Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Djoko Soegiyanto, S.Pi, S.Pd, M.Pd.I

Pekerjaan Mulia Jaminan Surga

Olahraga | Tuesday, 28 Sep 2021, 08:07 WIB

Chapter 1

LULUS KULIAH MENJADI MAHASISWA

Pendidikan merupakan hal mendasar yang bisa dicapai seseorang dalam upaya meningkatkan kapasitas dirinya dalam berbagai aspek baik secara kognitif maupun perkembangan sosial emosional peserta didik. Program wajib belajar 12 tahun merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam meningkatkan kecerdasan bangsa sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang cerdas secara intelektual dan matang secara emosional serta memiliki perilaku yang terpuji.

Aku termasuk orang yang beruntung. Kenapa? Karena alhamdulillah kedua orangtuaku merupakan pegawai negeri sipil yang notebanenya memiliki kemampuan untuk membiayai anak mereka sampai kepada jenjang pendidikan formal yang maksimal misalnya kuliah di perguruan tinggi. Aku harus memanfaatkan kesempatan baik ini agar mampu memberikan kebanggan kepada kedua orangtuaku bahwa kelak anaknya menjadi seorang sarjana.

Padahal cita-citaku saat lulus SD ingin menjadi dokter, cita-cita kebanyakan anak yang memang sering berubah-ubah.. Kemudian lulus SMP cita-citaku berubah lagi ingin menjadi seorang ABRI karena memang menurutku saaat itu apabila seseorang menjadi anggota ABRI terlihat keren. Padahal tinggiku tidak sampai 160 cm dan gigiku ada yang berlubang dan rusak. Tidak bakalan lulus kalau melamar masuk menjadi anggota ABRI. Lulus SMA cita-citaku berubah lagi ingin menjadi seorang atlet tenis meja karena pas SMA aku alhamdulillah lumayan banyak menjuarai lomba yang diadakan antar SMA di wilayah aku tempat tinggal.

Pas menginjak jenjang SMA sebenarnya fase yang sangat sulit aku lalui. Mengapa demikian? Karena saat itu aku tinggal di Barabai (Hulu Sungai Tengah), dan belum menyelesaikan pendidikanku di SMAN 1 Barabai. Pada saat yang bersamaan, tepatnya ketika aku menginjak kelas 3 SMA (sekarang disebutnya kelas XII) di semester ganjil ayahku harus dipindahtugaskan ke Banjarmasin. Sebenarnya ayahku memberikan pilihan apakah ikut pindah ke Banjarmasin? atau menyelesaikan sisa semester ganjil di SMAN 1 Barabai. Akhirnya karena memang mendekati Ujian Akhir Semester ganjil aku beranikan mengambil keputusan untuk tetap di Barabai dan menyelesaikan pendidikanku di SMAN 1 Barabai sampai semester ganjil. Sebenarnya ingin mengikuti keluarga untuk pindah ke Banjarmasin, namun saran kakek di Barabai lebbih baik menyelesaikan semester ganjil dulu agar proses kepindahanku ke Banjarmasin akan jauh lebih mudah.

Sebenarnya kenapa fase itu berat, karena aku belum pernah terpisah jauh dari kedua orangtuaku namun banyak teman-temanku memberikan semangat kalau aku bisa menyelesaikan pendidikanku di SMAN 1 Barabai dengan baik. Alhamdulillah di semester genap aku dan ayahku mencari sekolah favorit di Banjarmasin agar aku bisa melanjutkan pendidikan di semester genap.

Setelah mendapatkan informasi dari teman ayahku akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke SMAN 2 Banjarmasin yang beralamat di Jalan Mulawarman Banjarmasin. Karena pas kebetulan disana ada kuota siswa yang kosong sehingga pas aku mengajukan kepindahanku dari SMAN 1 Barabai ke SMA tersebut mendapatkan persetujuan dari kepala sekolahnya. Aku masih ingat nama kepala sekolah SMAN 2 Banjarmasin pada saat itu adalah Bapak Walnonadi, S.Pd.

