Tantangan Kompetensi Guru di Masa Pandemi COVID-19
Guru Menulis | 2021-10-06 21:54:01Bagi para guru, pandemi COVID-19 pada dasarnya adalah tantangan yang adaptif dan transformatif, dimana tidak ada konfigurasi buku pedoman yang dapat membimbing respons terhadap kondisi saat ini dengan tepat (Reimers, et al., 2020). Guru dan tenaga kependidikan secara keseluruhan telah memainkan peran kunci dalam respons terhadap pandemi COVID-19 dan harus menghadapi sejumlah tuntutan yang muncul selama masa krisis sosial dan kesehatan. Sebagian besar guru tidak hanya harus merencanakan ulang dan mengadaptasi proses pendidikan; termasuk menyesuaikan metode dan kurikulum, merancang materi, mendiversifikasi media, format dan platform yang digunakan, tetapi juga harus mengambil bagian dalam kegiatan untuk menjaga keamanan materiil dari siswa dan keluarganya, seperti membagikan makanan, produk kesehatan dan perlengkapan sekolah. Guru dan tenaga kependidikan harus menghadapi tuntutan untuk menyediakan kesehatan sosioemosional dan dukungan mental kepada siswa dan keluarganya, dimana aspek pekerjaan mereka di masa pandemi ini menjadi semakin penting.
Dalam melakukan kegiatan mengajar dan memenuhi tuntutan baru ini, sebagian besar guru baru menyadari minimnya pelatihan dan sumberdaya yang kurang memadai pada dirinya untuk mengatasi tantangan dalam mengadaptasi konten dan format pembelajaran untuk siswa dalam situasi yang kurang menguntungkan saat ini.
Selain itu, suasana baru ini mengharuskan guru untuk menggunakan platform virtual dan metodologi yang mungkin tidak mereka kenal. Kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan pendidikan jarak jauh juga telah menciptakan tanggung jawab dan tuntutan yang sangat menyita waktu yang dimiliki guru untuk mempersiapkan kelas, memastikan koneksi yang sesuai, dan menindaklanjuti siswa dalam berbagai format.
Ketersediaan TIK di rumah siswa tampaknya menjadi faktor penentu peluang pendidikan dan jenis sumber belajar yang dapat digunakan selama pandemi maupun sesudahnya. Kesenjangan digital dan ketimpangan kondisi materi rumah tangga dan sekolah merupakan tantangan utama yang harus diatasi. Demikian juga, dukungan dan pelatihan bagi guru adalah kunci untuk penggunaan teknologi baru dalam pendidikan (ECLAC-UNESCO, 2020).
Format baru yang ada saat ini membutuhkan guru terlatih dan berdaya yang mampu membuat keputusan mengajar berdasarkan pedoman kurikuler di masing-masing negara serta kondisi dan keadaan siswanya. Sementara orang-orang dari berbagai daerah harus menyediakan materi dan sumber belajar dalam berbagai platform selama pandemi, guru membutuhkan waktu dan bimbingan untuk menjelajahi dan memahaminya, serta memiliki informasi yang tepat untuk membuat keputusan tentang penggunaannya.
Dalam proses pembelajaran, penggunaan sistem virtual menciptakan risiko kehilangan hubungan yang terbentuk selama pembelajaran tatap muka dan dapat menimbulkan ketegangan karena paparan guru dan siswa yang berlebihan atau kesulitan dalam menjaga hubungan dan mediasi guru-siswa. Hal ini berlaku dalam tingkat pendidikan awal, terutama prasekolah dan sekolah dasar, ketika harus ada koordinasi dengan orang tua atau pengasuh untuk mendukung dan menengahi proses dalam diri anak.
Dari sudut pandang sosial, peningkatan pengangguran dan kemiskinan, naiknya tingkat kekerasan dalam rumah tangga serta masalah kesehatan fisik dan mental menunjukkan bahwa semua warga sekolah dihadapkan dengan kesulitan dan ketegangan yang dialami oleh keluarga, dan dalam banyak kasus, materi atau tenaga profesional diperlukan untuk mengatasinya. Situasi ini menyebabkan kelelahan emosional, perasaan kewalahan, dan stres di antara guru.
Untuk merancang dan mengimplementasikan respons pendidikan terhadap krisis sosial dan kesehatan, harus ada partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, baik selama masa lockdown maupun dalam proses pembukaan kembali sekolah. Harus ada peningkatan kemampuan manajemen tim dalam menemukan respons yang kreatif dan kontekstual untuk masalah organisasi, pembelajaran, dan dukungan bagi guru; memungkinkan mereka untuk mengatasi kesinambungan pendidikan, dukungan sosioemosional, dan penguatan peran sosial sekolah. Penting pula memberdayakan guru dan tenaga kependidikan untuk membuat keputusan pedagogik yang kontekstual dan fleksibel, serta menjaga keseimbangan yang sesuai antara otonomi dan penyediaan dukungan.
Pemerintah dan penyelenggara pendidikan menghadapi tantangan untuk mempertahankan pekerjaan, upah dan kepentingan guru, khususnya memastikan kesejahteraan mereka. Keterlibatan berkelanjutan dengan guru untuk memastikan kembalinya mereka ke sekolah akan menjadi faktor penting juga dalam memastikan kembalinya siswa ke sekolah.
Dalam skenario ini, guru memerlukan dukungan prioritas selama lockdown dan dalam proses pembukaan kembali sekolah dalam bidang-bidang berikut, di antaranya:
- Pelatihan, saran, dan sumberdaya untuk mengerjakan berbagai format pendidikan jarak jauh, termasuk pelatihan keterampilan dan metodologi untuk penggunaan TIK dan platform pembelajaran jarak jauh lainnya, kriteria untuk keputusan kurikulum yang kontekstual dan fleksibel, serta penilaian dan umpan balik untuk pembelajaran.
- Dukungan untuk mempertahankan dan membangun kemajuan dalam inovasi metodologi serta implementasi bentuk-bentuk alternatif pembelajaran dan strategi pendidikan untuk mempercepat dan melanjutkan pembelajaran siswa yang terkena dampak lebih parah selama pandemi.
- Prioritas perlindungan kesehatan, dukungan sosioemosional, dan pengembangan kapasitas dalam mengajarkan keterampilan sosioemosional kepada siswa dan keluarganya.
- Jaminan pekerjaan yang berkelanjutan serta kondisi kerja dan kontrak yang layak.
- Penguatan jaringan lokal guru melalui ruang untuk dukungan, pembelajaran dan pengembangan proposal kolaboratif untuk menangani kurikulum, pembelajaran dan dukungan sosioemosional.
DAFTAR RUJUKAN:
ECLAC-UNESCO. 2020. Education in the Time of COVID-19. Santiago: Economic Comission for Latin America and Carribean-United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.
Reimers, F., Schleicher, A., Saavedra J., dan Tuominen, S. 2020. Supporting the Continuation of Teaching and Learning during COVID-19 Pandemic. Cambridge: Organization for Economic Cooperation and Development.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.