Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mayendra Jovan Pranata

Transisi dari Pandemi menuju Endemi

Eduaksi | Sunday, 05 Jun 2022, 18:40 WIB

Belakangan ini, banyak rakyat Indonesia dikejutkan dengan berita tentang persiapan perubahan kondisi virus Covid-19 yang akan mengalami transisi dari awalnya yang berada pada tingkat pandemi berubah menjadi tingkat endemi di mana hal tersebut merupakan kabar gembira untuk diketahui. Sebelum membahas lebih lanjut, sebenarnya Istilah pandemi, epidemi dan endemi itu apa sih?

Ilustrasi masyarakat yang mulai beradaptasi terhadap Covid-19. Sumber : https://pin.it/3zw95lo

Pandemi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang asal katanya yaitu "pan" yang berarti "semua" dan "demos" yang berarti "rakyat", Pandemi menurut World Health Organization adalah epidemi yang menyebar ke berbagai negara lain (skala Internasional) dan memengaruhi orang di seluruh dunia dalam jumlah besar secara simultan atau berkelanjutan dan diluar dugaan sehingga sulit dikendalikan, contohnya seperti pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Lalu apa itu epidemi? Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban, epidemi ini lebih besar dan menyebar pada tingkat kedua keparahan suatu penyakit yang bersifat lebih besar dari endemik dan menyebar ke area yang lebih luas dan menular dengan cepat ke banyak orang hingga di luar batas 'normal' dan sulit dihambat, contohnya seperti virus Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada 2019, Avian Influenza atau flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012.

Endemi sendiri adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat, endemi bisa dikatakan sebagai wabah kecil dan berada pada tingkat pertama, tetapi keparahan penyakit ini dapat memengaruhi suatu wilayah dilihat dari populasi yang kecil maupun lingkunganya, bisa dibilang sebagai keadaan suatu penyakit yang konstan atau sudah biasa terjadi di dalam suatu populasi atau area tertentu, contohnya adalah seperti endemi DBD atau demam berdarah dengue dan juga malaria.

Pandemi Covid-19 sudah memasuki tahun ketiga di mana masyarakat sudah mulai terbiasa menerapkan protokol kesehatan atau prokes, perilaku tersebut sudah menjadi bagian dari hidup bersama dengan Covid-19 di masa sekarang maupun masa mendatang yang termasuk dalam transisi perilaku masyarakat terhadap virus Covid-19 yang menyebabkan transisi dari pandemi menjadi endemi menjadi tidak terhindarkan. Namun, kondisi ini tidak bisa dianggap sepele. Oleh karena itu, negara-negara dunia dalam pengendalian Covid-19 bukan hanya menargetkan kepada kondisi endemi saja, melainkan sampai kasus virus Corona terkendali. Tentunya setelah World Health Organization atau WHO mencabut status pandemi Covid-19.

Pandemi dapat berubah menjadi endemi secara bertahap melalui penanganan kasus yang berhasil dalam menekan jumlah kasus yang ada. Pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan dan upaya untuk menurunkan kasus virus Covid-19 di Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menggencarkan vaksinasi Covid-19 sebagai tahapan persiapan menjadi endemi.

Indonesia dalam penanganan Covid-19 juga tercatat mengalami perubahan yang signifikan. Kemenkes pada 20 Februari 2022 mencatat adanya angka pasien sembuh mencapai 32.873 dan juga penurunan signifikan kasus konfirmasi menjadi 48.484 dibanding kasus konfirmasi pada hari sebelumnya (19/2) yang mencapai 59.384. Vaksinasi yang dilakukan kepada masyarakat Indonesia juga tercatat bahwa 91,07% penduduk telah mendapatkan vaksin dosis 1, dan 67,37% penduduk telah mendapat vaksin dosis 2 sampai pada Minggu (20/2) pukul 18.00 WIB. Sementara itu, 4,06% penduduk sudah mendapatkan vaksinasi booster.

Dengan demikian, persiapan terhadap virus Covid-19 yang dilakukan di Indonesia memengaruhi perubahan signifikan terhadap kasus dan juga adaptasi yang menjadi lebih baik yang diharapkan nantinya akan terjadi perubahan status dari pandemi menuju endemi. Namun, dengan berubahnya status menjadi endemi, bukan berarti kita bersantai dan menyepelekanya, karena bisa jadi hal tersebut menjadi bumerang dan bukan tidak mungkin jika ada kemungkinan status tersebut kembali lagi menjadi status pandemi.

~~~~~

Penulis

Mayendra Jovan Pranata

Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image