Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Penceramah Subuh Madani: Jangan Kendur Meraih Pahala Shalat Subuh Berjamaah

Agama | 2021-09-26 20:09:34
Penceramah Subuh Madani, Tgk Sri Darmawan di Masjid Babul Maghfirah | Foto Rabiuddin

Waktu subuh adalah saat-saat paling istimewa. Apa yang membuat subuh begitu istimewa? Bahkan ganjaran shalat dua rakaat sebelum subuh saja bernilai dunia dan seisinya.

Sebab itulah agama Islam sangat menganjurkan umatnya agar bangun pagi-pagi menjelang waktu subuh. Artinya sebelum azan subuh berkumandang. Untuk apa? Meraih hikmah dan pahala yang begitu besar pada shalat subuh berjamaah.

Alkisah seorang sahabat Rasulullah Saw bernama Sya'ban (ada juga yang menyebut Syu'ban) adalah sosok yang menyesal saat-saat sakaratul maut menjemputnya. Mengapa ia menyesal?

Tgk Sri Darmawan saat menyampaikan ceramahnya pada kegiatan Subuh Madani di Masjid Babul Maghfirah Gampong Tanjung Selamat, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh, Sabtu, 25 September 2021, usai shalat subuh berjamaah memaparkan tentang riwayat Sya'ban ra.

"Sya'ban ada seorang pejuang subuh berjamaah, ia menempuh perjalanan hingga ± 3 jam untuk mencapai masjid agar bisa melaksanakan sahabat subuh berjamaah bersama Rasulullah, berarti ia bangun pukul 02:00 pagi," kata Tgk Sri Darmawan mengawali tausyiahnya.

Tgk Sri Darmawan menambahkan, makanya kita yang pagi ini bisa hadir di masjid yang mulia ini sepatutnya bersyukur karena termasuk orang-orang pilihan.

Ketika berita wafatnya Sya'ban sampai ke Rasulullah Saw, beliau langsung menuju rumah Sya'ban yang berada disekitar Mekah bersama para sahabat lainnya.

Kedatangan Rasulullah Saw bersama para sahabat disambut oleh istri Sya'ban.

“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Tanya Rasulullah.

“Ya benar, ini rumah Sya’ban. Saya istrinya.” jawab wanita tersebut.

“Bolekah kami menemui Sya’ban ra, yang tidak hadir shalat Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul.

Dengan berlinangan air mata, istri Sya’ban ra menjawab “Beliau telah meninggal tadi pagi”

Lalu istri Sya'ban pun menceritakan apa yang dilihatnya pada saat sakaratul maut, dan Sya'ban mengucapkan beberapa kalimat yang ia tidak mengerti.

“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasulullah.

Dia berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Sya’ban.

Penceramah Tgk Sri Darmawan lantas menjelaskan bahwa setiap orang yang sedang menghadapi sakaratul maut ia tidak menyadari apapun, namun saat itu kita diperlihatkan amal-amal yang dilakukan selama ini.

Lalu Sri Darmawan menyambung, saat Sya'ban melihat dirinya berjalan menuju masjid meski jauh, dan berucap “Aduh mengapa tidak lebih jauh” timbul penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih indah.

"Begitulah besarnya pahala menuju masjid untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah, shalat subuh berjamaah disaksikan oleh malaikat," sebut Tgk Sri Darmawan. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image