Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supadilah

Jangan Memberi Makanan Kepada Orang Kenyang Di Depan Orang Kelaparan

Gaya Hidup | Tuesday, 12 Oct 2021, 17:36 WIB

Baru-baru ini viral ungkapan berikut ini. Jangan Memberi Makanan Kepada Orang Kenyang Di Depan Orang Kelaparan. Bagaimana kita mengartikannya?

Ungkapan ini mirip ungkapan 'sudah jatuh tertimpa tangga' tapi dalam kondisi yang berbeda.

Ungkapan ini mengandung pengertian bersikaplah dengan tepat.

Kalau memberi makanan, boleh saja. Bahkan kepada orang kenyang sekalipun. Tapi agak kurang tepat. Kenapa? Orang yang sudah kenyang tidak begitu membutuhkan makanan lagi.

Memang ada pendapat 'Kan bisa untuk nanti?'. Benar juga. Namun, di saat kondisi itu, juga maka orang yang kenyang tadi tidak terlalu membutuhkan.

bahkan dalam banyak kondisi, orang yang sudah punya, akan 'keberatan' kalau dikasih lagi. Misalnya Anda sudah ngopi, ke luar rumah. Lalu ke rumah tetangga. Mau main. Sedang enak ngobrol, tiba-tiba disuguhi kopi. Mungkin pernyataan ini akan keluar dari lisan Anda.

"Waduh, aku sudah ngopi di rumah. Kok disuguhi kopi lagi."

Anda mungkin tetap menerimanya. Tapi sangat mungkin juga menolaknya. Takut diabetes karena banyak minum gula, misalnya.

Lain halnya kalau Anda memang mengincari itu kopi. Dari rumah belum ngopi. Bahkan tidak bisa ngopi karena kopi atau gula habis. Lalu dengan sengaja main ke rumah tetangga. Berharap tetangga menawari kopi.

Lha ndilalah tetangga menawari kopi. Bagaimana perasaan Anda saat itu? Mungkin akan bergumam,

Lha emang ini yang saya cari. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pas banget dengan yang diharapkan.

Maka, alangkah tepatnya memberi makanan kepada orang yang memang membutuhkan. Orang yang lapar pasti mengharap makanan. Dia ingin makan. Eits, jangan pula bilang, "Kalau orang puasa gimana? Kan dia lapar. Tapi dia nggak butuh makan, kan?" Itu kan kondisi yang berbeda, Mbang!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image