Rahma Maulidya
Social Media Detox, Tips Untuk Hidup Lebih Sehat dan Bahagia!
Gaya Hidup | 2022-06-10 23:05:38Banyak orang terus-menerus memeriksa ponsel dan perangkat lainnya untuk melihat notifikasi dan menghabiskan waktu untuk menelusuri media sosial. Aktivitas ini terkadang sulit dihentikan. Mengambil waktu istirahat dari media sosial atau disebut dengan social media detox dapat memberikan istirahat yang menyegarkan dan bermanfaat bagi kesehatan mental.
Media sosial telah merevolusi cara orang berinteraksi dan dapat membantu membangun jaringan dan koneksi di seluruh dunia. Namun, sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa hal itu dapat memiliki konsekuensi negatif, seperti salah satunya adalah kecanduan.
Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu telah meningkat 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 170 juta orang. Jika Anda mulai merasa bahwa hidup Anda terlalu sering dihabiskan untuk berselancar di sosial media, mungkin ini saatnya Anda melakukan social media detox.
Untuk memastikan bahwa media sosial memiliki dampak positif pada kesehatan Anda, penting untuk menyadari bagaimana Anda menggunakannya. Itu berarti mengetahui kapan harus istirahat dan mengarahkan perhatian Anda ke tempat lain.
Ingatlah bahwa media sosial adalah perilaku yang tidak banyak bergerak. Meskipun Anda mungkin berbicara dengan teman, media sosial membatasi kapasitas Anda untuk interaksi tatap muka dan membuat Anda menghabiskan lebih sedikit waktu di dunia nyata dan lebih banyak waktu di ponsel atau komputer Anda. Selain itu, media sosial dapat menyebabkan perasaan stres, cemas, atau depresi jika Anda membandingkan kehidupan orang lain dengan kehidupan Anda.
Media social detox biasanya dilakukan dengan mengurangi penggunaan atau bahkan mengentikannya sama sekali. Hal itu bisa membantu mereka melihat kembali apa yang sudah mereka tinggalkan di kehidupan nyata.
Pertanda Anda Harus Melakukan Social Media Detox dan Manfaatnya
Mungkin sudah waktunya bagi seseorang untuk beristirahat dari media sosial jika media sosial memberikan beberapa sikap atau perilaku negatif dari diri Anda, seperti menjadi sering kesal atau frustrasi dengan postingan, komentar, atau topik yang sedang tren di media sosial, cenderung membandingkan kehidupan, tubuh, karier, hubungan, kesejahteraan, atau faktor lain mereka dengan orang lain di media sosial, bahkan sampai memiliki kebiasaan memeriksa media sosial pertama kali setelah bangun tidur.
Selain beberapa hal diatas ada pula hal-hal yang bisa saja tidak Anda sadari terjadi yang merupakan dampak dari adiksi terhadap penggunaan media sosial seperti, peningkatan gejala kecemasan atau depresi, kurang tidur atau sulit tidur dan kehilangan fokus dan tenggat waktu yang hilang atau mengabaikan tugas.
Kebiasaan atau hal-hal yang terjadi pada Anda tidak bisa dibiarkan. Social media detox merupakan salah satu dari beberapa hal yang bisa Anda coba jika mulai terasa adanya ketergantungan terhadap penggunakan perangkat elektronik dan akses media sosial.
Mungkin berhenti menggunakan sosial media sementara terlihat seperti hal yang tidak begitu serius namun sebuah penelitian menunjukan bahwa berhenti dari media sosial selama satu minggu saja dapat meningkatkan suasana hati orang. Mereka yang menghilangkan media sosial selama seminggu menemukan tingkat kepuasan mereka naik dari 7,12/10 menjadi 8,12/10, sedangkan mereka yang terus menggunakannya mengalami penurunan tingkat kebahagiaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
