Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Dongeng: Putri Sipuk Singwangibakpandan

Sastra | Thursday, 26 May 2022, 08:35 WIB
Sumber ilustrasi: momochadrawing.wordpress.com

Putri Sipuk Singwangibakpandan (Bagian 3)

Tahukah kamu, Desa Jatiraden yang semula dianggap sebagai daerah miskin kini beranjak sejajar dengan Desa-desa lain di kerajaan Nakurat. Penghasilan tiap kepala keluarga meningkat. Desa ini pun dikenal di berbagai mancanegara.

Rupanya, Sang Putri tidak ingin menyia-nyiakan semangat warga kerajaan Nakurat yang sedang berkobar. Sekarang warga Jatiraden juga diajarkan memanfaatkan biji jarak. Kalian tahu, pohon jarak yang tumbuh di sekitar rumah penduduk pun harus dapat dimanfaatkan. Sang Putri kembali memberikan teknik memanfaatkan biji jarak.

sumber foto: hallosehat.com

Biji jarak yang telah dipanen, kemudian dijemur. Untuk apa?

“Agar kadar air dan getahnya berkurang” ujar Sang Putri sambil memeragakan teknik menumbuk biji jarak. Dengan campuran buah Jamplung, tumbukan itu dilekatkan pada rautan bambu. Bambu yang berfungsi sebagai lampu penerang atau obor tersebut dapat digunakan pada malam hari.

Ya, Kerajaan Nakurat memang hidup makmur. Kerajaan ini terkenal dikarenakan pula kesederhanaan dan kesantunan Sang Permaisuri dan Sang Baginda Raja. Secara diam-diam, mereka sering berkeliling desa. Dengan penyamaran sebagai pengelana, Sang Baginda dan Sang Permaisuri dapat mengetahui keadaan rakyatnya secara langsung. Mereka pun kagum akan kehebatan putri semata wayangnya yang ternyata begitu dekat dengan rakyatnya. Ini disimpulkannya ketika mereka selalu mendengar pujian akan kedekatan dan kehebatan Sang Putri dalam mendidik warga desa. Sang Putri Raja, Sipuk Singwangibakpandan benar-benar membanggakan Sang Baginda Raja dan Sang Permaisuri Kerajaan Nakurat. ***

(Habis)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image