Refleksi Hari Guru Sedunia, Sudahkah Anda Menjadi Guru Yang Menginspirasi?
Guru Menulis | 2021-10-07 10:05:13Guru merupakan ujung tombak sebuah sekolah dan lembaga pendidikan dalam upaya terus mencerdaskan kehidupan bangsa terutama turut mensukseskan wajib belajar 12 tahun yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Menjadi seorang guru (baca:pendidik) sudah selayaknya menjadi orang yang pantas untuk digugu dan ditiru baik perkataan, sikap serta tingkah lakunya dalam setiap aktivitas sehari-hari. Karena pada dasarnya semua orang mampu untuk menjadi guru minimal untuk keluarganya sendiri, karena madrasah pertama anak ada di dalam keluarganya masing-masing.
Momentum hari guru sedunia hendaknya bisa dijadikan sebagai refleksi dan muhasabah diri masing-masing guru, apakah sudah menjadi seorang guru (baca:pendidik) yang menginspirasi? Pertanyaan itu silahkan dijawab oleh masing-masing guru, baik yang baru mengajar beberapa minggu bahkan untuk guru yang sudah mengajar puluhan tahun. Karena dengan merefleksi diri maka kita akan mampu menemukan tujuan hidup terhadap pilihan kita untuk menjadi seorang guru (baca:pendidik).
Karena motivasi seseorang menjadi seorang guru sebenarnya bermacam-macam, ada yang hanya sekedar iseng, mengisi waktu luang, tidak diterima lagi bekerja di lowongan pekerjaan lain, batu loncatan dan lain sebagainya. Tentunya hal tersebut masih bisa kita maklumi karena tahap awal tersebut merupakan awal karir mereka untuk memulai dan menggeluti dunia pendidikan untuk menjadi seorang guru (baca:pendidik).
Seiring perjalanan waktu apabila kita meniatkan sesuatu dengan hal yang positip maka kita sendiri yang akan mendapatkan kebaikan dari niat yang kita lakukan. Mungkin pada tahun pertama kita akan merasakan sangat kesulitan dalam mengajar siswa dalam suatu pembelajaran. Mengapa demikian? karena kita belum memiliki bekal dan ilmu pengetahuan yang cukup dalam dunia pendidikan khususnya bagaimana mengajar dengan baik dalam setiap pembelajaran di kelas.
Perlu proses, komitmen dan keikhlasan untuk menjadi seorang guru (baca:pendidik) karena apabila kita menekuni profesi seorang guru (baca: pendidik) setengah hati, maka akan terasa sangat berat karena profesi ini akan menjadi hambatan dan hal yang sangat tidak kita sukai. Hari-hari akan dijalani dengan berat dan tekanan batin karena tidak mau memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri agar menjadi seorang guru (baca:pendidik) yang bisa menginspirasi bagi semua orang.
Berbeda ketika sudah menekuni dan mencintai profesi kita menjadi seorang guru (baca: pendidik), banyak sekali sebenarnya kebaikan-kebaikan yang bisa kita lakukan apabila kita berprofesi menjadi seorang guru (baca:pendidik). Syaratnya adalah ada kemauan yang kuat di dalam diri untuk selalu meng-upgrade diri untuk menjadi guru yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Kemudian rutin mengikuti program peningkatan kualitas diri misalnya mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, in house training, MGMP, dan lain sebagainya. Selalu belajar dengan siapa saja dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan komunikatif.
Guru (baca: pendidik) dewasa ini berperan sebagai fasilitator, artinya guru memberikan stimulus dan rangsangan kepada siswa di saat pembelajaran kemudian melakukan evaluasi serta memberikan feedback positip dari semua aktivitas siswa di dalam kelas. Melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran secara aktif dan menjalin komunikasi dua arah dimana akan memicu daya nalar siswa untuk berpikir kritis. Misalnya mereka diberikan sebuah permasalahan, kemudian kita memberikan arahan bagaimana tanggapan siswa serta solusi terbaik apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi seperti itu.
Karena dari ruang-ruang kelas inilah akan lahir penerus bangsa yang sudah siap dalam menghadapi tantangan zaman, memiliki intelektualitas yang baik, sikap dan adab yang terpuji serta memiliki karakter di masa yang akan datang. Mereka lah generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan roda pembangunan sehingga akan melahirkan generasi muda yang berakhlaq, berprestasi, mandiri dan berwawasan lingkungan sesuai dengan visi dan misi sekolah kita masing-masing.
Walaupun saat ini kita belum mampu menjadi guru (baca:pendidik) yang menginspirasi namun minimal kita menjadi guru yang senantiasa dirindukan oleh siswa kita masing-masing didalam kelas karena dengan kehadiran kita sebagai seorang guru (baca:pendidik) tentunya akan menjadi contoh dan suri tauladan yang baik untuk siswa kita, mengajarkan kebaikan dan memastikan siswa kita berkarakter memiliki adab dan sikap yang mulia sehingga mampu menjadi generasi rabbani di jenjang kehidupan mereka kelak. Wallahua'alm bisshowab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.