Adab Bernegara dalam Perspektif Islam
Eduaksi | 2022-06-11 11:57:49Tim Penulis
Dr. Ira Alia Maerani, S.H.,M.H. (Dosen FH Universitas Islam Sultan Agung Semarang)
Shifa Putri Awaliyah (Mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung Semarang)
Adab secara bahasa memiliki arti kesopanan, kehalusan dan baik budi pekerti. Adapun secara istilah adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang di dasarkan atas aturan agama. Nah, sebagai umat islam sudah seharusnya kita memiliki adab dan akhlak yang baik terutama dalam bernegara. Beradab dalam bernegara dapat menciptakan keadilan di dalam suatu negara itu sendiri.
Allah SWT menciptakan manusia berbeda suku, bangsa maupun warna kulit adalah agar manusia dapat saling mengenal, mengasihi dan tolong menolong satu sama lain. Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT QS Al-Hujurat:13 yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya, “Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti"
Ayat diatas sangat sesuai dengan sila yang ke 2 menerangkan tentang kemanusian dan keadilan bagi sesama tanpa ada perbedaan dalam bernegara. Dalam surah ini juga menjelaskan tujuan Allah SWT menciptakan manusia dan menekankan bahwa yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. Dengan demikian, apapun sukunya, budayanya, maupun bentuk fisiknya yang mulia di hadapan Allah hanyalah yang paling bertakwa.
Dalam pancasila sila ke 2 juga dijelaskan mengenai adab dalam bernegara, seperti dalam QS An-Nisa:135 yang berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Artinya, “Wahai Orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tau kemaslahatannya.”
Pada Ayat ini sudah tertera dengan jelas memerintahkan kita agar bersikap adil dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun bernegara.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.