Belajar Gigih dari Sosok Wayang Bambang Ekalaya
Sejarah | 2022-05-25 06:35:12Dalam tradisi pewayangan kita tentu kenal dengan Arjuna putra Pandu, ia adalah kesatria Hastinapura yang memiliki kepiawaian dalam memanah. Tentu ia berguru pada Guru Durna atau Drona. Di mana Arjuna dapat mewarisi ilmu memanah yang bernama Danuweda dari Gurunya tersebut.
Layaknya seorang murid yang dapat menguasai ilmu dar gurunya, Arjuna menjadi ksatria tak tertandingi dalam memanah. Hal inilah yang membuat Durna bangga kepada Arjuna. Di samping itu ia juga dapat menjaga marwah keturunan Pandu yang dikenal dengan Pandawa Lima itu.
Di sela-sela latihan ternyata ada seseorang pangeran dari suku pemburu atau Nishada yang bernama Ekalaya atau Bambang Ekalaya. Ia sangat ingin sekali belajar ilmu memanah yang bernama Danuweda. Akhirnya ia menemui sang Guru Drona, karena hanya ia yang menguasai llmu memahah tersebut.
Akan tetapi, sang Guru Drona yang sudah berjanji hanya akan mengajarkan ilmu memanah kepada satu murid saja yaitu Arjuna, akhirnya sang Guru Drona menolak.
Bukan kurang akal, berkat kegigihannya dan keteguhan hatinya untuk belajar, akhirnya Bambang Ekalaya membuat patung menyerupai Guru Drona dan belajar memanah dengan gigih di depan patun Drona buatannya itu.
Sampai akhirnya, ia menguasai ilmu memanah yang dimaksud. Lalu ia menemui Guru Drona dan menunjukkan kemampuannya tersebut. Guru Drona Terkejut, lalu ia teringat akan janjinya kepada keluarga Pandawa, bahwa hanya ada satu pemanah sakti mandraguna di muka bumi ini yaitu Arjuna.
Guru Drona mulai khawatir dan menyusun siasat, agar ia tidak terciderai oleh janjinya sendiri. Agar tidak ada matahari kembar, Drona kemudian mengangkat Ekalaya menjadi muridnya, dengan satu syarat setelah ia diangkat menjadi murid, ia harus mematuhi segala perintah dan permintaan Gurunya tersebut.
Senang bukan kepalang, Ekalaya yang mendambakan menjadi murid dari Guru Drona akhirnya terwujud. Namun, ia tidak menyadari bahwa kebahagiaanya itu akan segera pupus. Ketika sang Drona meminta Ekalaya untuk memotong ibu jari tangan kanannya. Dengan anggapan bahwa ketika ibu jari tangannya putus maka Ekalaya tidak akan lagi bisa memanah.
Dengan penuh kesedihan, namun ia trikat oleh janjinya, akhirnya Ekalaya memotong ibu jari tangan kananya, sembari berjanji bahwa suatu saat ia akan membalas dendam sakit hatinya ini dengan ilmu memanah yang ia kuasai akibat kegigihannya, bukan karena Drona.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.