Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Utang Darurat Vs Dana Darurat

Gaya Hidup | 2022-06-07 10:52:24

Utang yang baik adalah utang yang produktif. Artinya utang dilakukan untuk hal-hal yang sifatnya bukan konsumtif. Namun yang namanya kehidupan tidak selalu di atas.

Hidup itu selalu berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Karena hidup itu selalu berputar makanya siapa pun harus siap dengan yang namanya dana darurat.

Kata darurat sifatnya mendadak dan harus segera dipenuhi (mendesak). Idealnya, kondisi yang seperti ini tidak perlu diatasi dengan yang namanya utang (pinjaman) darurat.

Dalam prinsip pengelolaan keuangan yang benar kondisi mendadak dan mendesak itu idealnya diatasi dengan dana darurat. Namun fakta di lapangan, tidak sedikit orang yang memiliki dana darurat makanya utang atau pinjaman darurat dilakukan.

Utang darurat terpaksa dilakukan untuk kebutuhan darurat. Kebutuhan darurat yang dimaksud seperti musibah (bencana alam, kecelakaan, sakit, kebakaran) dan peristiwa-peristiwa yang sifatnya mendadak.

Bagi yang tidak memiliki tabungan atau dana darurat maka utang darurat pun terpaksa dilakukan. Mereka yang terpaksa melakukan utang darurat umumnya memanfaatkan fasilitas utang entan utang online, kartu kredit, KTA (Kartu Tanpa Agunan), menggadaikan aset atau utang ke orangtua atau saudara.

Namun harus diketahui bahwa utang online, utang kartu kredit atau KTA itu biasanya membebankan bunga yang lebih tinggi dibanding utang atau pinjaman biasa. Belum lagi kalau bayar cicilannya terlambat pasti terkena bunga lagi. Yang terakhir ini yang kerap luput dari pertimbangan.

Nah, karena utang itu lebih banyak sisi merugikannya maka wajib hukumnya ada yang namanya dana darurat. Dana darurat wajib disiapkan sejak jauh hari dengan cara menyisihkan sebagian kecil dari pendapatan bulanan.

Pertanyaannya kini berapa nominal ideal dana darurat yang harus dimiliki seseorang? Rentang idealnya 3-12 kali pengeluaran bulanan. 3 kali pengeluaran bulanan ini minimal dan hanya berlaku untuk yang masih bujang atau single, sementara itu bagi yang sudah berkeluarga tentu lebih dari 3 kali pengeluaran bulana alias minimal 6 kali pengeluaran bulanan.

Cara menyiapkannya yakni dengan menyisihkannya dari pendapatan bulanan lalu disimpan di fasilitas penyimpanan yang likuid atau mudah dicairkan. Fasilitas ini bisa tabungan konvensional atau biar makin tumbuh diparkirkan di reksa dana pasar uang.

Toh, memarkirkan dana darurat di reksa dana pasar uang saat ini sudah umum dilakukan karena selain likuid, imbal hasil yang diberikan lebih baik dibanding tabungan konvensional.

Pun untuk memarkirkan dana darurat di reksa dana pasar uang juga sudah sangat mudah, semisal melalui platform IPOTFund yang sudah serba online dan terintegrasi di dalam aplikasi IPOT milik sekuritas karya anak bangsa bernama Indo Premier Sekuritas dengan taglinenya #SemuaBisaInvestasi.

Dengan memiliki dana darurat maka uang darurat bisa teratasi tanpa harus melakukan utang dengan beban bunga yang memberatkan. Dana darurat wajib dimiliki dan disiapkan sejak jauh hari. Memiliki dana darurat sama artinya dengan memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image