Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image restu winarsih

Pandemi dan Gagasan Perubahan

Guru Menulis | 2021-10-10 23:37:50
Sumber ilustrasi: https://www.freepik.com/free-vector/online-education-worldwide-cartoon-composition-with-graduation-cap-students-sitting-smartphone-books-pile-hourglass_15080284.htm

Pandemi yang sedang melanda negeri ini pada kenyataannya tak melulu memberikan dampak negatif. Di bidang pendidikan, pemahaman bahwa pandemi adalah penyebab dari segala persoalan pendidikan haruslah diluruskan. Pandemi bukanlah penyebab, justru merupakan pembuka tabir yang selama ini menutupi persoalan pendidikan. Dengan adanya pandemi, kesadaran kita tentang bagaimana potret pendidikan yang ada di Indonesia justru makin meningkat.

Bidang pendidikan adalah salah satu bidang yang merasakan dampak langsung dari adanya kebijakan pembatasan kegiatan selama masa pandemi. Himbauan pemerintah agar kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara jarak jauh melalui sistem dalam jaringan (daring) menghadirkan tantangan tersendiri bagi mereka yang terlibat langsung di dunia pendidikan. Pemerintah dan tenaga pendidik dituntut untuk bisa menciptakan gagasan perubahan sebagai wujud adaptasi. Dalam menjalankan perannya, baik guru mapun peserta didik keduanya dituntut untuk menjadi individu yang adaptif dan inovatif. Gagasan perubahan yang dicetuskan sebagai upaya beradaptasi dengan pembelajaran masa pandemi tidak mungkin terlepas dari kesulitan dan tantangan dalam pelaksanaannya. Akan tetapi, di setiap kesulitan pasti akan selalu bisa ditemukan kesempatan-kesempatan tersembunyi. Kesempatan yang bisa dijadikan peluang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik saat pandemi ataupun setelahnya nanti.

Kualitas pembelajaran selama masa pandemi sangat erat kaitannya dengan kemajuan teknologi. Pertumbuhan teknologi telah merubah cara pembelajar dalam belajar. Pandemi telah menyadarkan kita dengan fakta bahwa peran guru saat ini bukan lagi sebagai satu-satunya "pemberi ilmu". Peserta didik tidak lagi harus bergantung kepada gurunya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Teknologi telah memudahkan setiap individu untuk mengakses ilmu pengetahuan kapanpun dan dimanapun ia berada. Lalu, bagaimana dengan peran guru?

Kini, peran utama guru tidak hanya sebagai pengajar namun juga untuk membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam belajar. Kesulitan peserta didik dapat dijadikan sebagai bahan diskusi bersama di antara guru untuk mencari solusi terbaik. Para pendidik dapat berkolaborasi untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kecakapan yang relevan guna mengatasi kesulitan dalam mengadakan pembelajaran. Misalnya saja, kecakapan dalam menerapkan teknologi selama pembelajaran di masa pandemi. Dalam hal ini, guru dan murid dihadapkan pada kewajiban untuk adaptif dan melek teknologi. Sebagai pendidik, guru dituntut untuk menemukan solusi juga menciptakan inovasi dalam pengadaan pembelajaran. Tantangan pembelajaran di masa pandemi membuat guru turut belajar untuk meningkatkan kompetensinya sebagai tenaga pendidik. Meskipun slogan ‘melek digitalisasi’ dalam dunia pendidikan sudah digaungkan bahkan sebelum pandemi melanda negeri, tapi pada penerapannya masih sedikit sekali mendapatkan perhatian. Pandemi telah membuat semua pihak yang terlibat di dunia pendidikan, mau tidak mau memiliki kewajiban untuk menjadikan dirinya melek terhadap teknologi. Guru belajar mencari referensi dari berbagai sumber mengenai cara menjalankan pembelajaran yang efektif namun tidak membebani dengan menerapkan penggunaan teknologi di dalamnya.

Pandemi juga menjadi momentum dimana pemikiran bahwa "pekerjaan adalah sebatas apa yang telah disediakan oleh pemerintah" menjadi terbantahkan. Gagasan perubahan yang diciptakan oleh pemerintah dan tokoh-tokoh di dunia pendidikan tidak lain bertujuan untuk membentuk penerus bangsa yang antisipatif dan juga adaptif terhadap perubahan. Pandemi telah 'memaksa' kita untuk memunculkan gagasan-gagasan perubahan, menyadarkan pada tokoh yang terlibat di bidang pendidikan akan pentingnya memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya hanya berorientasi pada capaian target nilai menjadi fokus pada penguasaan kompetensi dan kecakapan. Secara tidak langsung, guru dilatih untuk dapat berinovasi dalam pengembangan metode dan media ajar yang sesuai kebutuhan murid. Di masa yang akan datang, selain wawasan, kecakapan juga kreatifitas adalah kualifikasi utama yang turut menentukan apakah seorang individu bisa bertahan dan mengikuti perkembangan zaman.

Sumber ilustrasi: https://www.freepik.com/free-vector/online-education-distant-courses-flat-illustration-with-university-graduate-holding-diploma-computer-screen_17464074.htm

Sebagai negara dengan bonus demografi yang tinggi, Indonesia memiliki keuntungan tersendiri dalam hal sumber daya manusia. Tenaga kerja dengan usia produktif yang berlimpah memungkinkan terciptanya ide-ide baru dikalangan pemuda sebagai generasi pembawa perubahan yang lebih baik bagi Indonesia. Contohnya saja, sejak pandemi melanda negeri ini, berbagai gagasan baru yang unik tampak bermunculan. Salah satunya adalah dalam hal peluang kerja. Beragam profesi yang sebelumnya tidak ada, kini menjadi sebuah peluang kerja baru yang lumayan menjanjikan dengan bermodalkan kecakapan teknologi dan kreatifitas. Trend ini turut memengaruhi peran guru dalam hal mendidik dan mempersiapkan peserta didiknya sebelum terjun ke kehidupan sosial. Selain membekali peserta didik dengan wawasan dan kecakapan, guru juga mengemban peran dalam melatih rasa penasaran dan kreatifitas peserta didik agar siap hadapi tantangan di sepuluh hingga lima belas tahun yang akan datang. Karena selain memiliki pengetahuan, kreatifitas serta kecakapan dalam menggunakan teknologi merupakan bekal yang penting untuk diberikan kepada masing-masing peserta didik. Dengan berbekalkan ketiga hal ini, siswa akan mampu menghadapi segala wujud tantangan di masa yang akan datang seiring dengan perkembangan teknologi. Namun, sebelum mempersiapkan peserta didik, tentulah tenaga pendidiknya harus terlebih dahulu memiliki kompetensi yang memadai, dan pandemi telah membantu menumbuhkan kesadaran akan hal ini kepada para tenaga pendidik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image