Generasi Milenial Jadi Harapan Penerus Budaya Pencak Silat
Eduaksi | 2022-05-30 16:40:20JAKARTA. Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Pencak Silat Indonesia (DPW PPSI) DKI Jakarta berharap semakin banyak generasi milenial yang berpartisipasi dalam kesenian dan kebudayaan pencak silat. Komunitas pencak silat tradisi ini pun terus menggelar latihan gabungan maupun kejuaraan sebagai upaya sosialisasi warisan budaya dari leluhur tersebut.
Firman Haris, Ketua DPW PPSI DKI Jakarta mengutarakan, pihaknya akan rutin menggelar latihan gabungan dengan perguruan pencak silat tradisi di wilayah Jabodetabek. Latihan juga akan digelar di berbagai lokasi strategis sehingga semakin menarik minat generasi milenial untuk tahu lebih dalam tentang pencak silat.
"Pascapandemi Covid-19, kami akan menggenjot kembali latihan rutin bulanan yang diikuti berbagai perguruan. Alhamdulillah, pekan kemarin sudah kami lakukan latihan gabungan sekaligus halal bihalan di Kota Tua Jakarta," kata Firman Haris, Senin (30/5/2022).
Selain Kota Tua tepatnya di lapangan Museum Fatahillah, latihan bulanan juga kerap digelar di tempat stategis lain yang mengundang perhatian banyak pihak. Antara lain, di sekitar Stasiun Beos Jakarta dan Area Monumen Nasional.
Bahkan, lanjut Firman, atraksi seni budaya pencak silat tradisi yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia, sangat cocok ditampikan di kawasan umum semisal cagar budaya Taman Fatahillah. Buktinya, beberapa wisatawan mancanegara yang sedang melintas cukup antusias menonton dan mendokumentasikannya.
Selain untuk mengajak generasi milenial agar lebih cinta budaya dan seni, latihan gabungan rutin juga dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi antar perguruan pencak silat. "Tidak hanya perguruan di sekitar Jakarta juga akan undang pengurus lain di wilayah lainnya," imbuh Firman.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.