Denial Syndrome apakah sehat untuk mental?
Gaya Hidup | 2022-06-02 14:38:02Kita sebagai manusia tentu sering menyangkal sesuatu hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kecenderungan menyangkal ini biasa dikenal dengan kata denial. Denial merupakan suatu mekanisme pertahanan dimana seseorang menolak untuk mengakui suatu fakta, seperti kenyataan yang sedang dialami atau situasi yang tidak sesuai dengan keinginannya. Denial ini biasanya muncul ketika sesorang merasa cemas akan suatu situasi yang sedang dialami.
Pada beberapa kasus,kecenderungan denial dilakukan sebagai cara untuk menghindar dari stress ataupun emosi yang menurutnya menyakitkan. Dengan menghindar untuk tidak menghadapi sesuatu tersebut, sebagian dari orang ini merasa aman dan menurutnya dengan bersikap denial, ia mampu mencegah konflik, ancaman, ketakukannya atau bahkan kecemasannya yang sedang dirasakan.
Denial bagi kesehatan mental seseorang
Sebenarnya bersikap denial tidak masalah apabila dalam jangka waktu yang singkat. Karena pada dasarnya, seseorang memperlukan adaptasi terhadap perubahan yang dialami, terlebih perubahan tersebut dialami secara tiba-tiba. Jadi, seseorang membutuhkan denial untuk sekedar menyesuaikan diri dan menenangkan diri untuk akhirnya bisa menerima kenyataan tersebut. Akan tetapi jika sikap denial tersebut terus berulang kali dilakukan bisa berakibat buruk bagi kesehatan mental. Karena sikap denial membuat seseorang tidak bisa mengatasi masalahnya dan cenderung tidak melakukan perubahan pada dirinya sendiri.
Berikut tanda-tanda jika kamu mengalami denial syndrome
1. Menolak untuk membicarakan masalah yang sedang dialami
2. Mencari cara untuk membenarkan perilakunya
3. Membohongi perasaan diri sendiri
4. Mampu bertahan dalam suatu kondisi yang bisa menimbulkan hal-hal negative
5. Menghindari untuk memikirkan masalah yang sedang terjadi
Jika kamu mengalami hal-hal diatas, apakah mungkin kamu mengalami denial syndrome? Lantas bagaimana cara untuk mengatasi denial syndrome? Berikut adalah cara untuk mengatasi Denial Syndrome
1. Sebisa mungkin untuk meluangkan waktu untuk sekedar memikirkan apa yang sebenarnya ditakutkan dalam menghadapi kenyataan
2. Sebisa mungkin untuk memikirkan apa yang akan terjadi jika kamu hidup dalam kondisi yang selalu menyangkal atas kenyataan yang ada, apakah hal ini akan berdampak positif atau negative?
3. Usahakan untuk memberi ruang pada diri sendiri untuk memahami perasaan dan ketakutan yang dirasakan
4. Usahakan tulis apa yang kamu rasa dan apa yang kamu inginkan dalam pikiranmu yang sesungguhnya
5. Bicarakan pada seseorang yang kamu percaya untuk meminta saran terbaik
6. Atau mungkin bisa mencari seorang ahli seperti psikolog.
Kenali gejala-gejala diatas, perlu kita perhatikan bahwa diri kita berharga. Jika ada ciri-ciri diatas terjadi pada kamu, yuk mulai lakukan hal-hal yang bersikap positif dan jangan sungkan untuk mengakui sesuatu meskipun itu berat. Yuk mulai jaga kesehatan mental kita mulai sekarang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.