Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Cerpen: Nasihat Ibu

Sastra | Wednesday, 25 May 2022, 12:39 WIB
kasih sayang ibu kepada anak // screenShoot NASEHAT ISLAM TV

 

Nasihat Ibu selalu kupatuhi. Apa pun nasihatnya. Pernah suatu saat, kuutarakan bahwa aku ingin memasuki STM (sekarang SMK), Ibuku hanya berkata: “Duniamu bukan disana”.

Padahal, aku cuma berpikir praktis. Lulus dari STM, bisa buka bengkel speda motor depan rumah. Rencananya, aku akan bermitra dengan sahabatku. Dia yang mengambil jurusan elektronika, tentu bisa membuka servis elektronika. Mulai dari kipas angin hingga televisi.

Lagi-lagi aku mematuhi nasihat beliau. Bahkan ketika kusampaikan maksud paling penting dalam hidupku: ingin menikah dan kusampaikan pula identitas calon, ibu menasihati saat kami usai makan malam.

“Ibu tahu keluarganya. Jodohmu bukan sama dia.”

Lagi-lagi aku tak protes, bahwa kami sudah saling mencintai. Bahwa orangtua dari pihak si gadis juga merestui. Bahwa ... dan seterusnya.

Satu hal yang Ibu restui, saat aku pamit hendak merantau. Beliau cuma berpesan dua hal. Pertama, jangan meninggalkan ibadah. Kedua, cari rezeki yang berkah.

Sepuluh tahun kemudian, aku mendengar gadis yang aku cintai dilamar pejabat darikota sebelah. Pernikahannya pun, berlangsung mewah. Gelaran hajatannya dibuat hingga seminggu. Segala bentuk kesenian setempat diusung.

Setahun setelah menikah ia ditetapkan menjadi Bupati. Mantanku ini memang tipe wanita yang pandai bergaul dengan beragam kalangan. Ia juga cerdas. Aku pun mendengar saat lulus dari perguruan tinggi ia lulus dengan suma cumlaude.

Aku yang tak paham dunia per-jabat-an, sampai membuka wikipedia. Jujur karena rasa penasaranku tentang naiknya dia jadi pejabat. Bupati, tulis wikipedia, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia adalah sebutan untuk kepala daerah tingkat kabupaten. Seorang bupati sejajar dengan wali kota, yakni kepala daerah untuk daerah kotamadya. Pada dasarnya, bupati memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati merupakan jabatan politis (karena diusung oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.

“Hebat juga ya dia?” pikirku. Rasa berkecamuk bergolak di dada. “Seandainya, dia jadi milikku.”

***

Iseng menonton tayangan televisi, karena aku sangat jarang nonton, terkesima aku melihat yang ada berita tersebut.

Nita Ruscin, Bupati daerah Makmur terkena OTT (Operasi Tangkap Tangan)di sebuah hotel berbintang, dalam kasus suap 5 kepala desa.

Terkesiap aku, menonton tayangan itu. Apalagi ketika ia digiring dengan rompi oranye oleh petugas KPK kesebuah mobil. Aku ingat caranya melenggang saat berjalan. Raut mukanya, yang selalu mengembangkan keanggunan cantiknya.

Aku bahkan masih ingat, dengan tuturnya yang selalu mengingatkan, bahwa nama NITARUSCIN itu ada maknanya.

Nita itu Wanita Rus itu yang harus, Cin berarti kamu cintai.”

Saat itu di langit bulan baru sepotong irisan semangka. Kami yang duduk di taman rumahnya yang luas, menangkap suasana romantis itu. Semilir angin, temaram lampu, dan kesunyian terasa mengabadikan waktu.

Aku tiba-tiba teringat dan berpikir akan nasihat Ibu. Inikah yang sudah diprediksi Ibu, bahwa Nita bukan jodohku?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image