalah untuk memahami emosi di balik kata-kata alih-alih hanya mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Perhatikan apakah mereka tampak stres, sedih, frustrasi, bingung, senang, marah, dll.

Ketika Anda berada dalam hubungan baru dan masih belajar tentang pasangan Anda, Anda mungkin tidak melakukannya dengan benar setiap saat—dan dia juga tidak. Namun, seiring berjalannya waktu, Anda akan mulai saling memahami dengan lebih baik secara tulus, dan hubungan Anda akan lebih baik dengan kesabaran dan usaha.

Perhatikan nada suara, bahasa tubuh, apa yang tidak diucapkan, dan isi kata. Penyesuaian emosional seperti itu akan meningkatkan kemampuan Anda untuk memahami orang lain dan merespons dengan cara yang mengarah pada hubungan yang bahagia dan tahan lama.

Masyarakat saat ini menekankan individualitas, tetapi agar hubungan apa pun berhasil, kita perlu keluar dari cangkang egois dan menempatkan diri kita pada posisi orang lain, memahami perspektif, pikiran, dan perasaannya.

Kesimpulan

Saat Anda memulai suatu hubungan, penyesuaian emosional dapat memastikan bahwa hubungan Anda akan sukses langgeng. Untuk melakukannya, Anda harus menerapkan strategi yang berbeda untuk berbagai skenario yang akan Anda hadapi bersama.

Kesabaran, kompromi, dan empati satu sama lain akan sangat membantu memastikan bahwa Anda dan pasangan memiliki waktu yang sangat bahagia dan memuaskan satu sama lain.

***

Solo, Sabtu, 11 Juni 2022. 8:05 pm

'salam hangat penuh cinta'

Suko Waspodo

suka idea

antologi puisi suko

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image