Perjuangan baru dimulai, alhamdulillah aku pun mulai bersekolah dan menuntut ilmu di SMAN 2 Banjarmasin. Aku masih ingat betul saat itu masuk kelas III IPA, karena dulu ada penjurusan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Bisa memilih jurusan Fisika, IPA, IPS dan Bahasa. Setelah berkenalan dan beradaptasi dengan lingkungan disana betapa terkejutnya aku, karena merasa masuk ranking 10 besar saat di SMAN 1 Barabai saat pindah dan bersekolah di SMAN 2 Banjarmasin pelajaranku banyak yang tertinggal. Setiap hari aku berusaha untuk mengimbangi pelajaran yang diberikan oleh guru-guru disana. Aku cukup kewalahan dalam pekan pertama sampai pekan keempat. Hari-hariku disi dengan meminjam buku teman untuk difotocpy dan mencatat materi pelajaran yang ketinggalan di perpustakaan sekolah. Astagfirullah batinku dalam hati, semoga diberikan kemudahan dan kesabaran ya Allah karena ini bagian dari proses hidupku agar kelak mampu memberikan kebanggaan kepada kedua orangtuaku.

Saat belajar di SMAN 1 Barabai aku mampu masuk sepuluh besar, dan tanpa terasa aku masuk semester ganjil dan bisa mengikuti Ujian Akhir Semester Ganjil dengan baik dan lancar. Di saat pembagian raport aku sempat kaget dan cukup shock karena rankingku jauh menurun dibandingkan saat aku bersekolah di SMAN 1 Barabai. Biasanya paling tidak bisa masuk 10 besar setiap akhir semesternya, namun saat di SMAN 2 Banjarmasin aku mendapatkan ranking 25 dari 32 siswa. Astagfirullahal adzim batinku terus memohon ampun kepada Allah SWT karena selama ini merasa paling pandai ternyata di atas langit masih ada langit. Sebagai manusia dan muslim yang baik hendaknya kita senantiasa rendah hati dan tidak sombong.

Akhirnya akupun mulai melakukan evaluasi diri, hal-hal apa saja yang menjadi kendalaku saat menerima pelajaran di kelas. Setelah mengetahui kendala dan hambatan tersebut, alhamdulillah aku bisa mencari jalan keluar agar nilaiku bisa lebih baik lagi di semester genap. Aku bertekad di dalam hati minimal masuk 15 besar batinku meguatkan diri. Terus belajar dan berusaha insha Allah, Allah SWT akan memberikan kemudahan.

Akhirnya setelah melewati masa pembelajaran yang padat, kami melaksanakan Ujian Akhir Semester Genap. Sebenarnya sudah aku persiapkan dengan baik, misalnya belajar lebih disiplin, sering latihan menjawab soal dan meminta bimbingan teman di kelas apabila ada mata pelajaran yang dirasaku kurang paham. Alhamdulillah semua teman-temanku menyambutku dengan baik. Mereka sangat membimbingku walaupun aku berasal dari daerah, mereka tetap mau berteman dan berinteraksi denganku.

Peran yang tidak kalah penting adalah adanya arahan dan bimbingan dari Ibu Anie. Beliau adalah wali kelasku di Kelas III IPA, beliau sangat baik dan dengan sabar mengarahkanku agar mampu menyeimbangkan pelajaran yang ada di SMAN 2 Banjarmasin. Tetap semangat dan jangan cepat berputus asa, jangan lupa sholat serta berdoa agar apa yang kita cita-citakan diberikan kemudahan oleh Allah SWT pesan beliau. Nasihat beliau sangat menenangkan dan memberikan semangat dalam diriku.

Sampailah pada pelaksanaan Ujian Akhir Semester Genap, dan alhamdulillah hasilnya sangat menggembirakan. Ada perkembangan yang signifikan dari proses belajarku kurang lebih 6 bulan menyesuaikan materi pelajaran di SMAN 2 Banjarmasin. Aku pun alhamdulillah mendapatkan ranking 15 dari 32 siswa. Sebuah pencapaian yang cukup baik dan patut aku syukuri. Ucapan selamat pun datang dari Ibu Anie wali kelasku. Tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi agar tercapai cita-citamu. Itulah pesan beliau yang masih aku ingat sampai sekarang. Usaha dan doa adalah dua hal yang saling berkaitan dalam kesuksesan seseorang dalam menempuh pendidikan.

to be continued .....

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image