Penipu Yang Pecaya Diri
Sastra | 2021-10-05 07:49:35Mereka menampakkan diri dihadapanku, dan sarana yang mereka pakai pun selalu sama.
Tampak sebesar mungkin, setipis mungkin......
Mencoba merintangi jalan menuju tempat yang hendak aku singgahi, dan justru menawarkan tempat bermukim dalam dada mereka sendiri.
Dan saat akhirnya perasaan penolakan ku bangkit memberontak.
Mereka menghambur kepadanya seperti menghambur ke dalam ketiadaan.
Aku gerakkan ujung-ujung jariku serapi mungkin, untuk mengusir rasa jijik.
Ingin rasa kubisikkan "tertangkap basah" sambil menepuk bahunya dengan pelan, tapi tenang dan sayang niat itu aku urungkan.
Lalu, sembari menghela nafas panjang nan lega tak lupa menegakkan diri, ku masuki ruang santai penuh topeng dengan syarat harus memejamkan mata.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.