Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Eri Hendro Kusuma

Saat Anak Lebih Senang Pembelajaran Secara Daring

Guru Menulis | Saturday, 09 Oct 2021, 21:36 WIB
Suasana kegiatan pembelajaran di laboratorium komputer (dok.pribadi)

Setelah mendapatkan informasi jika akan segera dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, saya langsung membuat kuesioner sederhana tentang persiapan anak-anak dalam menyambut PTM secara terbatas ini.

Saya penasaran apakah anak-anak masih semangat untuk melaksanakan PTM atau sudah nyaman dengan Pembelajaran Daring. Jika pada awal pembelajaran secara daring hampir semua anak mengeluh dan menginginkan segera dilaksanakan PTM, maka dari hasil kuesioner kali ini menunjukkan data yang berbeda. Menurut hasil kuesioner yang saya peroleh, sebanyak 54% anak menyatakan senang jika pembelajaran dilakukan secara daring

Anak-anak yang menganggap pembelajaran daring lebih menyenangkan, karena ketika menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bisa mencarinya di google dan waktu mengerjakannya yang fleksibel. Selain itu beberapa anak juga menyampaikan jika pembelajaran dilaksanakan secara daring, mereka bisa membantu pekerjaan orangtua di rumah.

Sedangkan untuk anak-anak yang tetap menginginkan kegiatan PTM, rata-rata berpendapat jika mengalami kesulitan belajar dan mengalami kebosanan saat pembelajaran daring berlangsung. Selain itu, juga ada yang mengatakan jika selama pembelajaran daring berlangsung tidak bisa fokus belajar, karena mereka harus membagi waktu dengan kegiatan lain di rumah.

Optimalisasi Teknologi Digital

Perubahan model pembelajaran akibat pandemi Covid 19, sudah selayaknya menjadi bahan refleksi dan evaluasi yang mendalam bagi dunia pendidikan nasional. Pada akhirnya kita juga harus sadar, bahwa saat ini kita tidak bisa lagi memaksakan model atau metode pembelajaran secara tradisional di sekolah. Penjelasan dari Ki Hadjar Dewantara bahwa guru adalah “abdi sang siswa” dan bukan “penguasa atas jiwa siswa” sangat relevan untuk menghadapi tantangan dalam pola mendidik saat ini. Guru sejatinya adalah sosok yang sangat terbuka dengan perubahan.

Penggunaan metode pembelajaran blended learning (campuran antara tatap muka dengan daring) saat ini sangat mungkin dan efektif dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Mengingat waktu pembelajaran tatap muka yang juga sangat terbatas. Masalah pendalaman materi dapat dilakukan melalui aplikasi pembelajaran daring yang telah digunakan sebelumnya. Sedangkan pada saat di sekolah, guru lebih banyak melakukan penguatan karakter anak dan pembahasan materi-materi esensial.

Suasana Pembelajaran Daring di SMPN Satu Atap Pesanggrahan 2 Batu (dok.pribadi)

Sekolah juga harus mulai menyediakan fasilitas dan program pembelajaran berbasis digital. Sumber-sumber belajar harus relevan dengan kebutuhan, serta mudah digunakan oleh siswa. Pojok-pojok baca di sekolah bisa dikombinasi dengan digitalisasi informasi menggunakan komputer maupun papan informasi portabel yang lain. Sehingga anak-anak akan semakin mudah mengakses kebutuhan materi pembelajaran saat berada di lingkungan sekolah.

Perpustakaan sekolah juga harus mulai bertransformasi menuju perpustakaan digital atau e-library. Karena kita tidak bisa lagi memaksa anak-anak dengan buku-buku cetak, ketika mereka sudah beradaptasi dan nyaman membaca dengan menggunakan buku-buku digital. Sehingga sekolah harus lebih kreatif, inovatif, serta progresif dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya.

Pembelajaran di kelas juga tidak kalah pentingnya untuk melakukan penyesuaian model pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa. Saat ini juga sudah banyak tersedia perangkat pendukung pembelajaran digital yang bisa digunakan di kelas tanpa menggunakan jaringan internet sekalipun. Perangkat itu juga sudah dilengkapi dengan materi pelajaran secara digital yang tersambung dengan server sekolah. peralatan semacam ini lebih cocok jika digunakan pada kegiatan pembelajaran di kelas dibandingkan dengan anak-anak harus membawa gawai pribadi ke sekolah.

Saat ini yang dibutuhkan sekolah dan guru adalah kemauan untuk berubah dan menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Kita tidak bisa mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah melalui kegiatan tatap muka di kelas, ketika anak-anak ternyata lebih nyaman dengan pembelajaran secara daring dengan menggunakan platform pembelajaran digital.

Karena saat ini sudah banyak sekali perangkat pendukung pembelajaran berbasis digital, sehingga tugas sekolah dan guru adalah mendesain dan menyesuaikannya dalam sebuah metode pembelajaran. Mengkombinasikan antara platform digital dan metode pembelajaran secara tatap muka di dalam kelas nampaknya bisa menjadi pola dan strategi pendidikan nasional kedepan yang lebih baik.

Jika kombinasi pembelajaran tatap muka dan digital ini betul-betul dilaksanakan secara serius dan diterapkan dengan baik oleh sekolah, maka hasil penilaian yang dilakukan oleh Program for International Student (PISA) maupun The Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang sebelumnya mendudukkan Indonesia pada peringkat terbawah, minimal dapat naik pada level yang lebih tinggi.

Eri Hendro Kusuma, penulis adalah guru di Kota Batu Jawa Timur

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image