Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nabila Nurul Putri

Solusi Dunia Pendidikan di Saat Pandemi

Guru Menulis | 2021-10-06 19:15:39

Setahun telah berlalu sejak pandemi resmi diumumkan pada tanggal 11 Maret 2020 oleh WHO sebagai peringatan pandemi dunia. Dikutip melalui website Republika, Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah Indonesia mengumumkan keadaan darurat terkait ditemukan dua kasus pasien Ibu dan putrinya positif terkena Covid-19 di Indonesia. Hingga 3 Oktober 2021, berdasarkan peta sebaran Covid-19 di Indonesia, kasus Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 4.218.142. Pada peringkat dunia yang dikutip CNN Indonesia, per tanggal 21 September 2021, Indonesia menduduki urutan ke-36 kasus terkonfirmasi harian Covid-19. Sementara untuk tingkat ASEAN tingkat kasus terkonfirmasi Covid-19 Indonesia menduduki peringkat kelima dan pada tingkat Asia menduduki peringkat 10 kasus penambahan Covid-19.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia berupaya menekan penyebaran Covid 19 antara lain dengan menggalakkan program vaksinasi nasional . Berbagai vaksin seperti Sinovac, AstraZeneca, Pfizer dan BioTech, serta Moderna didatangkan ke Indonesia oleh Kementerian Luar Negeri. Upaya pemeritah menggenjot program vaksinasi nasional mulai menampakan hasil. Setidaknya ini terlihat dari data per tanggal 11 September 2021 yakni sebanyak 1.785.116 (121,54%) tenaga kesehatan telah divaksin dosis kedua (Kompas.com, 11 September 2021). Seiring dengan itu kasus konfirmasi, perawatan dan kematian akibat Covid di Indonesia terus menurun. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan mengklaim positivity rate kasus COVID 19 telah mencapai batas normal yang ditetapkan WHO (VOA Indonesia,16 September 2021).

Dampak Terhadap Dunia Pendidikan

Covid 19 berdampak pada segenap segi kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Pembelajaran tatap muka kemudian berganti dengan sistem pembelajaran daring (online) selama pandemi. Pada awal mula metode belajar daring dilakukan, terutama di jenjang non Perguruan Tinggi, hal tersebut sangat meresahkan siswa, orangtua siswa maupun tenaga pendidik. Penyebabnya terdiri dari beberapa faktor salah satunya adalah akses internet belum dapat dirasakan secara merata oleh penduduk Indonesia. Contohnya seorang siswa SMK di Gunung Kidul yang harus berjuang ekstra mendaki gunung demi mendapat sinyal internet saat pembelajaran berlangsung (Tribunjogja.com, J18/09/2020). Selain itu, jangkauan akses internet yang belum merata hingga ke pelosok negeri menyebabkan gagap teknologi pada siswa khususnya yang berada jauh dari perkotaan. Hal ini diakui oleh seorang guru kimia di SMA Negeri 1 Tabukan Utara, Sulawesi Utara, Tubagus yang menyatakan bahwa 40 persen siswanya gagap teknologi (Tempo.com, 30 Juli 2021).

Ternyata, tantangan belajar tidak hanya dirasakan oleh siswa yang tinggal di wilayah pedalaman. Berangkat dari pengalaman belajar daring adik saya yang sudah menginjak jenjang kelas 2 SMA di salah satu SMA swasta Depok, Jawa Barat, ternyata belajar secara daring juga kerap membingungkannya karena sulit memahami materi yang diberikan oleh guru khususnya untuk mata pelajaran eksak.

Sumber foto: Republika, 7 Agustus 2021.

Selain itu, dari pengalaman pribadi saya yang melihat cara belajar daring adik saya selama PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) seringkali saya melihat saat pelajaran tengah berlangsung adik saya bermain medsos. Ini tentu mengganngu konsentrasinya. Dikutip dari Galamedianews.com, bila tidak dilakukan pembatasan yang ketat, anak bisa jadi terbiasa menggunakan gadget, bahkan di sela-sela waktu belajarnya.

