Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Reinhard Setiawan

Tuak Sebagai Minuman Tradisional Bagian dari Masyarakat Toraja

Eduaksi | Thursday, 09 Jun 2022, 02:42 WIB

Indonesia dengan keunikan dan keragaman budayanya memang sudah menjadi suatu karakter tersendiri bagi negeri multikultur ini. Warisan budaya yang berabad-abad telah menjadikan Indonesia sebagai negeri yang tidak ada duanya di dunia. Berdasarkan data riset, salah satu daerah di Indonesia memiliki kebiasaan dan budaya yang unik, yaitu mengonsumsi tuak / minuman beralkohol. Mengonsumsi tuak / minuman beralkohol di beberapa daerah di Indonesia merupakan bentuk tradisi dan kebiasaan. Menurut berbagai sumber yang telah melakukan observasi, tuak dalam pandangan masyarakat Toraja merupakan minuman yang biasa digunakan sebagai sajian pesta adat sebagai simbol mempererat persaudaraan.

Tuak terbuat dari cairan pohon aren yang berkualitas, kemudian disaring hingga siap untuk dikonsumsi. Tuak juga dianggap sebagai minuman sakral bagi masyarakat Toraja, warnanya yang putih diidentikkan dengan warna lambang kesucian. Pohon aren sangat mudah ditemui di Toraja. Dalam satu pohon aren bisa dihasilkan kurang lebih 40 liter tuak dalam sehari. Pembuatan tuak tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan, dalam hal ini diperlukan kemampuan khusus untuk dapat membuatnya. Kemudian pada kegiatan perekonomian, tuak juga merupakan salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat Toraja. Permintaan yang tinggi akan kebutuhan tuak, dapat menjanjikan keuntungan yang besar.

Kebutuhan tuak biasa digunakan dalam minuman sehari hari ataupun sajian pada kegiatan tertentu. Misalnya dalam upacara adat kematian (rambu solo’) biasanya keluarga akan mempersembahkan tuak sebagai minuman khas yang wajib ada. Rangkaian acara rambu solo’ sangat beragam dan memerlukan waktu yang lama, sehingga dibutuhkannya persediaan tuak yang cukup banyak. Selain itu, meminum tuak dianggap menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari bagi banyak masyarakat Toraja. Tujuan utama dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari bukan untuk mabuk-mabukan, melainkan untuk menghilangkan rasa capek setelah aktivitas yang dijalani. Cara meminumnya pun sangatlah unik. Masyarakat Toraja meminum tuak tidak dengan menggunakan gelas atau cangkir biasa, melainkan masyarakat Toraja justru meminumnya dengan batang bambu muda sebagai wadahnya. Alasannya karena, bambu lebih mudah ditemukan dan tidak mudah pecah seperti gelas dan cangkir. Rasa dari tuak ini juga bervariasi mulai dari yang manis hingga pahit.

Selain itu, tuak juga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya:

- Tuak bisa menjadi obat tidur bagi seseorang yang memiliki kesulitan untuk tidur/ insomnia yang terjadi karena depresi.

- Menghangatkan tubuh dikala dingin karena tingginya kadar alkohol yang dimiliki.

- Mengonsumsi ballo’ atau tuak juga sebagai penghilang stress atau penat karena bisa memberikan efek rileks dan nyaman pada pikiran.

- Melancarkan sistem pencernaan terutama pada orang yang mengalami masalah buang air besar.

- Menjadi obat sariawan karena tingginya kandungan vitamin C pada tuak bisa menjadi solusi ampuh para penderita sariawan.

Itulah mengapa tuak menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat Toraja. Kearifan lokal dan keunikan budaya itulah yang tidak akan kita temui di tempat lain. Sebab, Indonesia memiliki banyak suku dan budaya yang sangat beragam, sehingga banyak tradisi dari tiap daerah yang sangat bermacam-macam. Maka dari itu kita tidak boleh menutup mata akan budaya-budaya yang ada di dalam Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image