Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Istiani Khofifa

NADI PENDIDIKAN

Guru Menulis | Sunday, 10 Oct 2021, 23:59 WIB

Sejak pencatatan pertama kasus Covid-19 di Indonesia. Banyak lini dalam kehidupan yang harus beradaptasi untuk menghindarkan diri dan orang lain dari mara bahaya. Tidak hanya berimbas pada bidang kesehatan. Dalam ranah pendidikan juga mengalami perubahan secara meyeluruh dalam segala aspek di dalamnya. Perubahan paling besar terjadi pada kegiatan praktis pelaksanaan pembelajaran. Sebagai bentuk adaptasi terhadap pandemi yang terjadi hampir 2 tahun ini. Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba tentu memberikan guncangan yang besar dalam bidang pendidikan. Dalam upaya untuk menghindarkan ‘hilangnya’ generasi muda selama pandemi terjadi. Pembelajaran jarak jauh dijadikan sebagai satu-satunya jalan yang dirumuskan agar pembelajaran tetap berjalan.

Kegiatan pembelajaran jarak jauh yang dirumuskan sebagai cara paling efektif juga tidak berjalan semestinya. Tatanan pendidikan baru ala Covid-19 ini, tidak terlepas dari permasalahan di dalamnya. Pembelajaran jarak jauh merombak nuansa pendidikan Indonesia. Menguncang beberapa kalangan baik penyelenggara pendidikan maupun kelompok masyarakat yang ada dalam proses terlaksananya pendidikan. Memaksa kita semua untuk melakukan perbaikan dan pemutahiran kemampuan agar generasi ini tidak tergerus oleh badai pandemi Covid-19.

Tidak dapat dipungkiri pandemi Covid-19 juga menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan kita sekaligus menjadi evaluasi secara nasional bahwa pendidikan kita masih dan harus melakukan perbaikan di berbagai aspek di dalamnya. Selain dari pada itu musibah ini juga menjadi tamparan bagi stake holder, baik dari pihak penyelenggara pendidikan seperti lembaga, pendidik maupun tenaga kependidikan juga wali murid dan jajaran masyarakat di dalamnya. Pandemi Covid-19 menjadikan kita menyadari bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama agar bisa terlaksana dengan baik

Tamparan keras yang kita rasakan sebab pademi Covid-19 memberikan dampak baik. Guru berlomba untuk mengemangkan kompetensi dengan meakukan pembelajaran yang inovatif dan menarik melalui pembelajaran jarak jauh. Namun apa mau dikata pembelajaran jarak jauh juga memiliki masalah di dalamnya mulai tidak adanya sarana untuk berkomunikasi, atau bahkan tidak terjangkaunya beberapa daerah untuk melaksanakan pembelajran jarak jauh sehingga menjadi satu-satunya alasan guru bertaruh nyawa menghampiri peseserta didiknya untuk tetap memberikan pembelajarn yang layak untuk peserta didiknya.

Kompleksitas masalah berkaitan pembelajaran jarak jauh menjadi masalah utama bagi tenaga pendidik dalam penyelenggaraan pendidikan terutama bagi guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Ria Yunitasari dan Umi Hanifah yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Minat Belajar Siswa pada Masa COVID-19 menunjukkan bahwa menunjukkan pembelajaran daring (dalam jaringan) berpengaruh terhadap minat peserta didik disebabkan peserta didik menjadi mudah bosan ketika pembelajaran daring berlangsung. Pembelajaran juga dirasa kurang menarik tidak seperti pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Hal tersebut mejadikan menurunnya minat peserta didik dalam proses belajar.

Tidak hanya berkaita dengan perubahan yang ada pada ranah kognif saja. Pembelajaran jarak jauh juga secara tidak langsung juga mengerus pada ranah afektif dan spiritual. Dalam ranah afektif banyak perubahan perilaku anak disebabkan perubahan waktu dan susana, jika biasanya anak akan berangkat kesekolah tepat jam 07.00 pagi untuk memulai pembelajaran hal ini tentu melatih sikap kedisiplinan peserta didik. Namun dengan kendla jaringan dan masalah lainnya pembelajaran daring yang diharapakan bisa terlaksana tepat juga pada kenyataanya tidak bisa berjalan maksimal. Fakta lain yang terjadi dilapangan banyak peserta didik yang “menggampangkan” utuk mengerjakan tugas sebab guru tidak bisa memeriksa secara langsung dan berkala atas tugas yang diberikan.

Selain masalah yang berkaitan dengan peserta didik, guru juga menghadapi kompleksitas proses pelaksanaan pembelajaran daring sebab terkendala oleh kondisi tertentu wali murid yang tidak bisa mengikuti prosesnya. Tanggung jawab guru tidak hanya berkaitan dengan peserta didik, atau terlaksananya pembelajaran saja. Namun lebih luas dan lebih dalam yaitu tentang kemanusiaan itu sendiri tak salah apabila guru mendapat panggilan tanpa tanda jasa.

Ini menjadi bukti bahwa guru merupakan nadi pendidikan. Dan menjadi pondasi yang harus tetap tegar agar masalah ini tidak memberikan dampak buruk pada peserta didik, wali murid terlebih kepada mayarakat secara luas. Komitmen guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh sebagai bentuk mewujudkan cita-cita bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa waupun keadaan menuntut untuk melakukan banyak hal, guru tidak pernah lelah dan tetap menjalankan tugas mulianya dengan sepenuh hati.

Ditengah pandemi Covid-19 yang menempatkan guru untuk berinovasi menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. Juga secara bersamaan menempatkan guru untuk menyelesaikan masalah sosial yang timbul akibat perubahan sistem pembelajaran menjadi bukti konkrit bahwa guru merupakan nadi utama berjalannya pendidikan yang baik serta sebagai subyek utama untuk menciptakan pendidikan yang berorientasi dalam pembentukan pribadi pancasilais dan berbudi pekerti.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image