Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ulya

Kreativitas Tanpa Batas Guru

Guru Menulis | Saturday, 02 Oct 2021, 11:34 WIB

Semangat itulah satu kata yang dapat membangkitkan jiwa dan raga ini untuk selalu mengabdi pada negeri ini. Mengajar dan mendidik siswa memenuhi panggilan jiwa. Pandemi Covid-19 segeralah sirna dari bumi pertiwi ini, terima kasih telah hadir serta mengingatkan kami untuk selalu mentaati menjaga arti pentingnya kesehatan juga mengajarkan bagaimana bersyukur. Kesehatan merupakan hal utama dalam melakukan menyelesaikan kegiatan, bersyukur karena selalu sehat tak bisa selalu diukur dengan materi yang diperoleh banyak. Hal yang sederhana bagi pendidik apabila berjumpa dengan siswa secara otomatis akan meningkatkan dan menciptakan suatu hal pembelajaran baru. Pembelajaran tidak selamanya berjibaku saklek dengan buku pembelajaran. Pembelajaran bisa diambil dari contoh lingkungan sekitar.

Pandemi Covid-19 bisa dikatakan musibah. Setiap musibah pasti ada khikmah/hal yang paling berharga didalamnya, diantaranya :

1. Mengajarkan menjaga kesehatan dan kebersihan

2. Mendekatkan ikatan keakraban dalam keluarga

3. Berbagi dengan sesama

4. Bahwa penyakit datang tidak memandang bulu, tidak berpihak kesiapapun

5. Kehidupan tidak selamanya kekal, yang hidup pasti akan mati

Pandemi Covid-19 bukan faktor penghambat untuk menyerah atau mundur pada suatu keadaan. Justru dengan pandemi Covid-19 pada keadaan mendesak dan darurat melahirkan dan menciptakan suatu kreativitas yang belum ditemui sebelumnya. Contoh sederhana, saat sekolah mengadakan ulangan atau ujian seperti PTS (Penilaian Tengah Semester), PAT (Penilaian Akhir Tahun), ataupun guru mengadakan penilaian ulangan tiap akhir materi KD (Kompetensi Dasar), biasanya dilakukan secara manual. Manual disini adalah mengerjakan soal ulangan tersebut dengan menggunakan kertas dan pulpen, serta pemberian penilaian pun dilakukan secara manual melalui proses pengkoreksian jawaban setiap siswa. Hal ini kurang efektif. Kenapa kurang efektif ? Ada beberapa alasan kenapa bisa dikatakan kurang efekif. Alasan tersebut diantaranya :

1. Zaman sekarang serba teknologi, jadi tiap hitungan detiknya berita atau informasi akan selalu berubah dengan cepat

2. Pengkoreksian secara manual membutuhkan waktu yang lama

3. Membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi dalam pengkoreksian manual

4. Memperbanyak sampah kertas, iya kalau bisa segera di daur ulang tidak menimbulkan masalah berikutnya

5. Apabila sampah kertas tersebut dibuang, maka meninmbulkan penumpukan sampah. Apabila sampah kertas tersebut dibakar, maka menimbulkan polusi pencemaran udara.

6. Pengkoreksian menimbulkan kejenuhan. Apabila tidak langsung dikoreksi

7. Apabila tidak langsung dikoreksi, maka terjadi penumpukan pengkoreksian dan ini mengakibatkan kurang maksimal dalam pemberian nilai

8. Pendokumentasian atau penyimpanan kertas penilaian tidak maksimal,bahkan bisa jadi berceceran/ Padahal itu bukti telah melakukan penyelesaian sebuah materi pembelajaran mata pelajaran yang ditempuh

9. Apabila didokumentasikan membutuhkan tempat sebagai penyimpanan, misal lemari atau rak yang memadai dengan ruang yang cukup

Dengan demikian, melakukan penilaian pada saat sekarang yang cocok adalah dengan metode secara online. Untuk aplikasi pembuat soal penilaian ulangan saat ini secara online sudah banyak tersedia, baik yang berbayar maupun yang gratis. Contohnya : Google Form, Quizizz, dan lain-lain.

Contoh langkah sederhana dalam pembuatan soal secara online melalui Google Form sebagai berikut :

1. Masuk ke akun Google

2. Buka link docs.google.com/forms

3. Di halaman Google Form, pada bagian “memulai formulir baru” pilih “kosong”

4. Ketikkan judul formulir

5. Dibawah judul formulir, isikan deskripsi atau bisa berupa petunjuk mengerjakan soal

6. Isikan pada bagian pada “pertanyaan tanpa judul” bisa berupa nama lengkap siswa

Sebelah samping kanan bisa pilih berupa “jawaban singkat”

7. Siswa dapat menjawab di bawah nya “teks jawaban singkat”

8. Pada bagian “wajib diisi” tombol diaktifkan

9. Untuk menambahkan pertanyaan bisa klik tanda “+”

10. Lakukan hal yang sama untuk membuat pertanyaan, pada nomor 6 sampai nomor 8

11. Apabila telah selesai membuat formulir pertanyaan, maka klik icon atau logo kirim

12. Kirim formulir dengan memilih “tautan”

13. Tautan atau link yang telah tersedia bisa disalin atau dibagikan ke siswa

Sebenarnya rangkaian langkah diatas bisa dikembangkan lagi, di internet banyak tutorial ataupun panduan dalam mengembangkan penilaian ulangan secara online, sehingga mempermudah tugas guru dalam penilaian ulangan kepada siswa, seperti pemberian bobot nilai setiap soal, mengatur durasi mengerjakan soal, dan lain-lain

Dalam pembuatan soal pun, guru harus berusaha membuat soal secara kreatif. Kreatif disini bisa berupa bentuk soal baik pilihan ganda, essay (bentuk uraian), jawaban singkat, mencocokkan, serta benar/salah. Bentuk soal sebaiknya dibuat variasi, tidak hanya monoton dengan pilihan ganda bisa dengan bentuk soal yang lain karena untuk menghindari kebosanan siswa, mengajak siswa untuk berfikir tingkat tinggi, serta meningkatkan minat belajar siswa.

Pembuatan soal sebaiknya guru harus membuat berdasarkan kisi-kisi soal terlebih dahulu. Guru dalam membuat soal harus dibedakan dengan tingkat kesulitan soal mulai dari mudah, sedang, dan sulit. Tidak lantas membuat soal disamakan semuanya, karena untuk mengukur tingkat penguasaaan pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Dari hasil penilaian yang telah dilakukan siswa, guru melakukan analisa atau tindakan. Tindakan atau analisa yang dilakukan dikelompokan kembali berdasarkan nilai yang diperoleh siswa. Apabila siswa memperoleh nilai diatas ambang batas kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka dilakukan pengayaan untuk melakukan materi berikutnya serta bagi yang memperoleh nilai dibawah ambang batas kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka dilakukan kegiatan remidial hingga siswa tersebut benar-benar memperoleh nilai diatas ambang batas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Ini sebagian kecil kreativitas yang dilakukan guru. Terus semangat belajar meski tak kenal usia

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image