Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mr.Jamber

Guru Hebat Bangsa Kuat

Guru Menulis | Sunday, 10 Oct 2021, 22:16 WIB

Tema Opini ;

GURU HEBAT BANGSA KUAT

Sub Tema :

(Efektivitas Pembelajaran Daring Kala Pandemi)

By: Devid Indra Jamber, S.PdI

(Guru Matematika SMAN 1 Pagai Utara Selatan, Kep.Mentawai Sumatera Barat)

Tidak bisa dipungkiri, bahwa pandemi covid-19 ini benar-benar merubah wajah dunia, hampir semua aspek kehidupan “dipaksa” untuk berubah. Termasuk dunia pendidikan, mau tidak mau harus bisa berdiri gagah ditengah keterpurukan.

Diawal-awal pandemi memang berat dirasakan, pendidikan berjalan ditempat, bahkan sempat terhenti sesaat, fokus pemerintah dan masyarakat adalah menjaga keselamatan diri sambil berharap pandemi ini segera berakhir dan aktivitas kembali normal.

Namun nampaknya keadaan tidak akan pernah kembali normal seperti sedia kala, pandemi ini memaksa manusia untuk berfikir bagaimana bisa tetap menjalani hidup ditengah wabah yang semakin merebak.

Sebagai seorang pendidik di tingkat SLTA, penulis merasakan betul bagaimana wajah pendidikan harus berubah, biasanya proses belajar-mengajar berjalan seperti yang sudah bertahun-tahun berjalan. Tiba-tiba harus menyesuaikan diri dengan keadaan.

Bicara soal efektivitas tentu akan banyak pendapat yang berdengung tentang ini,terlebih diawal pembelajaran daring yang di instruksikan pemerintah. Ketidakmerataan fasilitas dan SDM sekolah di negeri ini menjadi salah satu problematika tersendiri.

Di saat pemerintah meminta agar sekolah-sekolah dilakukan secara daring, namun agaknya itu hanya bisa berjalan maksimal dikota-kota besar dan daerah yang memiliki jaringan internet yang memadai, sementara untuk daerah-daerah di pelosok yang minim fasilitas, para guru dan sekolah harus memutar otak agar pendidikan tetap berjalan. Maka terciptalah berbagai metode pembelajaran semisal Luring, blended learning dan lain sebagainya, yang pada intinya bagaimana pendidikan ini tidak terhenti dan bangsa ini tidak sampai mengalami yang namanya “lost generation”.

Diawal penerapan pembelajaran daring maupun luring, semua unsur merasa “kagok’, baik guru maupun murid, mereka belum terbiasa menjalani hal baru ini, para murid yang terbiasa “disuapi” ilmu oleh guru disekolah, tiba-tiba harus belajar mandiri dirumah, tentu saja merasa bingung pada awalnya, pun demikian dengan para guru, yang terbiasa melakukan pembelajaran langsung dikelas harus berhadapan dengan kecanggihan teknologi untuk memastikan para peserta didik dirumah bisa belajar mandiri. Mulai dari membuat video pembelajaran, modul dan lain sebagainya.

Tugas guru tidak hanya sebatas disekolah saja, guru bahkan terus bekerja hingga keruang-ruang tidur mereka dirumah, melayani para siswa di ruang-ruang group WA dan media lainnya. Yang namanya perubahan tentu mengalami banyak tantangan diawal, namum seiring berjalannya waktu, perubahan itu sudah mulai diterima dan dunia pendidikan kembali bergeliat dengan wajah baru.

Penulis yang mengajar di salah satu daerah 3T yaitu di SMAN 1 Pagai Utara Selatan Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat yang pada saat Pandemi melanda, belum memiliki fasilitas internet baik Wifi maupun yang lainnya, sementara untuk akses Internet berupa jaringan Telkomsel juga baru memiliki jaringan Edge yang hanya bisa sebatas telepon dan sms saja. Sudah tentu belum bisa melakukan pembelajaran daring seperti yang dilakukan dikota-kota besar, dan memanfaatkan beragam pembelajaran tatap maya seperti Google Meet, Google Classroom, Zoom dan lain sebagainya. Untuk itu kami melakukan pembelajaran Luring (Luar Jaringan). Para siswa didatangkan kesekolah hanya untuk mengambil modul dan tugas dan kembali lagi diminggu berikutnya untuk mengembalikan tugas dan mengambil modul beserta tugas berikutnya. Para siswa dibagi berdasarkan tingkat dan datang dihari berbeda agar tidak terjadi kerumunan dalam waktu yang lama. Modul didesain sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh peserta didik, juga terkadang membuat video pembelajaran dan nantinya di share kepada peserta didik.

Kembali berbicara soal efektifitas, tentu setiap sekolah dan daerah merasakan nilai efektivitas berbeda, diawal-awal hampir semua unsur baik guru, siswa dan orang tua merasa pembelajaran daring maupun luring sangat tidak efektif. Namun semakin kesini mata masyarakat semakin terbuka, meski belum bisa diterima secara utuh, pembelajaran daring dinilai ada positifnya. Salah satunya para guru bisa meningkatkan kompetensinya lewat beragam pembelajaran daring yang tersedia. Para siswa juga mulai terbiasa belajar mandiri memanfaatkan kecanggihan teknologi dan para orang tua mulai menyadari betapa mereka harus tetap belajar agar bisa mendampingi anak-anak mereka belajar dirumah.

Seperti dua sisi mata uang, perubahan pun demikian ada sisi positif dan negatifnya. Namun sebagai seorang insan pendidik kita harus berfokus pada sisi positifnya. Para guru harus bertumbuh seiring dengan kecanggihan zaman agar menjadi sosok guru hebat demi tercipta bangsa yang kuat.

Salam untuk semua guru hebat dipenjuru negeri.

#GuruHebatBangsaKuat #GuruMenulis

Mentawai, 10 Oktober 2021

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image