Sumber foto: Republika, 2 September 2021

Bosan dan sulit berinteraksi juga menjadi keluhan siswa yang belajar secara daring. Hal ini antara lain diutarakan oleh Unga Waru, siswa kelas 10 SMAN 1 Soppeng Sulawesi Selatan (Jawa Pos.com 18/01/2021). Menurut Unga hambatan komunikasi saat daring membuatnya tidak aktif bertanya dan mengemukakan pendapat seperti saat tatap muka.

Tetap Optimis dan Kreatif di Masa Pandemi

Namun, kondisi pembelajaran saat pandemi ini juga memiliki sisi positif yang berdampak langsung pada inovasi kreatif dunia pendidikan. Contohnya adalah inovasi yang dilakukan oleh tenaga pendidik di Kota Benteng atau dikenal sebagai Tangerang yang membuat video pembelajaran daring sesuai dengan kebutuhan siswa. Dikutip dari website disdik.slemankab.go.id (21/09/2021), video tersebut dapat diakses melalui aplikasi Tangerang LIVE. Tidak kalah menarik, 205 guru dari jenjang PAUD hingga SMP di kota Tangerang berhasil membuat video pembelajaran daring sebanyak 750 video dalam waktu tujuh minggu. Cara ini ditujukan menyesuaikan jaman di mana kaum milenial lebih menangkap makna pesan melalui visual seperti video.

Tidak kalah kreatif dari tenaga pendidik, melalui website Perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menciptakan buku “Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19”. Hal ini dilakukan agar dapat melihat perkembangan pendidikan tinggi selama pandemi. Pada hakekatnya, semua kalangan harus berusaha membiasakan diri dengan situasi pendidikan saat pandemi.

Terutama pada jenjang sekolah menengah ke bawah, pembelajaran secara daring tidak hanya bertumpu pada murid tetapi peran orang tua yang proaktif juga dibutuhkan. Orang tua setidaknya dapat memantau langsung anaknya di rumah saat mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan guru. Diharapkan setelah sesi jam sekolah selesai, orang tua juga dapat bertanya pada anak terkait materi apa saja yang dipahami anak selama jam sekolah serta menawarkan bantuan jika anak mengalami kesulitan.

Dalam membangun pendidikan di masa pandemi ini memang membutuhkan kerjasama yang lebih baik oleh siswa, orang tua, tenaga pendidik dan lembaga pendidikan. Dilihat melalui realita pendidikan yang sudah berjalan hingga saat ini, rasanya perlu dilakukan metode pembelajaran campuran atau blended learning sebagai solusi yang tepat. Pada metode pembelajaran campuran, murid dapat merasakan pembelajaran tatap muka dan daring sehingga lebih aman dan nyaman. Dengan metode ini, diharapkan pendidikan tetap maju dan menjadi senjata kuat bagi Indonesia.

#GuruHebatBangsaKuat

Sumber Referensi:

https://nasional.tempo.co/read/1488872/gagap-teknologi-dan-infrastruktur-bayangi-digitalisasi-sekolah/full&view=ok

https://disdik.slemankab.go.id/menilik-potret-pendidikan-indonesia-selama-masa-pembelajaran-daring/

https://www.voaindonesia.com/a/positivity-rate-indonesia-sudah-penuhi-standar-who-benarkah-/6231063.html

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/11/18060861/update-11-september-sebanyak-41534340-orang-sudah-divaksin-covid-19-dosis

https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-351264426/awas-ini-dampak-negatif-belajar-online-pada-anak-sabar-dan-lakukan-yang-terbaik

https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/08/01/2021/curhatan-siswa-yang-alami-kesulitan-di-masa-pandemi-covid-19/

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5710489/malaysia-sampai-terheran-heran-harian-corona-ri-ranking-berapa-di-dunia

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210922004112-106-697564/urutan-36-dunia-ri-peringkat-5-asean-kasus-harian-covid-19/2

https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19

https://perpustakaan.setneg.go.id/index.php?p=news&id=2491

https://republika.co.id/berita/q6jur3409/jokowi-umumkan-dua-kasus-pertama-positif-corona-di-indonesia

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image