Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Diyah kartika dewi

Tantangan Kompetensi Guru di Masa Pandemi

Guru Menulis | Monday, 04 Oct 2021, 09:04 WIB

Tantangan Kompetensi Guru di Masa Pandemi

Diyah Kartika Dewi

Email: [email protected]

Ig: @diyah_kartikadewi

Fb: Diyah Kartika

Twitter: @diyahkartika79

Pandemi Covid 19 membatasi segala pergerakan umat manusia termasuk manusia di Indonesia. Penyebaran virus Covid 19 membuat kegiatan harian serba terhambat seperti kegiatan perseorangan hingga kegiatan berkelompok. Tak luput juga dalam dunia pendidikan mengalami hambatan karena dihentikannya sementara pembelajaran tatap muka. Pemerintah mengeluarkan kebijakan adanya pemberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran dengan kelas virtual. Pembelajaran dengan cara ini banyak menuai protes dari orang tua karena di satu sisi terjadi pembatasan waktu belajar maksimal 4 jam sehari yang dinilai penyampaian materi kurang mendalam sehingga hasilnya kurang optimal. Selain itu, kelas virtual memiliki kecenderungan hanya menekankan pada pendekatan sisi akademis namun kurang pada penekanan disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian siswa. Seolah siswa hanya dituntut untuk target penyelesaian materi sesuai kurikulum dan mengerjakan soal-soal latihan tanpa mendapatkan tindak lanjut dari sekolah. Dengan demikian, penyampaian materi dan latihan soal oleh orang tua dinilai kurang mendalam dan menantang.

Banyak pengalaman yang dialami, tentu mengajak para guru berkompetisi mencari langkah penyelesaian agar pendidikan di Indonesia kembali berjalan sesuai ruh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kenyataannya dunia pendidikan menghadapi tantangan era global dan pandemi Covid 19 yang tak kunjung usai. Pelaku pendidikan dalam hal ini guru harus dapat mencari solusi agar generasi masa depan Indonesia ini tetap memiliki keunggulan siap bersaing di dunia internasional, tangguh dan memiliki jati diri sebagai bangsa Indonesia. Para guru harus mempunyai strategi memanfaatkan teknologi sebagai jembatan penyampaian ilmu sekaligus penyampaian pesan-pesan moral bangsa. Guru harus mau dan mampu membuka wawasan untuk menjadi pembelajar bagi dirinya sendiri dan anak didiknya. Guru harus adaptif terhadap inovasi teknologi sekarang ini. Terlebih pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran dengan tatap muka terbatas yaitu 30% kehadiran siswa, artinya dalam satu rombongan belajar sebagian melaksanakan pembelajaran tatap muka dan sebagian lagi masih pembelajaran kelas virtual di rumah masing-masing.

Guru adaptif adalah guru kreatif dan mampu tampil dalam situasi dan kondisi apapun. Guru adaptif mampu merujuk kebijakan pemerintah dan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya. Guru adaptif dapat menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran hybrid atau kombinasi. Model kombinasi digunakan agar figur guru tidak hilang secara keseluruhan karena peran guru dalam pembelajaran tatap muka tidak dapat tergantikan oleh apapun. Keunggulan pembelajaran kombinasi yaitu guru dan siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka terbatas di kelas dapat berinteraksi dengan siswa yang berada di tempat lain yang terhubung dengan aplikasi ini. Aktivitas yang ada di kelas dapat ditangkap oleh layar kamera laptop/hp siswa yang berada di rumah sehingga terjadi pembelajaran yang interaktif. Guru dalam penyampaian materi tidak sekedar duduk di depan kamera laptop melainkan dapat menampilkan seluruh gerak tubuh dan ekspresi yang sama dengan pembelajaran tatap muka. Para siswa yang berada di rumahpun dapat bertanya dan berdiskusi dengan teman-temannya yang berada di kelas sehingga guru memberikan pelayanan yang sama baik bagi siswa di kelas maupun yang berada di rumah. Alat-alat yang diperlukan dalam pembelajaran kombinasi antara lain aplikasi zoom, ms teams, atau sejenisnya yang digunakan sebagai penangkap kamera aktivitas guru menjelaskan materi melalui papan tulis atau dengan power poin, aplikasi e-learning bisa berbentuk shoology atau sejenisnya sebagai media pengumpulan tugas, dan docucam visual yaitu kamera portabel yang digunakan untuk menyorot aktivitas guru dan siswa di kelas dihubungkan dengan siswa di rumah. Dengan pembelajaran kombinasi ini setidaknya dapat mengobati kerinduan siswa dengan hadirnya sosok guru yang utuh meski terbatas dilayar laptop/hp.

Yang perlu digaris bawahi adanya dukungan pemangku kebijakan untuk menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran kombinasi. Jika seluruh sekolah yang ada sudah memiliki daya dukung seperti ini pasti akan memberikan solusi pada tantangan-tantangan yang muncul di masa pandemi ini.

#GuruHebatBangsaKuat #LombaMenulisOpini

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image